Mencicipi Kue Pinyaram Khas Sumbar, Kudapan Manis untuk Sajian Maulid Nabi
Kue Pinyaram, kuliner manis dan gurih khas Sumatra Barat yang disajikan pada saat Maulid Nabi
Mencicipi Kue Pinyaram Khas Sumbar, Kudapan Manis untuk Sajian Maulid Nabi
Sumatra Barat memiliki kudapan yang bercita rasa lezat dan wajib untuk dicicipi. Bahkan, ada kudapan yang wajib disajikan saat acara penting berlangsung yaitu Kue Pinyaram.
Kue yang satu ini sudah cukup populer di kalangan masyarakat Sumatra Barat. Pinyaram bahkan menjadi oleh-oleh bagi wisatawan.
Kudapan manis nan lezat ini biasanya wajib disajikan saat upacara adat di Kabupaten Solok Selatan. Penasaran dengan kudapan manis yang satu ini? Simak rangkumannya yang dihimpun dari beberapa sumber berikut.
Asal Usul Kue Pinyaram
Melansir dari beberapa sumber, kata "Pinyaram" berasal dari istilah bahasa Minangkabau yaitu "Panyiram" yang berakar dari akta "Manyiram" artinya "Menyiramkan" yang proses pembuatan kue tersebut. (Foto: Cookpad)
-
Bagaimana cara memperingati Maulid Nabi di Sumut? Umumnya, umat Muslim di Indonesia memperingati Maulid Nabi dengan berbagai acara. Seperti pengajian, doa bersama, membaca salawat, dan amal saleh lainnya.
-
Kenapa makanan khas penting di Maulid Nabi? Setiap hidangan dalam peringatan Maulid Nabi bukan sekadar makanan, melainkan sarat dengan nilai-nilai keagamaan, kebersamaan, dan filosofi.
-
Apa kuliner khas Sumatera Utara yang populer saat Ramadan? Bubur pedas jadi salah satu sajian kuliner yang kerap diburu masyarakat Sumatra Utara ketika Ramadan saat buka puasa.
-
Bagaimana tradisi Maulid Nabi di Kudus? Gunungan ini kemudian diarak dalam kirab dan didoakan oleh tokoh pemuka agama Islam. Setelahnya, isi dari gunungan tersebut dibagikan kepada warga setempat.
-
Apa itu Cake Sumenep? Cake adalah sejenis makanan pembuka, semacam sop atau capcay. Biasanya disajikan dalam pesta pernikahan sebagai makanan pembuka, yakni sebelum makanan pokok yang biasanya berupa nasi goreng.
-
Kue Lebaran apa yang paling populer di Padang? Arai Pinang atau yang dikenal dengan nama Ladu Arai atau Bainai. Kue tradisional dari Minang ini sangat populer di Kota Padang, Sumatera Barat.
Dalam teori lainnya, kata "Panyaram" digunakan sebagai sebutan lain yang berasal dari istilah "Panyarahan" dan "Ramah" yang dalam bahasa Minangkabau berarti hidangan dalam menjamu tamu atau ramah tamah.
Bahan Dasar Beras Hitam
Kue Pinyaram kurang lebih mirip dengan kue cucur, kue ini berbentuk bulat pipih berdiameter 10 cm, berwarna putih atau coklat dipadu dengan rasa yang gurih serta manis yang menggoyang lidah. (Foto: Wikipedia)
Bahan-bahan untuk pembuatan kue ini terdiri dari Gula Pasir atau Gula Aren, Santan, dan Tepung Beras atau Beras Hitam.
Karakteristik dari kue ini adalah pada bagian tengah sedikit lebih tebal karena penumpukan gula dengan rasa legit dan manis.
Ada Dua Jenis Varian
Melansir dari liputan6.com, terdapat dua varian Kue Pinyaram yaitu Pinyaram Putih dan Pinyaram Hitam.
Perbedaan keduanya ada di bagian bahan pembuatannya. (Foto: tourism.solselkab.go.id)
Pinyaram Putih menggunakan beras putih sedangkan Pinyaram Hitam dibuat dari beras hitam.
Namun, seiring berjalannya waktu, Pinyaram pun kini hadir dalam beberapa varian rasa, seperti Durian, Pisang, dan Pandan.
Makanan Upacara Adat
Di Minangkabau, Kue Pinyiram biasa disajikan pada saat upacara adat maupun hari-hari besar, seperti pesta pernikahan, hajatan, doa kematian, Maulid Nabi, dan lebaran.
Secara adat, makanan ini tidak tergolong sebagai kuliner yang sakral, hanya sebatas untuk disajikan dalam upacara adat, namun bisa juga menjadi panganan atau camilan.
Anda pun bisa membuat kudapan manis ini di rumah sebagai hidangan pendamping untuk minum kopi.
Di Sumatra Barat, anda bisa menemukan kudapan ini di sepanjang jalan Padang-Bukittinggi bahkan sebaliknya.