Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mengenal Gotong, Penutup Kepala Bagi Kaum Laki-Laki di Simalungun

Mengenal Gotong, Penutup Kepala Bagi Kaum Laki-Laki di Simalungun Gotong, Aksesoris Tradisional Dari Simalungun. kebudayaan.kemdikbud.go.id ©2023 Merdeka.com

Merdeka.com - Masyarakat Batak tergolong ke dalam beberapa marga, salah satunya Simalungun. Dalam kehidupan adat istiadatnya, Simalungun cukup terkenal dengan aksesoris yang bernama Gotong.

Penggunaan Gotong sendiri khusus digunakan oleh kaum pria Simalungun sebagai salah satu bagian dari kelengkapan pakaian adatnya. Gotong sudah menjadi ciri identitas etnik Simalungun, tak heran jika para laki-laki sedang mengenakan pakaian adat pasti ada aksesoris penutup kepala tersebut.

Meskipun hanya sebagai aksesoris pelengkap pakaian adat, Gotong ternyata memiliki sejarah dan makna yang terkandung di dalamnya.

Orang lain juga bertanya?

Penasaran dengan sejarah dan makna dari penggunaan Gotong khas Simalungun ini? Simak rangkuman selengkapnya yang dihimpun dari beberapa sumber berikut ini.

Sejarah Gotong

Melansir dari buku "Gotong (Penutup Kepala Pria) Khas Simalungun" (2017) karya Harvina, S.Sos, Gotong pada mulanya digunakan sebagai penutup kepala milik laki-laki Simalungun yang hanya berupa Hiou Ragi Panei (sehelai kain tenun) yang dililitkan di kepala.

Pada tahun 1907, ketika pemerintahan kolonial Belanda menduduki Simalungun, bangkitnya industri tekstil sudah semakin terasa. Maka dari itu, kain-kain produksi dari Pulau Jawa ini mulai dipasarkan ke masyarakat Simalungun.

Seiring berjalannya waktu, Gotong juga ikut mengalami perubahan, yang awalnya hanya menggunakan kain tenun kemudian berubah menggunakan kain batik berwarna gelap yang dilengkapi dengan tambahan aksesoris.

Gotong menjadi perwujudan rasa hormat kepada pendatang Jawa di Simalungun. Kain itu pernah menjadi hadiah dari raja di Jawa yang diberikan kepada raja di Simalungun.

Tidak Digunakan Sembarangan

Dalam penggunaannya, Gotong dibedakan menjadi dua, yaitu Gotong Partongah (penutup kepala bangsawan) dan Gotong Paruma (penutup kepala kaum paruma).

Dulunya penggunaan Gotong memiliki tatanan sendiri dan tidak boleh sembarangan. Contohnya tidak diperbolehkan memakai Gotong Partongah bagi rakyat Paruma, Jabolon. Selain itu, Gotong Partongah dan Paruma hanya digunakan pada acara upacara adat maupun perkawinan saja.

Namun pada masa Revolusi Sosial tahun 1946, membuat tatanan kerajaan beserta adat istiadatnya menjadi berantakan. Lenyapnya Istana Simalungun atau Rumah Bolon, kemudian terbunuhnya keluarga bangsawan membuat kewibawaan orang Simalungun menjadi menurun.

Milik Masyarakat Simalungun

Sejak terjadinya Revolusi Sosial, terjadi perubahan yang drastis dalam ketentuan penggunaan aksesoris seperti Gotong Simalungun ini. Konsep Gotong yang dibedakan itu kemudian menghilang akibat tidak ada lagi sistem kerajaan.

Pada tahun 1964, telah disepakati penamaan Gotong Tikkal dan memiliki hiasan berupa doramani, rantei gotong, dan taring harimau.

Dari tahun 1964 itu, penggunaan Gotong bagi kaum laki-laki tidak ada lagi pembagian berdasarkan kelas sosialnya. Sehingga Gotong bisa digunakan oleh siapa saja serta telah menjadi aksesoris tradisional milik masyarakat Simalungun. (mdk/adj)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Mengenal Seraung Topi Kebanggaan Suku Dayak, Memakainya Bikin Hati Ceria
Mengenal Seraung Topi Kebanggaan Suku Dayak, Memakainya Bikin Hati Ceria

Topi warna-warni ini bikin penggunanya makin percaya diri.

Baca Selengkapnya
Busana Keagungan, Ini Makna Pakaian Adat Pakpak dan Perlengkapannya
Busana Keagungan, Ini Makna Pakaian Adat Pakpak dan Perlengkapannya

Pakaian adat dari Pakpak penuh dengan simbol dan tanda keagungan.

Baca Selengkapnya
Mengenal Songket Silungkang, Kain Tradisional yang Jadi Simbol Identitas Masyarakat Minangkabau
Mengenal Songket Silungkang, Kain Tradisional yang Jadi Simbol Identitas Masyarakat Minangkabau

Kerajinan kain tradisional yang satu ini tak hanya sarat dengan makna, melainkan juga menjadi identitas dari masyarakat Sumatera Barat.

Baca Selengkapnya
Awalnya Dikenal untuk Menghangatkan Badan, Ini Fungsi dan Makna Kain Ulos dari Tanah Batak
Awalnya Dikenal untuk Menghangatkan Badan, Ini Fungsi dan Makna Kain Ulos dari Tanah Batak

Kain tenun Ulos menjadi sebuah simbol kerajinan tradisional dari Suku Batak yang sarat makna dan fungsional.

Baca Selengkapnya
Mengenal Gonrang Sipitu-pitu, Alat Musik Tradisional Simalungun yang Penting dalam Upacara Kematian
Mengenal Gonrang Sipitu-pitu, Alat Musik Tradisional Simalungun yang Penting dalam Upacara Kematian

Gonrang Sipitu-pitu salah satu alat musik Tradisional dari Simalungun yang terdiri 7 buah gendang.

Baca Selengkapnya
Uniknya Kuluk Dugan dari Bengkulu, Aksesoris Penutup Tubuh Bagian Atas Wanita
Uniknya Kuluk Dugan dari Bengkulu, Aksesoris Penutup Tubuh Bagian Atas Wanita

Salah satu bagian dari jenis pakaian adat tradisional dari Bengkulu ini berupa kain tenun yang berfungsi sebagai penutup pada tubuh bagian atas wanita dewasa.

Baca Selengkapnya
Mengenal Budaya Sanggul di Indonesia, Penuh Makna dan Sejarah
Mengenal Budaya Sanggul di Indonesia, Penuh Makna dan Sejarah

Sanggul rambut jadi salah satu budaya Indonesia yang fenomenal, ketahui lebih lanjut yuk.

Baca Selengkapnya
Mengenal Orang Piliang, Marga Induk Minangkabau dengan Sub Suku yang Beragam
Mengenal Orang Piliang, Marga Induk Minangkabau dengan Sub Suku yang Beragam

Suku ini merupakan salah satu marga etnis Minangkabau yang masih berkerabat dengan Suku Koto yang membentuk Adat Katumanggungan.

Baca Selengkapnya
Tak Boleh Digunakan Sembarangan, Begini Sakralnya Golok Betawi yang Penuh Filosofi
Tak Boleh Digunakan Sembarangan, Begini Sakralnya Golok Betawi yang Penuh Filosofi

Bagi masyarakat Betawi, golok bukan sekadar senjata tajam, tapi juga punya makna mendalam.

Baca Selengkapnya
Mengenal Kain Dagang Lingga, Aksesori Pelengkap Pakaian Tradisional Melayu di Riau
Mengenal Kain Dagang Lingga, Aksesori Pelengkap Pakaian Tradisional Melayu di Riau

Dalam tradisi Lingga-Riau, kain ini juga menjadi makna simbolis dari norma kesopanan dan kesantunan dalam berpakaian.

Baca Selengkapnya
Mengenal Tari Sigeh Penguten, Kesenian dalam Menyambut Tamu Agung di Lampung
Mengenal Tari Sigeh Penguten, Kesenian dalam Menyambut Tamu Agung di Lampung

Sebuah kesenian tradisional dari Lampung ini pada umumnya kerap ditampilkan ketika pembukaan suatu acara baik formal maupun non formal.

Baca Selengkapnya
Kerajinan Tangan Khas Solo Ini Wajib Diburu Wisatawan, Punya Makna Mendalam Tak Bakal Terlupakan Seumur Hidup
Kerajinan Tangan Khas Solo Ini Wajib Diburu Wisatawan, Punya Makna Mendalam Tak Bakal Terlupakan Seumur Hidup

Selain kuliner, Kota Solo terkenal dengan berbagai kerajinan tangan yang memukau

Baca Selengkapnya