Mengenal Upacara Mangirdak, Tradisi Tujuh Bulanan Ibu Hamil di Suku Batak
Merdeka.com - Upacara adat Suku Batak cukup beragam dan sarat akan makna yang mendalam. Hal ini tidak lepas dari filosofi sang leluhur. Suku Batak sangat menjunjung tinggi sistem kekerabatan. Sistem kekerabatan ini tidak lepas dari kelahiran seorang anak.
Anak merupakan anugerah yang diberikan oleh Sang Pencipta. Dalam Suku Batak, setiap kehamilan wanita juga dikenal suatu upacara untuk mensyukuri serta mendoakan kelancaran saat sedang mengandung yaitu Upacara Mangirdak.
Upacara Mangirdak dilaksanakan ketika seorang ibu hamil menginjak usia kandungan tujuh bulan atau saat hamil tua. Tujuannya agar calon buah hati dan sang ibu sehat serta kebahagiaan selalu menyelimuti. Hingga proses persalinan berjalan lancar tanpa ada halangan apapun.
-
Siapa yang butuh kata-kata dari ibu hamil? Khususnya sang suami.
-
Bagaimana cara menyampaikan ucapan untuk ibu melahirkan? Penuh dengan doa dan harapan baik, kata-kata ucapan selamat untuk ibu melahirkan bisa Anda kirimkan langsung melalui pesan teks atau dituliskan pada kartu ucapan yang menyertai kado kelahiran bayinya.
-
Kenapa kata-kata untuk ibu baru melahirkan penting? Salah satu cara sederhananya adalah dengan memberikan kata-kata untuk Ibu yang baru melahirkan dengan penuh pesan menyentuh. Diharapkan dengan kata-kata untuk Ibu yang baru melahirkan dengan penuh pesan menyentuh tersebut nantinya sang Ibu baru bisa semakin semangat.
-
Bagaimana kata-kata ibu hamil bisa menyentuh hati suami? Melansir dari berbagai sumber, Selasa (6/8), simak ulasan informasinya berikut ini.
-
Apa yang diberikan sebagai ucapan untuk ibu melahirkan? Memberi ucapan selamat untuk ibu melahirkan adalah hal manis yang bisa Anda lakukan untuk mengungkapkan kegembiraan atas peristiwa penting yang baru dihadapinya.
-
Kenapa ibu hamil butuh kata-kata untuk suami? Dalam kondisi seperti itu, para Ibu hamil pun merasa butuh dukungan dan perhatian dari orang-orang terdekat. Khususnya sang suami.
Masyarakat Batak sudah memahami jika calon ibu tidak boleh terbebani oleh sesuatu hal seperti rasa rindu, beban ekonomi, dan apapun yang menjadi bebannya selama mengandung.
Pelaksanaan Upacara Mangirdak
Melansir budaya-indonesia.org, jika pihak keluarga perempuan (parboru) akan datang tiba-tiba ke rumah borunya tanpa pemberitahuan dengan membawakan makanan kesukaan anaknya (hasoloman ni boruna) dan ikan mas "dengke". Ikan mas tadi biasanya disajikan berwarna kuning, maknanya adalah warna kuning biasa dikenal sebagai penyampaian harapan, doa, dan mimpi-mimpi.
Setelah berkumpul dengan keluarga besar beserta para tetangga dan kerabat anaknya, maka ibunya akan menghidangkan makanan yang dibawa tadi dan meminta borunya untuk memakannya atau ibunya menyuapi hingga kenyang.
Youtube.com/Jabat Parna ©2022 Merdeka.com
Uniknya, makanan yang dibawakan keluarga perempuan harus dicicipi terlebih dahulu oleh borunya yang sedang hamil bahkan suaminya sekalipun. Setelah ia mencicipi makanannya, barulah siapapun bisa ikut mencicipinya.
Selain itu, ada juga pihak keluarga perempuan yang memberi tahukan kedatangannya nanti agar pihak menantu, orang tua dan kerabatnya laki-laki (paranak) bisa menyambut kedatangan mereka.
Biasanya pihak menantu akan menyediakan daging lengkap dengan jambar/na margoar, dan parboru dengan beberapa kerabatnya akan membawa ikan mas serta ulos.
Menyampaikan Keluh Kesah dan Harapan yang Belum Tercapai
Upacara Mangirdak sendiri tidak hanya sekedar simbol rasa syukur, doa, dan harapan ketika anaknya lahir. Upacara ini juga sebagai ajang untuk ibu hamil agar menyampaikan pesan-pesan atau curahan hatinya ketika sedang mengandung dan tidak menjadi beban ketika anaknya lahir hingga tumbuh dewasa.
Pihak perempuan akan melayangkan pertanyaan berkaitan soal kehidupannya saat sedang mengandung. Mulai dari permasalahan ekonomi hingga permasalahan keluarganya terutama dengan suaminya. Intinya adakah keinginan yang belum kesampaian.
Apabila hal itu ada, maka pihak perempuan dan pihak mertua akan berusaha semaksimal mungkin untuk memenuhi itu permintaan sang anak agar tidak menjadi beban dan penghalang ketika anaknya lahir nanti.
Acara semacam Upacara Mangirdak tentu saja dilakukan di daerah lain dengan istilah dan makna yang berbeda-beda. Upacara ini sebagai bentuk untuk memberikan semangat, dan keyakinan kepada calon ibu. (mdk/adj)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dalam tradisi lokal masyarakat Batak, terdapat upacara khusus untuk orang tua sebagai bentuk penghormatan dan balas budi.
Baca SelengkapnyaTradisi ini tak sekedar menampilkan rasa bahagia dan ucapan syukur, namun turut dilaksanakan dengan sejumlah simbol yang dikaitkan dengan makna kebaikan.
Baca SelengkapnyaTradisi turun-temurun ala masyarakat Buay Nuban ini bertujuan untuk mendapatkan generasi yang diharapkan dan mendapatkan kebahagiaan dunia akhirat.
Baca SelengkapnyaKetika memasukki bulan keempat sebagian masyarakat biasanya akan membuat syukuran dengan membaca doa selamatan.
Baca SelengkapnyaMeskipun adat dan ritualnya berbeda di setiap negara, tujuannya tetap satu: menjaga keselamatan ibu dan bayi, serta memastikan kelahirannya dengan lancar.
Baca SelengkapnyaMitos gerhana bulan bagi ibu hamil populer di masyarakat. Beberapa kepercayaan menganggap gerhana bulan sebagai suatu fenomena yang berbahaya bagi ibu hamil.
Baca SelengkapnyaMitoni adalah upacara adat selamatan saat janin dalam kandungan berusia 7 bulan
Baca SelengkapnyaDoa tedak siten bahasa Arab, Latin serta artinya ini dapat Anda amalkan.
Baca SelengkapnyaMitos hamil anak ke 3 dinilai lebih sulit dari kehamilan sebelumnya.
Baca SelengkapnyaMengapa orang Sunda memukul lesung saat terjadi gerhana bulan? begini kisahnya
Baca SelengkapnyaTradisi Njenang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat di Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaTradisi ini dilakukan agar bayi yang baru lahir mendapat perlindungan para sahabat yang berasal dari kalangan roh halus
Baca Selengkapnya