Mengenal Sijagaron, Simbol Kematian dalam Upacara Adat Batak
Merdeka.com - Batak merupakan suku yang terdapat di Sumatera Utara. Masyarakat Batak memang dikenal memiliki adat istiadat yang sangat kuat dan kental. Bahkan, hingga saat ini banyak adat dan tradisi yang masih dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat Batak di daerah ini.
Suku Batak memiliki upacara adat yang beragam, salah satunya adalah upacara kematian. Upacara kematian ini diadakan saat pemakaman seseorang yang meninggal dunia. Dalam upacara ini, ada satu benda yang wajiib untuk disiapkan, yaitu Sijagaron.
Sijagaron merupakan sebuah benda yang dijadikan simbol penting pada acara kematian. Benda ini memiliki nilai filosofis dan makna yang mendalam bagi masyarakat Batak.
-
Kenapa Kujang dianggep sakral? Keberadaannya masih diyakini secara kuat oleh masyarakat bahwa Kujang memiliki pelindung tak kasat mata atau penolak bala dari musuh.
-
Mengapa Gonrang Sipitu-pitu penting dalam upacara kematian? Gonrang Sipitu-pitu memiliki peran penting dalam upacara kematian Sayur Matua.
-
Bagaimana cara menentukan arti kejatuhan cicak? Beberapa bahkan meyakini bahwa jumlah kaki cicak yang masih utuh setelah jatuh dapat menentukan apakah peristiwa yang akan terjadi bersifat positif atau negatif.
-
Kenapa tengkorak serigala diletakkan di makam? “Penutupan galian yang dilakukan perampok itu menarik dan tidak biasa. Beberapa batu ditempatkan di sana, dengan sebuah tengkorak serigala di atasnya.
-
Batu Batikam simbol apa? Lubang yang ada di Batu Batikam itu merupakan simbol dari perdamaian antar suku yang tengah berkuasa pada saat itu.
-
Kenapa burung gagak dikaitkan dengan kematian? Burung gagak seringkali dikaitkan dengan kematian, atau bahkan sekelompok burung gagak pun disebut sebagai 'pembunuhan'. Burung gagak juga selalu dilekatkan dengan pemakaman dan kesuraman, tak lain karena bulunya yang berwarna hitam gelap mirip nuansa di pemakaman. Burung gagak juga memakan bangkai, sehingga sering berkumpul di sekitar bangkai hewan.
Wajib Ada saat Acara Pemakaman Adat Batak
Dilansir dari liputan6.com, Sijaragon adalah tanaman yang dirangkai dengan beberapa benda lain yang digunakan dalam upacara pemakaman. Benda ini bisa dengan mudah ditemui pada saat acara pemakaman yang dilakukan dengan adat Batak. Sijagaron biasanya diletakkan di samping bagian atas peti mati orang yang meninggal.
Hanya Diberikan Kepada Lanjut Usia
Namun, meski benda ini selalu ada saat acara pemakaman, ternyata tidak sembarangan orang meninggal bisa mendapat Sijagaron. Rangkaian tanaman ini hanya bisa diberikan jika orang tersebut meninggal di usia lanjut dan punya banyak keturunan atau dalam istilah Batak “saur matua”.
Simbol Keberhasilan Orang yang Meninggal
Sijagaron memiliki arti 'terpandang'. Dalam hal ini, benda ini merupakan simbol keberhasilan seseorang yang meninggal semasa dia hidup. Keberhasilan itu ditentukan jika semua anak orang yang meninggal itu sudah menikah dan hidup sukses atau disebut jagar.
Isi dari Sijagaron
Menjadi simbol penting bagi masyarakat Batak, membuat Sijagaron ini tidak boleh dibuat dengan sembarangan. Isi dari Sijagaron ini tidak boleh asal dan ada ketentuannya. Sijagaron terdiri dari beragam tanaman, yaitu hariara (ara), silinjuang (sejenis tumbuhan berbatang lurus), daun baringin (beringin), ompu-ompu (bunga bakung), sanggar (ilalang beruas), sihilap (sejenis tumbuhan daun seperti kipas), pilo-pilo (daun enau muda), gambiri (kemiri), eme (padi), dan pira ni manuk (telur ayam).Kemudian semua benda tersebut dirangkai dan ditancapkan ke dalam tumpukan padi dalam ampang atau bakul yang terbuat dari anyaman bambu.
Makna Sijagaron
Masing-masing tanaman yang digunakan dalam Sijagaron ini juga memiliki makna mendalam tentang kehidupan. Daun baringin diartikan sebagai keberhasilan dalam hidup harus memiliki kesatuan keluarga dan masyarakat yang berguna untuk orang banyak.Padi bermakna orang yang meninggal sudah memiliki taraf hidup yang baik, ditandai dengan cukup pangan dan sandang. Ditambah bibit-bibit yang demikian telah diwariskannya kepada anak-cucunya.Kemiri yang mengandung minyak bermakna untuk mencapai taraf hidup yang baik harus memberi arti bagi masyarakat sehingga bisa meresap serta diterima semua pihak. Sementara, sanggar dimaknai sebagai simbol kehidupan yang kerap turun-naik karena berbagai cobaan hidup, tetapi tidak pernah patah.
Dibawa di Atas Kepala Menantu Perempuan
Dalam acara adat pemakaman, Sijagaron ini harus dibawa di atas kepala menantu perempuan keluarga orang yang meninggal. Kemudian dibawa memutari ruangan tiga kali.Begitu acara selesai, padi yang ada di ampang juga bisa disebar di halaman pemilik rumah. Masyarakat Batak percaya, jika padinya tumbuh maka anak dan cucu orang yang meninggal ini akan mendapatkan kesuksesan. (mdk/far)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kain tenun Ulos menjadi sebuah simbol kerajinan tradisional dari Suku Batak yang sarat makna dan fungsional.
Baca SelengkapnyaSang Raja Rahat yang melihat patung Sigale-gale bergerak dengan sendirinya merasa patung itu mirip seperti sang anak.
Baca SelengkapnyaTarian ini konon dipercaya akan merekatkan koneksi antara keluarga yang ditinggalkan dengan roh yang dipanggil oleh Tuhan.
Baca SelengkapnyaMereka masih mempertahankan tradisi ini karena banyak pesan moral yang terkandung di dalamnya.
Baca SelengkapnyaSecara umum geriten hampir mirip seperti bangunan tradisional milik Suku Batak Karo yaitu siwaluh jabu, hanya saja ukuran dari rumah ini lebih kecil.
Baca SelengkapnyaSebuah kesenian tradisional dari Lampung ini pada umumnya kerap ditampilkan ketika pembukaan suatu acara baik formal maupun non formal.
Baca SelengkapnyaBagi masyarakat Betawi, golok bukan sekadar senjata tajam, tapi juga punya makna mendalam.
Baca SelengkapnyaSekaten adalah tradisi Jawa dalam menyambut Maulid Nabi. Yuk, kenali sejarah, makna, dan ritual unik di balik perayaan penuh spiritualitas ini!
Baca SelengkapnyaTradisi ini biasa dilakukan oleh masyarakat Suku Serawai yang ada di Bengkulu yang dilaksanakan pada malam menjelang Idulfitri.
Baca SelengkapnyaGonrang Sipitu-pitu salah satu alat musik Tradisional dari Simalungun yang terdiri 7 buah gendang.
Baca SelengkapnyaOrang Batak Toba percaya bahwa terdapat tradisi Megalitik yang masih berkaitan dengan roh leluhur.
Baca SelengkapnyaKetika seseorang telah pergi untuk selamanya, bagi kelompok Suku Batak Toba orang tersebut layak untuk mendapatkan penghormatan.
Baca Selengkapnya