Wagub Sumut Dorong Tanaman Daun Kelor untuk Atasi Stunting, Kaya Manfaat Gizi
Merdeka.com - Kasus stunting atau kondisi gagal pertumbuhan tubuh pada anak yang disebabkan karena kurang gizi terus menjadi perhatian Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatra Utara (Sumut). Untuk itu, Wakil Gubernur (Wagub) Sumut Musa Rajekshah mendorong Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumut terus berupaya menekan angka kasus stunting tersebut.
Dari program-program penanganan stunting yang sudah ada, Wagub Musa menilai perlu adanya perkembangan atau inovasi dalam hal pemenuhan nutrisi dan gizi anak. Baru-baru ini, Wagub Musa mendorong tanaman daun kelor sebagai alternatif pemenuhan gizi untuk mencegah stunting.
Hal ini Ia sampaikan dalam pertemuannya bersama salah satu pelaku UMKM, didampingi Kadis Kesehatan Ismail Lubis pada Rabu (15/12).
-
Bagaimana cara menurunkan stunting di Kecamatan Buahbatu? Cara mengatasinya cukup sederhana hanya dengan sedekah 1 butir telur.
-
Bagaimana cara menurunkan stunting di Kudus? “Kami akan berupaya agar target zero (nol) kasus stunting di Kudus pada tahun 2024 bisa terwujud. Untuk itu kami juga membutuhkan komitmen bersama dari semua pihak,“ kata Bupati Kudus, Hartopo, dikutip dari ANTARA pada Selasa (27/6).
-
Bagaimana cara Kemenkes mencegah stunting? 'Apabila ditemukan suatu faktor resiko, jadi bisa dilakukan pencegahan,' tutur Laila.
-
Apa tujuan Kemenkes dalam mengatasi stunting? 'Harus ada upaya yang inovatif, perlu memperkuat intervensi yang ada targetnya agar bisa sama-sama menurunkan angka stunting,' ujar Laila Mahmuda di acara Media Gathering yang diselenggarakan oleh Halluu World & Sensitif di Mall of Indonesia (MOI), Kamis (24/08).
-
Apa solusi untuk menekan angka stunting di Kutai Timur? Untuk menekan angka stunting di Kabupaten Kutai Timur, Pemerintah setempat menggalakkan gerakan gemar makan ikan.
-
Siapa yang diajak Kemenkominfo untuk cegah stunting? Hal ini dikarenakan merekalah yang akan menjadi calon orang tua di masa depan.
“Asupan makanan yang bervitamin sangat dibutuhkan dalam penanganan stunting untuk bayi dan ibu hamil, apalagi saat ini kita juga masih dalam suasana pandemi. Salah satu yang saya melihat dan mendengar kelor ini banyak juga vitamin yang terkandung di dalamnya,” ujar Wagub Musa.
Melansir dari laman berita resmi Pemprov Sumut, berikut informasi selengkapnya.
Potensi Tinggi Tingkatkan Kesehatan dan Ekonomi Masyarakat
Wagub Musa mengatakan, dari adanya pelaku UMKM yang berhasil membawa daun kelor go internasional ini, membuktikan bahwa tanaman yang satu ini memiliki peluang yang sangat bagus, apalagi dengan kandungan khasiat yang terkandung di dalamnya.
“Dengan adanya UMKM yang inovasi daun kelor keringnya sudah banyak diekspor ke luar, kenapa kita tidak juga memanfaatkannya. Ini alami dan berasal dari lahan subur yang dimiliki Sumut,” ujarnya.
Ia juga berharap, jika potensi daun kelor ini bisa dikembangkan, maka selain bisa dimanfaatkan untuk kesehatan, tentunya bisa menambah pemasukan untuk masyarakat.
“Selain itu, harapan kita petani atau masyarakat kita bisa menanam daun kelor di samping untuk asupan sendiri, tanaman kelor ini juga bisa menjadi tanaman yang menghasilkan atau jadi mata pencarian,” ujarnya.
Sumut Salah Satu Pusat Daun Kelor di Indonesia
Sementara itu, owner UMKM tersebut, Devi menjelaskan, Sumut merupakan satu dari enam daerah di Indonesia yang menjadi pusat daun kelor. Daun k sendiri telah diperkenalkan oleh WHO sebagai salah satu pangan alternatif untuk mengatasi masalah gizi.“Jadi di luar negeri itu, di Afrika tepatnya daun kelor sudah menjadi suplemen untuk ibu menyusui dan untuk anak bayi untuk membantu tumbuh kembangnya,” jelas Devi.Devi mengaku, menurut pengalamannya, daun kelor sangat mudah tumbuh di wilayah Sumut. Penanaman perdana bisa dipanen di usia 4 bulan.“Jadi dia model panennya dipangkas, setelah panen perdana bisa dipanen lagi setelah 30-40 hari dan jumlahnya akan lebih banyak dibanding panen perdana karena setelah dipangkas dia bercabang. Panen ganda dan gak perlu peremajaan,” ujarnya. Devi berharap, pemerintah bisa mendukung atau menaikkan kearifan lokal daun kelor ini untuk meningkatkan kesehatan dan perekonomian masyarakat. “Kami berharap dukungan Pemerintah Provinsi Sumatra Utara agar kita bisa menaikkan kearifan lokal kita sendiri untuk meningkatkan kesehatan dan perekonomian,” ujarnya. (mdk/far)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pengolahan tanaman kaya gizi menjadi makanan nikmat ini tentu menggugah selera makan anak-anak hingga orang dewasa
Baca SelengkapnyaGus Ipul juga menegaskan bahwa target penurunan untuk 14 persen tahun 2024 harus dicapai.
Baca SelengkapnyaJokowi ingin anak-anak mengetahui manfaat daun kelor untuk kesehatan.
Baca SelengkapnyaGanjar mengupayakan penurunan stunting dan kemiskinan ekstrem di Jawa Tengah melalui kebijakan dan program pilot project bersama Pemda.
Baca SelengkapnyaGenbest Talk yang diadakan di Kabupaten Toba merupakan bagian dari kampanye Genbest.
Baca SelengkapnyaPrabowo siapkan program daun kelor gratis, ternyata diyakini bermanfaat bagi anak dan ibu hamil.
Baca SelengkapnyaSurvei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, prevalensi stunting nasional rata rata masih 21,6 persen.
Baca SelengkapnyaKetua Gerakan Nasional Pembela Fatwa (GNPF) Ulama Yusuf Martak bicara dukungan para ulama 212 jelang Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaStunting rupanya tak hanya dialami anak dari keluarga miskin, tapi juga orang kaya.
Baca SelengkapnyaJokowi berharap nantinya angka stunting di Provinsi Bengkulu dapat turun di bawah 14 persen.
Baca SelengkapnyaStunting menjadi salah satu masalah besar pemerintah. Presiden Jokowi menargetkan kasus stunting turun di angka 14 persen pada tahun 2024.
Baca SelengkapnyaSayur bening daun kelor bagus untuk melancarkan ASI dan menjaga daya tahan tubuh.
Baca Selengkapnya