Peneliti menemukan manfaat yang ada pada tinja manusia
Merdeka.com - Apa yang terlintas di pikiran anda jika mendengar kata tinja? Tentu saja adalah hal yang kotor, menjijikkan, dan tidak ada manfaatnya bukan? Namun baru-baru ini ada sebuah penemuan yang mendapati kalau tinja manusia mempunyai manfaat.
Sebuah penelitian di Jerman, yang salah satunya beranggotakan seorang periset asal Indonesia, mencari manfaat tinja atau kotoran manusia.
-
Mengapa penemuan ini penting untuk ilmuwan? Hal ini memungkinkan peneliti untuk melihat perkembangan embrio pada minggu-minggu awal secara mendalam.
-
Mengapa penemuan ini penting? 'Penemuan luar biasa ini terus mencengangkan kami. Buah-buahan yang diawetkan dengan sempurna yang dipetik dan disiapkan lebih dari 250 tahun yang lalu ini memberikan kesempatan yang sangat langka untuk berkontribusi pada pengetahuan kita tentang lingkungan abad ke-18, kuliner perkebunan, dan asal muasal masakan Amerika,' jelas kepala arkeolog Mount Vernon, Jason Borough.
Dari tinja, katakanlah satu kota berpenduduk 1 juta orang dapat dihasilkan: 1.200 ton Nitrogen, 170 ton Fosfor, 330 ton Potassium per tahun. Di Universitas Bochum di Jerman, manfaat tinja manusia ini diteliti dan dibuat menjadi pupuk organik untuk sektor pertanian.
Fadli Mustamin bersama para rekannya yang tergabung dalam tim peneliti kerja sama universitas Bochum dan Universitas Bonn, International Water Management Institute di Srilanka, meneliti manfaat gabungan lumpur tinja dan sampah organik untuk pupuk organik. Proyek ini didanai oleh Kementerian untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan Jerman, BMZ.
Metode yang paling umum dan terjangkau adalah melalui pengomposan tinja dan sampah organik untuk dijadikan pellet. Pengomposan yang menghasilkan panas hingga 71°C, efektif membunuh patogen. Pengomposan itu dilakukan di Srilanka dan dan pellet-nya dibawa ke Bochum.
Di Bochum, Fadli mempersiapkan tanah yang akan dicampur pellet. Adapun, pellet itu 70 persennya adalah tinja manusia dan 30 persennya sampah organik. Untuk mengukur kadar karbon dioksidanya, pellet akan diberi bahan tambahan seperti kalium hidroksida.
Melalui proses inkubasi selama 50 hari, para peneliti mengetahui berapa kadar jumlah karbon dioksida yang dihasilkan dari proses pernapasan mikroorganisme selama 50 hari. Semakin banyak karbon dioksida yang dihasilkan, semakin aktif microorganisme, maka semakin subur tanah itu.
Sektor agraria selama ini banyak tergantung pada pupuk kimia yang harganya tidak murah. Selain itu pemakaian pupuk kimia secara berlebihan dapat mengakibatkan penurunan kesuburan tanah dan pencemaran lingkungan. Jika penelitian Fadli berhasil, bukan tidak mungkin ini dapat bermanfaat bagi penyediaan pupuk organik di Tanah Air.
Penemuan ini tentu membanggakan bagi Indonesia. Karena ada anak bangsa yang bisa menemukan hal yang berguna bagi banyak orang. Para penemu pun menyatakan kalau ini bisa menjadi solusi bagi negara-negara yang mempunyai kendala dalam pengolahan limbah sanitasi.
Sumber: Liputan6.com (mdk/mg2)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Temuan dan hasil inovasi sejumlah warga negara Indonesia ini mendapatkan pengakuan ilmiah di kancah internasional.
Baca SelengkapnyaEco Enzyme itu punya banyak nilai manfaat nilai manfaat seperti digunakan untuk disinfektan, sabun mandi, pembersih rumah, dan cairan pestisida.
Baca SelengkapnyaBerikut penemuan-penemuan unik yang disebut bisa selamatkan dunia.
Baca SelengkapnyaSelain sampah plastik, bahan-bahan yang perlu disiapkan untuk membuat inovasi itu antara lain semen, pasir, dan oli.
Baca SelengkapnyaKeberadaan TPS ini menjadi sumber rezeki bagi warga setempat.
Baca SelengkapnyaSebanyak 98 persen sampah di Banyumas berhasil dikelola menjadi sesuatu yang berharga dan bernilai jual tinggi.
Baca SelengkapnyaHarga biogas kaleng hasil inovasi Sugiyono lebih murah dibandingkan dengan gas pada umumnya.
Baca SelengkapnyaAlumnus Fakultas Biologi UGM, Rania Naura Anindhita, menyulap air lindi (cairan yang keluar dari sampah) menjadi sesuatu yang bernilai guna.
Baca SelengkapnyaAjang IPITEX atau juga dikenal dengan Thailand Inventor’s 2024 digelar di Bangkok 2-6 Februari 2024
Baca SelengkapnyaKini tak perlu pusing dengan keberadaan limbah rumen
Baca SelengkapnyaBeberapa produk yang dihasilkan rupanya memiliki nilai ekonomi yang tinggi, seperti jam dinding hingga mainan wayang plastik.
Baca SelengkapnyaBerawal dari protes warga, rumah potong hewan di Cilegon ini sulap limbah jadi pupuk organik.
Baca Selengkapnya