Ketahui Sejumlah Mitos Kesehatan Terkait Lansia yang Sebaiknya Tidak Dianggap Normal
Terdapat sejumlah mitos keseahtan terkait kondisi lansia yang perlu dipahami.
Pada usia senja, banyak mitos kesehatan yang sering dianggap sebagai kebenaran. Mitos-mitos ini sering kali menyesatkan dan dapat mengganggu upaya untuk menjaga kesehatan dan kualitas hidup lansia. Pemahaman yang salah tentang kesehatan di usia lanjut dapat menyebabkan perawatan yang kurang tepat dan menurunkan kualitas hidup seseorang. Berikut ini beberapa mitos umum yang perlu dipahami dan dihindari.
Mitos: Penyakit adalah Hal Normal bagi Lansia
Salah satu mitos yang paling umum adalah anggapan bahwa penyakit merupakan bagian yang tidak terhindarkan dari proses penuaan. Dokter spesialis penyakit dalam konsultan geriatri dari Eka Hospital Bekasi, Kuntjoro Harimurti, menekankan bahwa meskipun risiko penyakit meningkat seiring bertambahnya usia, banyak penyakit yang sebenarnya bisa dicegah atau dikelola dengan baik.
-
Apa saja mitos tentang kolesterol? Banyak anggapan tentang kolesterol yang sebenarnya hanya mitos. Kolesterol merupakan salah satu gangguan kesehatan yang perlu diwaspadai.
-
Kenapa mitos itu tidak benar? Namun, ini adalah mitos yang tidak didukung oleh fakta ilmiah.
-
Mengapa mitos tentang kolesterol berkembang? Berkaitan dengan penyakit ini, ternyata masih banyak mitos tentang kolesterol yang beredar dan dipercaya masyarakat. Padahal beberapa anggapan tentang kolesterol tidak memiliki penjelasan ilmiah yang dapat dipercaya.
-
Mengapa isu hoaks kesehatan banyak ditemukan? Berdasarkan kategori, sejak Agustus 2018 hingga Desember 2023, isu hoaks paling banyak berkaitan dengan sektor kesehatan. Tim AIS Kementerian Kominfo menemukan sebanyak 2.357 isu hoaks dalam kategori kesehatan. Isu yang berkaitan dengan penyebaran Covid-19 masih mendominasi dalam kategori ini. Selain itu ada banyak informasi yang menyesatkan berkaitan dengan obat-obatan dan produk kesehatan.
-
Mengapa mitos ukuran betis wanita dikaitkan dengan kesehatan? Namun, ukuran betis tidak selalu mencerminkan tingkat kebugaran seseorang. Kebugaran fisik melibatkan berbagai faktor, termasuk kekuatan, fleksibilitas, dan daya tahan, yang tidak selalu berkorelasi langsung dengan ukuran betis.
-
Apa itu mitos? Pada umumnya, Cremers mendefinisikan mitos sebagai cerita atau narasi yang berasal dari tradisi lisan dan memiliki unsur magis atau keajaiban.
“Penuaan yang sehat bukanlah tentang bebas penyakit, melainkan tentang kualitas hidup yang baik,” jelas Kuntjoro.
Dengan perawatan yang tepat dan gaya hidup sehat, lansia bisa menjalani hidup dengan sehat tanpa harus menghadapi berbagai penyakit yang sering kali dianggap sebagai hal yang normal.
Mitos: Lansia Tidak Perlu Olahraga
Mitos lainnya yang sering kali disalahpahami adalah bahwa lansia tidak perlu berolahraga. Justru sebaliknya, olahraga sangat penting bagi lansia untuk menjaga kekuatan otot, kesehatan tulang, keseimbangan, serta kesehatan jantung dan otak. Aktivitas fisik yang teratur dapat meningkatkan kualitas hidup dan mengurangi risiko jatuh.
“Berolahraga dan beraktivitas fisik secara teratur juga baik untuk kesehatan mental,” tambah Kuntjoro. Ini menunjukkan bahwa lansia tetap memerlukan aktivitas fisik untuk menjaga kesehatannya secara keseluruhan.
Mitos: Lansia Harus Terus Beristirahat
Istirahat memang penting, namun anggapan bahwa lansia harus terus-menerus beristirahat juga keliru. Kuntjoro menjelaskan bahwa terlalu banyak berbaring justru bisa memperburuk kondisi kesehatan. Lansia tetap memerlukan aktivitas ringan dan sosialisasi untuk menjaga kesehatannya. Aktivitas ringan seperti berjalan kaki atau melakukan pekerjaan rumah tangga yang sederhana bisa membantu menjaga kebugaran dan mencegah berbagai masalah kesehatan yang lebih serius.
Mitos: Semua Lansia Pasti Pikun
Banyak yang percaya bahwa semua lansia pasti mengalami pikun atau demensia. Namun, faktanya tidak semua lansia mengalami penurunan daya ingat atau kemampuan kognitif. Banyak lansia yang tetap memiliki ingatan yang tajam dan kemampuan berpikir yang baik. Faktor-faktor seperti gaya hidup, kesehatan mental, dan stimulasi kognitif yang teratur dapat membantu menjaga kesehatan otak dan mencegah demensia.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Lansia
Kesehatan lansia sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor utama, di antaranya gaya hidup, genetika, dan faktor lingkungan. Menjaga gaya hidup sehat dengan pola makan yang baik, olahraga teratur, dan tidak merokok dapat memberikan dampak positif yang signifikan pada kesehatan lansia.
“Dengan menerapkan pola makan sehat, olahraga teratur, tidak merokok, dan mengelola stres dengan baik, seorang lansia dapat menikmati umur panjang serta badan yang sehat,” kata Kuntjoro.
Genetika juga memainkan peran penting dalam kesehatan seseorang di usia lanjut. Meskipun faktor genetik dapat meningkatkan risiko terkena penyakit tertentu, gaya hidup yang sehat dapat membantu mengurangi dampak negatifnya. Selain itu, faktor lingkungan seperti kualitas udara, paparan bahan kimia, dan akses terhadap layanan kesehatan juga memengaruhi kesehatan lansia.
Kendalikan Kondisi Medis yang Sudah Ada
Penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung dapat memengaruhi kesehatan di usia tua, namun dengan pengelolaan yang tepat, kondisi tersebut dapat dikendalikan agar tidak menimbulkan komplikasi serius.
“Kesehatan di usia tua sangat bergantung pada gaya hidup dan perawatan yang tepat,” tegas Kuntjoro. Dengan menjaga kesehatan sejak dini dan melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin, lansia dapat menikmati masa tua yang aktif dan berkualitas.