Rekam Jejak Alex Pastoor Sebelum jadi Asisten Pelatih Timnas Indonesia, Sukses di Almere City
Alex Pastoor selalu meninggalkan tim yang ditanganinya dalam waktu kurang dari tiga tahun sebelum bergabung sebagai asisten Kluivert di timnas Indonesia.
Timnas Indonesia kini berada di bawah kepemimpinan Patrick Kluivert mulai tahun 2025. Selain Kluivert, timnas juga mendapatkan dukungan dari staf pelatih asal Belanda, termasuk Denny Landzaat dan Alex Pastoor yang akan berperan sebagai asisten pelatih. Kedua asisten Patrick Kluivert ini memiliki daya tarik tersendiri. Contohnya, Landzaat yang memiliki darah Maluku dan diketahui cukup mahir berbahasa Indonesia. Sementara itu, Alex Pastoor menjadi sorotan karena dianggap sebagai otak utama dalam strategi kepelatihan Kluivert di timnas. Jika dibandingkan dengan Kluivert, Pastoor memiliki pengalaman yang lebih luas dalam melatih. Pria berusia 58 tahun ini telah berkecimpung dalam dunia kepelatihan sejak tahun 2001.
Menariknya, dalam perjalanan kariernya, Pastoor tidak pernah bertahan lama di setiap tim yang dia latih. Rata-rata, dia hanya melatih selama dua tahun. Tim AFC' 34 menjadi yang terlama dipegangnya, yakni selama tiga tahun. Selain itu, terdapat lima tim lain yang hanya dilatihnya selama dua tahun. Karier kepelatihan Pastoor dimulai ketika dia dipercaya untuk menangani tim junior AZ Alkmaar pada musim 2001/2002. Setelah itu, dia menjabat sebagai pelatih kepala tim amatir lokal, AFC' 34. Tiga tahun kemudian, Pastoor ditunjuk sebagai pelatih tim reserve Fenerbahce pada musim 2005/2006. Selanjutnya, dia beralih ke SC Heerenveen untuk mendampingi Gertjan Verbeek sebagai asisten pelatih.
Gantikan Van Basten
Pastoor menjalani karier di Heerenveen dari tahun 2006 hingga 2008 sebelum beralih menjadi pelatih tim junior Feyenoord Rotterdam untuk musim 2008/2009. Tim Excelsior menjadi klub profesional pertama yang memberikan kepercayaan kepada Pastoor sebagai pelatih kepala pada bulan Juli 2009. Selama dua tahun bersama Excelsior, Pastoor menunjukkan kinerjanya sebelum akhirnya direkrut oleh NEC untuk menggantikan Wiljan Vloet. Namun, pada bulan Agustus 2013, ia dipecat akibat hasil buruk yang didapat NEC di awal musim tersebut.
Setelah pemecatan itu, Pastoor tidak membutuhkan waktu lama untuk mendapatkan pekerjaan baru sebagai pelatih Slavia Praha pada bulan Maret 2014. Namun, ia tidak bertahan lama di Praha. Pada musim panas 2014, ia kembali ke AZ sebagai asisten pelatih. Kejadian tak terduga terjadi ketika pelatih utama Marco van Basten harus mundur karena masalah kesehatan, dan Pastoor diangkat menjadi caretaker. Meskipun demikian, Pastoor mengambil langkah berani dengan menolak untuk memperpanjang kontrak yang hanya ditawarkan selama sembilan bulan. Akibatnya, AZ memutuskan untuk memecatnya.
Raih Kesuksesan di Almere City
Sparta Rotterdam merekrut Pastoor pada musim dingin tahun 2015. Namun, masa jabatannya di Sparta tidak berlangsung lama. Pada bulan Desember 2017, klub tersebut memutuskan untuk berpisah dengan Pastoor setelah mereka terpuruk di posisi terbawah klasemen Liga 2 Belanda. Setelah berpisah dari Sparta, Pastoor tidak memiliki pekerjaan hingga Maret 2019, ketika ia diangkat sebagai pelatih klub Austria, SCR Altach. Sayangnya, ia harus menghadapi kenyataan pahit ketika dipecat oleh SCR Altach pada Februari 2021.
Setelah pemecatannya, Pastoor mendapatkan kesempatan baru sebagai pelatih kepala di Almere City pada bulan Desember 2021. Di bawah kepemimpinannya, Almere berhasil meraih tiket promosi ke Eredivisi Belanda untuk pertama kalinya dalam sejarah klub pada musim 2022-2023. Namun, kebersamaan Pastoor dengan Almere City harus berakhir ketika ia ditunjuk oleh PSSI untuk menjadi asisten pelatih Kluivert pada Januari 2025 ini. Dengan demikian, perjalanan Pastoor di dunia kepelatihan menunjukkan berbagai liku-liku yang penuh tantangan.