Mengontrol Faktor Risiko Bisa Bantu Cegah Penyakit Jantung Koroner
Merdeka.com - Terjadinya penyakit jantung pada seseorang bukanlah sebuah akhir dunia. Pada mereka yang memiliki penyakit jantung koroner, asalkan bisa mengontrol faktor risiko, masalah kesehatan ini bisa dicegah.
Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Dr. dr. Iwan Dakota, Sp.JP(K), MARS mengatakan penyakit jantung koroner dapat dicegah dengan cara mengontrol faktor-faktor risiko pada individu.
Iwan menjelaskan, penyakit jantung koroner disebabkan karena adanya penyempitan pada pembuluh darah jantung (koroner). Penyempitan tersebut, imbuhnya, tidak terjadi begitu saja melainkan terdapat proses yang panjang yang disumbang dari faktor risiko.
-
Bagaimana cara mencegah penyakit jantung? 'Penyakit tidak menular ini tidak disebabkan oleh penularan melalui virus, bakteri, atau sejenisnya, melainkan lebih dipengaruhi oleh tiga aspek utama, yaitu faktor genetik, lingkungan, dan perilaku,' jelasnya.
-
Bagaimana cara melindungi jantung dari berbagai masalah? Penelitian terbaru menunjukkan bahwa delapan kebiasaan sehat dapat membantu melindungi jantung dari berbagai masalah dan menurunkan risiko kematian, bahkan bagi mereka yang secara genetik cenderung mengalami penuaan yang lebih cepat.
-
Siapa yang harus memulai pencegahan penyakit jantung koroner? Pencegahan penyakit jantung koroner sebagai silent killer perlu mulai dilakukan sejak usia 35 tahun. Penyakit jantung koroner merupakan salah satu penyebab utama kematian di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Pencegahan sejak dini sangat penting untuk mengurangi risiko terjadinya penyakit ini.
-
Bagaimana cara mencegah serangan jantung? Untuk mencegah risiko serangan jantung mendadak, Dani menyarankan agar orang yang memiliki riwayat penyakit jantung dalam keluarga atau sering mengalami tanda fisik seperti pingsan atau nyeri dada untuk memastikan kondisi kesehatan jantung mereka melalui pemeriksaan laboratorium atau rekam jantung.
-
Apa saja yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan jantung? Selain itu, umumnya dianjurkan untuk melakukan aktivitas fisik atau berolahraga sekitar 20–30 menit setiap hari untuk menjaga kesehatan jantung.
-
Apa penyebab utama penyakit jantung koroner? Penyakit ini terjadi ketika pembuluh darah koroner, yang bertugas mengalirkan darah kaya oksigen ke jantung, mengalami penyempitan akibat penumpukan plak yang dikenal dengan sebutan plak aterosklerosis. Penyempitan ini akan mengurangi aliran darah menuju otot jantung, sehingga pasien dapat merasakan gejala seperti nyeri dada (angina pektoris) atau sesak napas.Dalam kondisi yang lebih serius, pasien bisa mengalami serangan jantung atau bahkan kematian mendadak.
“Kalau ada penyempitan (di pembuluh darah jantung) seperti ini, berarti ada penyebab, ada faktor risiko. Faktor risiko itulah yang harus kita kontrol,” kata Direktur Pusat Jantung Nasional Harapan Kita itu beberapa waktu lalu dilansir dari Antara.
Lebih lanjut, ia menyebutkan faktor-faktor risiko tersebut antara lain memiliki tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, kebiasaan merokok, serta penyakit kencing manis. Sejumlah faktor risiko inilah yang dapat dikontrol.
“Bagaimana mencegahnya? Kalau dia ada darah tinggi, tekanan darahnya harus dikontrol, diturunkan. Kalau kolesterolnya tinggi, kolesterolnya diturunkan. Kalau dia ada penyakit kencing manis, gulanya harus dikontrol, baik dengan obat maupun dengan diet. Itu yang dapat kita kontrol,” katanya.
Namun, ada pula faktor risiko yang tidak dapat diubah, yaitu pengaruh dari keturunan atau genetik. Iwan mengatakan faktor risiko genetik memang sulit untuk dihindari. Biasanya, kata Iwan, seorang laki-laki yang memiliki orang tua penderita penyakit jantung, maka dia berisiko mengalami penyakit jantung sebesar 50 persen.
“Belum ada data yang riil yang bisa kita dapatkan terkait dengan berapa persen yang mempunyai faktor keturunan di Indonesia, belum ada data yang bisa digunakan sebagai patokan. Tetapi di luar itu, di luar faktor risiko genetik, justru yang paling penting faktor risiko lainnya itu yang dapat kita kontrol,” tegasnya.
Ia mengingatkan bahwa penyakit jantung koroner termasuk penyakit yang sangat berbahaya karena dapat menyebabkan kematian mendadak. Bahkan, tercatat menjadi penyebab kematian nomor satu di dunia.
Menurut Iwan, kematian mendadak tersebut terjadi karena masih banyak orang yang tidak menyadari bahwa dirinya mengidap penyakit jantung koroner. Masyarakat seharusnya bisa lebih mengenali tanda-tanda dan terutama pencegahan penyakit jantung koroner.
Ia menganjurkan agar masyarakat melakukan skrining untuk mendeteksi tanda-tanda penyakit jantung ketika seseorang menginjak usia 40 tahun sebanyak minimal satu tahun sekali. Bahkan, imbuh Iwan, disarankan dimulai dari usia muda mengingat saat ini terdapat kecenderungan pasien-pasien muda dengan serangan jantung.
Lebih jauh, ia juga menganjurkan agar masyarakat memodifikasi gaya hidup sehat, terutama bagi yang sebelumnya cenderung memiliki gaya hidup tidak aktif atau kurang bergerak.
Selain itu, gaya hidup sehat lainnya juga termasuk menerapkan pola makan dengan gizi seimbang, tidak memakan junkfood, menghindari makanan kolesterol tinggi, menjaga berat badan ideal, serta menghindari stres. Kemudian, lakukan olahraga ringan aerobik, seperti jalan kaki santai atau tidak terlalu cepat minimal selama 30 menit secara terus-menerus (continuous).
“Olahraga yang paling direkomendasikan adalah aktivitas olahraga ringan aerobik. Jalan kaki. Bukan lari. Kalau aktivitas aerobik akan memperbaiki, kira-kira, fungsi jantung. Tetapi, kalau dia lari atau aktivitas lain yang cepat, ya, itu justru dia bukan memperbaiki otot jantung,” tandasnya.
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Cara mencegah serangan jantung yang penting diketahui semua orang dari segala usia.
Baca SelengkapnyaHenti jantung mendadak adalah kondisi berbahaya yang bisa terjadi tiba-tiba. Kenali risikonya dan mulailah menjaga kesehatan jantungmu dari sekarang
Baca SelengkapnyaPencegahan penyakit jantung koroner sebagai silent killer perlu mulai dilakukan sejak usia 35 tahun.
Baca SelengkapnyaPada pasien hipertensi, dokter menyarankan untuk konsumsi obat hingga tekanan darah normal.
Baca SelengkapnyaPenyebab serangan jantung di usia 60 tahun ke atas perlu diwaspadai. Usia 60 tahun ke atas memiliki kerentanan yang lebih tinggi terhadap serangan jantung.
Baca SelengkapnyaAda kriteria tertentu pada seseorang penderita penyakit jantung koroner yang memerlukan pemasangan ring
Baca SelengkapnyaSerangan jantung dikenal sebagai penyakit yang menyerang lansia. Namun kini, orang yang lebih muda pun berisiko tinggi akibat pola hidup yang tidak sehat.
Baca SelengkapnyaSejumlah kebiasaan sehat terhadap jantung bisa membantu kita dalam memperpanjang usia.
Baca SelengkapnyaPada saat ini semakin banyak anak muda di usia-20an yang mengalami penyakit jantung.
Baca SelengkapnyaBanyak mitos penyakit jantung yang tidak memiliki bukti penjelasan logis.
Baca SelengkapnyaBagi pasien penyakit jantung, konsumsi kuning telur masih diperbolehkan asal dengan jumlah yang tidak berlebihan.
Baca SelengkapnyaDokter spesialis jantung membeberkan alasan anak muda banyak terserang penyakit jantung
Baca Selengkapnya