Gandeng Perusahaan Singapura, Ini Teknologi Baru Pengolahan Sampah di Kota Medan
Merdeka.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Medan terus berupaya menangani masalah sampah yang menjadi salah satu pekerjaan rumah paling besar. Kali ini, Pemkot Medan meluncurkan pilot project penanggulangan dan penanganan sampah domestik di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Terjun, Kelurahan Terjun, Kecamatan Medan Marelan pada Sabtu (3/7).
Pemkot Medan menggunakan teknologi Advanced Land Fill Mining With Material & Energy Recovery (ALFIMER) dari perusahaan Singapura, sebagai sistem pengelolaan di TPA ini yang sebelumnya menggunakan sistem open dumping.
Wali Kota Medan Bobby Nasution berharap, sistem teknologi ALFIMER ini dapat mengatasi permasalahan sampah di TPA Terjun dan mengubah status Medan sebagai salah satu kota terjorok.
-
Bagaimana cara kota medan membersihkan sungai? Dengan berbagai peralatan di antaranya cangkul, garpu, parang, serta mesin pemotong rumput, para aparat Kodim 0201 dan pegawai perangkat daerah Pemkot Medan berbaur melakukan pembersihan.
-
Mengapa Wali Kota Tarakan menekankan pengelolaan sampah? Dalam arahannya, Wali Kota menyampaikan beberapa poin penting terkait pengelolaan sampah demi kenyamanan dan keindahan kota Tarakan melalui program TPS3R.
-
Bagaimana Pemkab Sleman atasi masalah sampah? Pemkab Sleman menetapkan beberapa kebijakan dalam pengelolaan sampah rumah tangga agar semakin dapat terkelola dengan baik.
-
Dimana aksi membersihkan sampah dilakukan? Mereka membersihkan area sekitar 400 meter dari titik awal pembersihan.
-
Siapa yang terlibat dalam pengelolaan sampah? Kelompok Pengelola Sampah Mandiri merupakan kelompok swadaya masyarakat dalam mengelola sampah di tingkat padukuhan yang mulai digencarkan kembali oleh Pemkab Sleman.
-
Bagaimana TPST Kedungrandu mengolah sampah? Sampah itu selanjutnya diproses dengan mesin untuk memilah sampah anorganik atau sampah residu. 'Potensi sampah anorganik sekitar 20 persen, potensi residu sekitar 10 persen. Itu yang dipisahkan di awal dengan mesin conveyor,' ujar Wahidin.
"Kita menargetkan Medan tak lagi menjadi salah satu kota terjorok di Indonesia. Hal ini dengan mengubah sistem pengelolaan tempat pembuangan akhir (TPA) yang selama ini menggunakan sistem open dumping menjadi sistem Sanitary Landfill. Dengan begitu Medan tidak lagi menjadi kota terjorok di 2024," kata Bobby.
Melansir dari unggahan akun Instagram @pemko.medan pada Minggu (4/7), berikut informasi selengkapnya.
Sistem Bio Teknologi
Instagram/@pemko.medan ©2021 Merdeka.com
Bobby mengatakan, karena TPA Terjun tidak bisa diubah ke Sanitary Landfill, maka ALFIMER ini menjadi solusinya. Teknologi ini menggunakan sistem Bio Teknologi.
Dengan teknologi ini, sampah akan bisa ditanggulangi dan diubah menjadi sampah baru dengan biaya murah, ramah lingkungan, teknik sederhana, dan sistem permesinannya yang sangat terjangkau.
"Permasalahan di TPA Terjun sudah terlanjur pakai open dumping harus juga bisa diselesaikan. Ini nggak boleh kita tinggalkan masalah tanpa ada solusinya. Jadi hari ini, bagaimana penyelesaiannya ini bagaimana penumpukan yang hari ini ada bisa kita kurangi tahun ke tahun, waktu ke waktu untuk pemanfaatan yang lebih ekonomis bagi masyarakat ke depan seperti mengubah sampah menjadi pupuk dan cairan sejenis disinfektan," ujarnya.
Manfaat Teknologi ALFIMER
Dari pihak PT Mitra Biosis Ekoteknik (MBE), Muhammad Yani, sebagai pihak yang melakukan pilot projects penanggulangan dan penanganan sampah domestik di TPA Terjun menjelaskan, teknologi ALFIMER ini akan mengurai masalah sampah domestik dengan sistem yang lebih efektif, murah, ramah lingkungan, dan mudah guna. Selain itu, bisa menghasilkan energi alternatif dengan lebih murah dan optimum untuk memproduksi listrik dan bahan bakar."Pengelolaan sampah dengan teknologi ALFIMER ini akan menghilangkan TPA dan terkelola sampah baru serta teratasinya masalah sampah liar. Di sektor kesehatan, lingkungan bersih di sekeliling lokasi TPA dan TPS liar, serta mengurangkan resiko penyakit masyarakat," jelasnya.
Paling Efisien
Sementara itu, Kadis Kebersihan dan Pertamanan Kota Medan H M Husni menjelaskan, pengolahan sampah dengan menggunakan sistem Bio Teknologi ini mampu mengurangi lebih dari 50 persen volume sampah yang diolah dalam 7-14 hari. Hal ini tentu akan membawa dampak signifikan, karena area lahan TPA Terjun yang padat saat ini dapat dimanfaatkan untuk jangka waktu yang lebih lama dan hampir tanpa batas."Proses pengolahan sampah menjadi pupuk dengan menggunakan sistem Bio teknologi memakan waktu 7 sampai 8 hari. Dengan menggunakan sistem Bio Teknologi ini, sudah dihasilkan 14 ton pupuk. Sebab, dari 2 ton sampah akan menghasilkan 1.000 ton pupuk. Sistem Bio Teknologi merupakan yang paling efisien dari pengolahan sampah," ungkapnya. (mdk/far)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Heru Budi Ingin DLH DKI Tiru Singapura, Sampah Jakarta Bisa Dikelola di Laut atau Teluk
Baca SelengkapnyaTPS 3R Tembokrejo, Kecamatan Muncar, Banyuwangi meraih Plakat Adipura.
Baca SelengkapnyaUsul ini mencuat guna menyiasati keterbatasan lahan milik untuk pembuangan dan pengolahan sampah.
Baca SelengkapnyaDapat mengurangi permasalahan sampah, mengurangi pencemaran lingkungan, dan meningkatkan kualitas lingkungan.
Baca SelengkapnyaPusat daur ulang sampah plastik di Medan Belawan memproduksi tiang lampu taman yang berbahan dasar sampah plastik
Baca SelengkapnyaKondisi pembuangan sampah di Jogja makin mengkhawatirkan usai TPST Piyungan ditutup sementara.
Baca SelengkapnyaOIKN menyediakan tempat pembuangan sampah reuse, reduce, dan recycle (TPS3R) dan tempat pengolahan sampah terpadu (TPST).
Baca SelengkapnyaSebelum di Kota Pekanbaru, PTT PP juga telah membangun SPALDT di Palembang dan Makassar.
Baca SelengkapnyaWalaupun masalah sampah belum selesai, namun Sri Sultan HB X optimis kabupaten/kota mampu mengelola sampah secara mandiri
Baca SelengkapnyaPembangunan SPALD-T merupakan komitmen untuk meningkatkan kualitas lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.
Baca SelengkapnyaPengelolaan sampah menjadi tindakan darurat yang harus segera dilakukan
Baca SelengkapnyaFasilitas ini dapat membantu mengurangi emisi karbon yang dihasilkan sektor kelistrikan, khususnya dari PLTU.
Baca Selengkapnya