Mengenal Guru Patimpus, Sosok Pendiri Kota Medan yang Berasal dari Tanah Karo
Merdeka.com - Sosok yang berjasa di daerahnya tentu bakal dikenang. Kota-kota besar yang kita dijumpai saat ini ada karena tidak lepas dari para pejuang dan tokoh daerah. Salah satunya Kota Medan.
Kota ini didirikan oleh seorang tokoh yang berasal dari Tanah Karo. Ia adalah tokoh sekaligus guru. Ada banyak kisah sejarah di balik berdirinya Kota Medan, hingga kini menjadi salah satu kota besar di Indonesia.
Untuk lebih jelasnya, berikut kisah Guru Patimpus, sosok yang berperan penting dalam berdirinya Kota Medan.
-
Siapa yang datang ke Medan? Selain bersilaturahmi, kunjungan kerja (kunker) Komisi II DPR RI yang diketuai Junimart Girsang ini dalam rangka mendengar dan mengetahui kesiapan Pemilu 2024 di Kota Medan.
-
Bagaimana peran influencer dalam pembangunan Medan? Dari keahlian, kreativitas, penguasaan perkembangan teknologi dan sosial media yag teman-teman miliki, akan lebih mudah mendengungkan segala pesan dan harapan-harapan dari masayarakat,“ kata Bobby.
-
Siapa yang memberikan Adipura ke Kota Medan? Menjadi ibu kota Provinsi Sumatera Utara, Kota Medan meraih penghargaan Adipura kategori Kota Metropolitan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia.
-
Apa penghargaan yang diraih Kota Medan? Kota Medan kembali diperhitungkan dalam bidang penanganan kebersihan dan lingkungan hidup setelah belasan tahun absen dalam penghargaan Adipura.
-
Bagaimana sejarah kota tua terbentuk? Setelah berhasil direbut oleh Demak, pelabuhan ini diganti namanya menjadi Jayakarta. Kota ini hanya seluas 15 hektare dan memiliki tata kota pelabuhan tradisional Jawa.
-
Kapan kota kuno itu didirikan? Kota kuno ini diperkirakan didirikan pada akhir abad ke-6 SM dan eksis hingga abad ke-6 Masehi.
Guru Tanah Karo
Youtube Sirulo Multimedia ©2022 Merdeka.com
Melansir dari video di kanal Sirulo Multimedia, Kota Medan adalah kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya. Sebelum menjadi kota metropolitan, kota ini punya kisah sejarahnya sendiri. Konon, penamaan "Medan" berasal dari kata "Madaan" yang berarti menjadi sehat atau lebih baik.
Guru Patimpus, Lahir di Ajijahe, Tanah Karo Simalem, yang berada di dekat Gunung Sibayak. Ia bermarga Sembiring Palawi dan memiliki seorang istri dari pulau Brayan. Masih berkaitan dengan penamaan "Madaan" ini masih ada hubungannya dengan kenyataan bahwa Guru Patimpus adalah seorang tabib. Ia dikenal memiliki keahlian menyembuhkan orang sakit dengan menggunakan obat-obat tradisional Karo.
Guru dalam bahasa Karo berarti seorang yang berilmu. Dan ia memiliki sosok "guru" tersebut. Ia penuh dengan kewibawaan, gagah dan berjiwa patriot.
Sosok yang Dihormati
Youtube BATAK STORYPEDIA ©2022 Merdeka.com
Guru Patimpus dihormati dan disegani berkat jasanya, juga karena kemampuannya mengobati orang sakit. Konon, di wilayah hulu Sungai Deli dan Bubura banyak masyarakat yang terjangkit suatu penyakit, dan Guru Patimpuslah yang mengobati penduduk setempat. Tidak dipungkiri, jika Guru Patimpus sangat dihormati.
Selain mampu mengobati orang sakit dan menjadi tabib di kampung hulu Sungai Deli dan Bubura, beliau juga memiliki keahlian dalam bidang ilmu pengetahuan, ilmu obat-obatan dan ilmu gaib. Sosok Guru Patimpus yang berjasa dan memiliki semangat juang yang tinggi menjadi panutan masyarakat Kota Medan hingga saat ini. Maka dari itu, Pemerintah Kota Medan membuat monumen sebagai bentuk tanda jasa beliau dahulu. Selain itu, nama Guru Patimpus juga dijadikan salah satu nama jalan di Kota Medan.
Namun, Guru Patimpus hingga saat ini masih banyak yang sudah hampir dilupakan. Hanya monumennya saja yang menjadi simbol utama Kota Medan dan untuk mengenai jasa dan semangatnya dahulu.
Cikal Bakal Kota Medan
Youtube Tom Jecky ©2022 Merdeka.com
Ketika Guru Patimpus turun ke dataran rendah, jauh dari tempat tanah kelahirannya untuk berguru kepada "Guru" dan ulama besar, ternyata ia juga memberikan pengaruh kepada masyarakat.
Setelah itu, ia mendirikan sebuah perkampungan yang terletak di hulu dua buah sungai. Lebih tepatnya berada di hulu Sungai Deli dan Sungai Bubura, yang diberi nama Medan. Kemudian, olehnya diberi nama Medan. Inilah cikal bakal Kota Medan yang kita kenal selama ini.
Setelah itu, beliau menikah dengan seorang putri dari pulau Brayan bermarga Tarigan. Setelah menikah, ia tetap menjadi panutan bagi masyarakat.
Guru Patimpus sekarang sudah milik masyarakat Medan. Beliau di makamkan di kawasan Hamparan Perak, Deli Serdang, Sumatra Utara. Penyebab beliau wafat tidak diketahui secara pasti. (mdk/adj)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kota kuno Kotagede dibangun dengan konsep filosofi "Catur Gatra" dengan empat elemen penting yaitu keraton, pasar, alun-alun, dan masjid.
Baca SelengkapnyaIa merupakan tokoh penting dalam sejarah Kota Surabaya.
Baca SelengkapnyaMenurut buku Badan Pusat Statistik (2010) Indonesia memiliki sejarah panjang yang mencakup periode sebelum kemerdekaan. Terutama beberapa kota tertua.
Baca SelengkapnyaMelanchton Siregar resmi menerima gelar Kolonel Tituler pada tahun 1947.
Baca SelengkapnyaTak hanya sebagai pemakaman umum, di makam Bergota Semarang terdapat beberapa makam tokoh pribumi penting pada masanya.
Baca SelengkapnyaOrang-orang pertama yang berjasa mengubah hutan jadi permukiman penduduk merupakan para pendakwah Islam
Baca SelengkapnyaDi Desa Tempuran, Kabupaten Blora, ada sebuah makam keramat milik Mbah Lembu Peteng. Konon dulunya ia adalah seorang prajurit.
Baca SelengkapnyaPenetapan hari lahir itu didasarkan pada pembentukan daerah itu menjadi kabupaten oleh Sultan Hadiwijaya
Baca SelengkapnyaHingga kini, Indonesia memiliki 514 kabupaten/kota yang terdiri dari 416 kabupaten dan 98 kota yang tersebar di seluruh 34 provinsi.
Baca SelengkapnyaSeorang tokoh intelektual, pendidik, penulis, dan tokoh pergerakan asal Minangkabau ini hidup di masa Hindia Belanda dan Orde Lama.
Baca SelengkapnyaPada 2024 ini Kabupaten Kediri berusia 1220 tahun.
Baca SelengkapnyaMakam yang berada di Desa Simpang, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi ini lokasinya sangat dekat dengan aliran Sungai Batanghari.
Baca Selengkapnya