Balap Kuda Tradisional Jeneponto, Hiburan Rakyat Sejak Zaman Kerajaan Gowa
Merdeka.com - Melaju bersama angin, kuda-kuda Jeneponto ini melintas di jalur berpasir dan becek bekas hujan semalam. Bukan sebuah turnamen kejuaraan, namun hanya sebatas hiburan rakyat. Keseruan balap kuda tradisional ini sudah menjadi tradisi bagi warga masyarakat Desa Kampala, Kecamatan Arungkeke, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan.
Tradisi balap kuda bermula dari zaman kerajaan Gowa yang sudah akrab dengan hewan kuda sebagai moda transportasinya. Keakraban masyarakat kerajaan Gowa juga terbukti bahwa kuda dijadikan sebagai hewan peliharaan. Yang pada waktu luang menjadi hiburan mereka di arena pacuan kuda.
Kearifan lokal ini kemudian secara turun temurun dipertahankan sebagai bukti kebiasaan atau budaya masyarakat Jeneponto.
-
Kenapa orang berhobi berkuda? Menurut informasi yang ditemukan di Halodoc, berolahraga berkuda memiliki beberapa keunggulan yang signifikan dan berdampak positif pada kesehatan fisik dan mental individu. Manfaatnya mencakup peningkatan kekuatan otot, perbaikan postur tubuh, serta pengurangan tingkat stres.
-
Apa yang dilakukan kuda ngedul itu? Dina hiji poe si kuda teh dibawa ka kota ku abdul, rek dagang uyah dua karung. eta karung teh terus ditalian dina tonggong kuda. Di tengah jalan jalan si kuda ngedul teh ngagejeburkeun maneh kana walungan.
-
Dimana kejuaraan panahan berkuda diadakan? Tim pemanah berkuda Indonesia dari Indonesia Equestrian Archery (IEA) berhasil meraih Juara III pada kompetisi panahan berkuda yang digelar oleh Asian Horseback Archery Federation di Kazakhstan pada 14-18 Apri 2024.
-
Dimana kerangka kuda itu ditemukan? Para ahli arkeologi menemukan kerangka kuda dengan potongan logam perunggu di dalam mulut dari periode Urartian di kasil Van Çavuştepe.
-
Dimana patung kuda itu ditemukan? Ratusan barang tersebut telah ditemukan di dalam gua tersebut bersama sejumlah tulang binatang dan potongan gading, termasuk manik-manik yang dicat merah dengan oker.
-
Bagaimana Kuda Renggong tampil? Seni Kuda Renggong menampilkan pertunjukan berupa atraksi kuda menari mengikuti hentakan musik. Kuda yang diarak biasanya berjumlah tiga sampai empat kuda yang dinaiki oleh pemilik hajatan sunatan. Selain menari, Kuda Renggong biasanya juga akan menampilkan atraksi silat dengan sang pawang.
©2021 Merdeka.com/Saldarsahrim
Tak heran Jeneponto dijuluki sebagai Kota Kuda. Di Kabupaten ini sangat mudah dijumpai hewan kuda serta perlombaan pacuan kuda. Bermula dari perlombaan tradisional hingga diangkat oleh pemerintah setempat dalam ajang pacuan kuda yang terbuka untuk umum.
Meski begitu, tak dapat mengalihkan bahwa memacu kuda untuk berlari sudah menjadi tradisi masyarakat Jeneponto sedari kecil. Anak-anak turut andil dalam seluk beluk perlombaan pacuan kuda tradisional Jeneponto.
Tak jarang, anak-anak dipilih para pemilik kuda sebagai joki mereka. Anak-anak dilibatkan karena memiliki bobot yang ringan sehingga laju kuda semakin kencang.
©2021 Merdeka.com/Saldarsahrim
Terlepas dari bakat anak-anak Jeneponto yang mahir berkuda, di baliknya ada risiko yang harus ditanggung. Tak heran dalam perlombaan anak kerap jatuh dari kuda bahkan terpental. Kondisi yang sama juga berlaku para joki dewasa. Minimnya peralatan keselamatan membuat risiko cedera seperti memar hingga patah tulang merupakan hal yang biasa.
Faktor perlengkapan seolah bukanlah suatu kewajiban. Bahkan para joki balap kuda tak menggunakan pelana. Bak penunggang handal, mereka dengan mudah mengendalikan kuda hanya dengan seutas tali pada kepala kuda.Sebuah keunikan yang memperlihatkan kuda sebagai hewan yang lekat dengan masyarakat Jeneponto, di saat berbagai pacuan kuda menerapkan keamanan dengan level yang tinggi.
©2021 Merdeka.com/Saldarsahrim
Masyarakat yang menonton juga turut memeriahkan keseruan pacuan kuda tradisional di Jeneponto. Tak ada tribun sebagai tempat duduk untuk memantau laju kuda di kejauhan. Mengatasinya, tua muda, hingga anak-anak rela memanjat pohon untuk mendapatkan view yang lebih jelas.
Budaya tradisi pacuan kuda ini seolah sudah menjadi hiburan masyarakat. Pacuan kuda seperti ini biasa dijumpai pada akhir pekan sebagai sarana rekreasi.
©2021 Merdeka.com/Saldarsahrim
Meskipun para joki menggunakan alat seadanya dalam pacuan kuda ini, mereka terlihat sangat terampil dan semangat melintasi arena pacuan sederhana dengan panjang lintasan sekitar 600 meter yang dibangun oleh warga.
Layaknya sebagai arena berlatih, lapangan pacuan kuda ini sering dipakai penunggang kuda lokal di Jeneponto. Pasalnya, pemerintah setempat telah mengadakan rutinitas pacuan kuda Jeneponto yang digelar satu tahun sekali.
Tentu ada hadiah yang diperebutkan untuk menyabet gelar juara pacuan kuda tradisional di Jeneponto, Sulawesi Selatan.
(mdk/Ibr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pacu Kude, tradisi balap kuda dalam menyambut hari kemerdekaan yang dilakukan masyarakat Aceh Tengah.
Baca SelengkapnyaTradisi ini memiliki atraksi yang serupa ala koboi di Amerika, dengan nuansa kearifan lokal Sunda yang kental.
Baca SelengkapnyaSalah satu tarian tradisional asli masyarakat Suku Kerinci dari daerah Hamparan Rawang ini selalu menghadirkan penampilan yang membuat decak kagum.
Baca SelengkapnyaPotret meriah Gibran diarak keliling kampung pakai Kuda Renggong.
Baca SelengkapnyaTradisi itu juga bisa menjadi potensi wisata karena banyak menyedot perhatian warga.
Baca SelengkapnyaSejarah lomba pacu jalur kebanggaan masyakat Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Provinsi Riau.
Baca SelengkapnyaSebuah karya seni budaya lokal khas Jombang ini telah ada sejak abad ke-19 yang sudah terdaftar dalam Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaPara pemuda-pemudi Kalimantan Timur tampil memukau membawakan Tari Natana Borneo.
Baca SelengkapnyaPermainan ini masih lestari di Kabupaten Bandung Barat
Baca SelengkapnyaDahulu, tarian ini hanya dimainkan oleh kalangan tertentu. Namun kini tarian ini boleh dimainkan oleh masyarakat yang tinggal di luar keraton
Baca Selengkapnya