Tidak Selalu Berupa Kanker, Berikut Sejumlah Hal yang Bisa Menyebabkan Benjolan di Payudara
Benjolan yang muncul pada payudara wanita tidak melulu disebabkan oleh kanker payudara.
Tidak Selalu Berupa Kanker, Berikut Sejumlah Hal yang Bisa Menyebabkan Benjolan di Payudara
Pada saat muncul benjolan di payudara, hal pertama yang disangka terjadi adalah kanker. Padahal, sejumlah hal ternyata juga bisa memunculkan benjolan ini.
Payudara wanita bisa mengalami berbagai perubahan seiring waktu dan perkembangan wanita. Dalam beberapa kasus, benjolan atau pembengkakan dapat muncul di payudara. Meskipun kondisi ini tentu tidak biasa, ada kemungkinan bahwa benjolan tersebut bukanlah kanker.
Menurut American Cancer Society, ada beberapa jenis benjolan dan pembengkakan di area payudara yang tidak dapat dianggap sebagai kanker. Dilansir dari Boldsky, berikut sejumlah hal selain kanker yang bisa menyebabkan benjolan di payudara.
-
Apa ciri benjolan kanker payudara? Benjolan tersebut bisa dirasakan namun tidak bisa lihat secara langsung. Namun ada ciri-ciri spesifik benjolan yang wajib dicurigai sebagai benjolan kanker payudara yaitu:- Tekstur permukaan benjolan tidak rata dan cenderung lunak namun sedikit agak keras.- Benjolan melekat erat pada payudara dan tidak dapat bergeser-geser.- Jumlah benjolan yang muncul biasanya hanya satu.
-
Apa yang bisa menyebabkan benjolan pada payudara setelah menyusui? Terkadang, benjolan dapat muncul setelah ibu berhenti menyusui, yang bisa disebabkan oleh ASI yang menggumpal atau adanya potensi tumor.
-
Apa gejala utama kanker payudara? Benjolan sering kali menjadi salah satu gejala yang dilaporkan oleh pasien kanker payudara. Namun, penting untuk dicatat bahwa keberadaan benjolan tidak selalu berarti adanya kanker payudara.
-
Kenapa kanker payudara berbahaya? Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker yang paling sering dialami wanita selain kanker serviks. Bahkan, kanker ini cukup ganas dan berisiko kematian.
-
Apa penyebab umum dari benjolan di leher? Beberapa penyebab umum yang mungkin terjadi antara lain infeksi, pembengkakan kelenjar getah bening, atau kondisi medis yang lebih serius seperti tumor.
-
Makanan apa yang bisa tingkatkan risiko kanker payudara? Penggunaan daging merah lebih dari 150 gram setiap hari secara terus-menerus dapat meningkatkan risiko kanker payudara hingga 10 persen.
Lobular Carcinoma In Situ (LCIS)
LCIS adalah suatu penyakit payudara yang melibatkan pertumbuhan sel yang berlebihan di dalam saluran atau kelenjar susu (lobulus) dalam payudara.
Biasanya, kondisi ini tidak menyebabkan benjolan, tetapi seringkali didiagnosis ketika seorang wanita mengalami masalah kesehatan lain yang terkait dengan payudara. Wanita dengan LCIS memiliki risiko 7 hingga 12 kali lebih tinggi untuk mengembangkan kanker payudara invasif di kedua payudara mereka. Oleh karena itu, penting untuk melakukan pemeriksaan diri dan mengikuti prosedur medis yang tepat untuk mengatasi kondisi ini.
Mastitis
Mastitis adalah peradangan pada payudara yang umumnya disebabkan oleh infeksi. Biasanya, kondisi ini terjadi pada wanita yang sedang menyusui.
Infeksi ini dapat menyebabkan payudara menjadi merah dan terasa hangat saat disentuh. Mastitis biasanya hanya memengaruhi satu payudara dan dapat didiagnosis berdasarkan gejala yang muncul serta hasil pemeriksaan payudara. Kondisi ini dapat diobati dengan antibiotik dan biasanya tidak meningkatkan risiko kanker payudara.
Fibrosis dan Kista
Benjolan di payudara sering kali berkembang menjadi fibrosis dan kista yang bersifat non-kanker. Kondisi ini paling sering terjadi pada wanita usia subur, tetapi sebenarnya dapat mempengaruhi wanita dari segala usia.
Fibrosis dan kista dapat muncul di berbagai bagian payudara, baik di satu payudara maupun keduanya sekaligus. Gejalanya dapat berupa nyeri, bengkak, atau ketidaknyamanan. Kondisi ini dapat didiagnosis melalui biopsi dan umumnya tidak berbahaya.
Fibroadenoma
Fibroadenoma adalah tumor non-kanker pada payudara yang cukup umum terjadi. Tumor ini terdiri dari jaringan ikat (stroma) dan jaringan kelenjar.
Kondisi ini seringkali muncul pada wanita usia 20-an dan 30-an. Benjolan fibroadenoma terasa seperti kelereng di dalam payudara dan beberapa bahkan terlalu kecil untuk bisa dirasakan dengan tangan. Tumor ini seringkali dapat menyusut tanpa perawatan khusus, namun sebaiknya diuji lebih lanjut melalui biopsi untuk memastikan bahwa benjolan tersebut adalah fibroadenoma.
Hiperplasia
Hiperplasia di payudara terjadi ketika sel-sel yang melapisi kelenjar susu tumbuh berlebihan di dalam payudara. Ada dua jenis hiperplasia, yaitu hiperplasia duktus dan hiperplasia lobular.
Kondisi ini biasanya tidak menyebabkan benjolan dan jaringan yang mengalami hiperplasia dapat diangkat melalui prosedur operasi jika diperlukan. Penting untuk memahami bahwa tidak semua jenis hiperplasia meningkatkan risiko kanker payudara.
Nekrosis Lemak dan Kista Minyak
Kondisi ini terjadi ketika area jaringan lemak di dalam payudara rusak akibat cedera. Kondisi ini lebih sering terjadi pada wanita dengan payudara besar.
Benjolan yang muncul biasanya tidak terasa sakit ketika disentuh, tetapi kulit di permukaan benjolan dapat tampak memar, merah, atau lebih tebal. Nekrosis lemak dan kista minyak termasuk dalam kategori benjolan yang tidak berbahaya dan umumnya tidak memerlukan pengobatan. Mereka juga tidak meningkatkan risiko kanker payudara.
Adenosis
Adenosis adalah kondisi payudara non-kanker di mana kelenjar penghasil cairan susu membesar dan jumlah kelenjar tersebut lebih banyak dari biasanya.
Kondisi ini seringkali terjadi pada wanita yang juga mengalamifibrosis atau kista di payudaranya. Wanita dengan adenosis biasanya tidak memerlukan perawatan khusus dan kondisi ini juga tidak meningkatkan risiko kanker payudara.
Tidak semua benjolan pada payudara adalah tanda kanker. Ada berbagai kondisi non-kanker yang dapat menyebabkan benjolan tersebut.