5 Kisah Hitler dan pasukan Nazi kecanduan sabu saat Perang Dunia 2
Merdeka.com - Sebuah buku berjudul 'The Total Rush: Drugs in the Third Reich' karya Norman Ohler yang baru saja diterbitkan telah mengejutkan publik. Bukan hanya mengungkap penggunaan narkoba parah di era Nazi, buku tersebut juga menyatakan bila Adolf Hitler selaku pimpinan nomor satu Nazi adalah seorang pecandu sabu. Bagaimana kisahnya?
Diciptakannya sabu-sabu Pervitin
Saat perang dunia berlangsung, tentara Nazi ternyata mengonsumsi obat terlarang berupa Pervitin, semacam sabu-sabu berbentuk kristal. Pervitin sendiri di kalangan ilmuwan Nazi dikenal dengan kode D-IX.
-
Apa yang bisa menyebabkan kematian jika dikonsumsi berlebihan? Konsumsi sesuatu secara berlebihan bisa menyebabkan masalah kesehatan bahkan hingga mematikan. Hal ini juga termasuk pada konsumsi cokelat.
-
Apa senjata kimia paling mematikan di bumi? Roket Terakhir Berisi Senjata Kimia Paling Mematikan di Bumi Disebut telah Dihancurkan Di dunia tinggal 1 senjata kimia paling mematikan. AS mengklaim memiliki 30.000 ton senjata kimia yang mampu menghancurkan siapa saja yang menjadi targetnya.
-
Apa saja jenis obat yang sering disalahgunakan? Berikut beberapa jenis obat yang sering disalahgunakan beserta potensi bahayanya. 1. Tramadol 2. Triheksilfenidil 3. Amitriptilin 4. Klorpromazin 5. Haloperidol 6. Dekstrometorfan 7. Amfetamin 8. Antidepresan 9. Opioid 10. Benzodiazepin
-
Siapa yang paling banyak memiliki korban? Korban Wahyu Kenzo mencapai 272 Orang dengan kerugian Rp 241 Miliar.
-
Bagaimana penyalahgunaan obat bisa membahayakan? Penyalahgunaan obat dapat berdampak serius pada kesehatan dan kehidupan seseorang.
-
Siapa yang berpotensi mengalami bahaya penyalahgunaan obat? Penyalahgunaan obat ini merupakan suatu hal yang rentan terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Pervitin oleh Norman Ohler dikatakan diciptakan oleh ilmuwan Nazi bernama Dr. Fritz Hauschild. Semua produksi obat haram itu juga disebut berada di bawah perintah Dr. Hauschild.
Sebelum disebar pada tentara Nazi, ilmuwan Hitler melakukan uji coba Pervitin pada tahanan perang di sekitar Berlin. Para tahanan yang diberikan sekitar 20 kilogram Pervitin disebut mampu melakukan perjalanan sejauh 112 kilometer tanpa istirahat sama sekali.
Pervitin ingin dijadikan Coca Cola-nya Nazi
Yang mencengangkan, sabu-sabu di era Hitler sangat mudah ditemukan, bahkan sabu-sabu pun dicampur bersama dengan coklat dan dijual dengan bebas.
Pervitin sendiri dijual sebagai obat penambah stamina dengan bebas di tahun 1939. Tidak hanya tentara, warga sipil pun doyan mengonsumsi Pervitin dan menganggapnya seperti kopi.
"Perusahaan Dr. Fritz Hauschild ingin menjadikan Pervitin sebagai rival Coca Cola. Lalu para tentara mengonsumsinya, menjadikan mereka sangat bersemangat sebelum perang," tulis Norman Ohler dalam bukunya.
Lebih lanjut, tentara tidak sadar bila Pervitin adalah narkoba, mereka baru sadar akan bahaya Pervitin saat di tahun 1941 obat tersebut diumumkan sebagai obat-obatan ilegal.
35 Juta pasukan Nazi berperang sambil teler
Dari buku yang memakan waktu penelitian 3 tahun sebelum ditulis itu, disebutkan bila saat pasukan Hitler berhasil menguasai Prancis di tahun 1940, sekitar 35 juta pasukan Nazi sudah ketagihan Pervitin.
Bahkan, setelah Pervitin dilarang di tahun 1941 pun, peredarannya di kalangan militer terus berjalan.
Ketika Nazi menyerang Uni Soviet di tahun 1941, pasukan lawan tidak menyadari bila ratusan ribu pasukan Nazi yang berperang sedang berada di bawah pengaruh Pervitin alias teler.
Sayangnya, di perang melawan Uni Soviet itu, Nazi kehilangan sekitar 250.000 prajurit dan satu per empat dari alat perang mereka. Pasca perang ini, petinggi Nazi mulai mempertanyakan apakah Pervitin adalah obat yang bisa membuat mereka memenangkan perang atau sebaliknya.
Rahasia kekuatan super pasukan Nazi
Pervitin memang ciptaan Dr. Fritz Hauschild, namun penggunaannya di militer Nazi adalah hasil rencana Otto Ranke, seorang doktor militer Nazi.
Melihat efek Pervitin yang bisa meningkatkan kepercayaan diri dan kekuatan fisik secara instan, Otto Ranke menggunakannya untuk mengubah tentara biasa menjadi manusia super.
"Ide awalnya adalah mengubah tentara biasa menjadi robot yang memiliki kekuatan super," tulis buku tersebut.
Bulan Januari 1942, sekitar 500 tentara Nazi terkepung oleh tentara Uni Soviet di sebuah kawasan bersuhu minus 30 derajat Celcius. Agar bisa selamat, 500 tentara itu diminumi Pervitin.
"Saat mereka berbaring di salju menunggu kematian, aku memberikan mereka Pervitin. 30 Menit setelahnya, mereka mengaku merasa lebih baik dan mampu menembus blokade tentara Uni Soviet," ujar Otto Ranke dalam laporan medisnya.
Hitler disuntik narkoba dan sperma banteng demi Nazi
Berdasarkan buku setebal 364 halaman tersebut, Adolf Hitler diklaim mengonsumsi 82 jenis obat-obatan selama menjadi pemimpin Nazi. Dan Dr. Morrell adalah dokter kepercayaan Hitler yang bertugas menyuntikkan narkoba padanya.
Hitler ternyata memiliki phobia atau ketakutan terhadap pil. Alhasil, Dr. Morrell lah yang harus memasukkan obat-obatan itu langsung ke tubuh Hitler lewat suntikan.
Tidak hanya Pervitin, Hitler juga disuntik Eukodal (sejenis heroin), sperma banteng muda, hingga obat yang dipakai sebagai bahan baku racun tikus.Â
Obat-obatan itu disebut membuat Hitler tetap tegas saat memberikan komando demi kemenangan Nazi, walaupun pasukan mereka diambang kekalahan.
Akibat suntikan obat-obatan itu, hasil penelitian Norman Ohler menyatakan bila Hitler menderita banyak sekali penyakit, mulai dari kanker hingga parkinson.
Sumber:Â The Total Rush: Drugs in the Third Reich, Daily Mail
(mdk/bbo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kepemimpinan Hitler membawa perubahan radikal dalam ideologi dan struktur partai.
Baca SelengkapnyaDachau awalnya merupakan kamp tahanan politik, namun akhirnya berkembang menjadi kamp kematian di mana ribuan orang Yahudi meninggal.
Baca SelengkapnyaHitler memutuskan bunuh diri setelah Jerman kalah perang dari Soviet.
Baca SelengkapnyaSejumlah obat yang pada saat ini dianggap terlarang, pada masa lalu sempat digunakan sebagai obat untuk mengatasi masalah kesehatan.
Baca SelengkapnyaPraktik ini terungkap setelah polisi lebih dulu menerima informasi ada peredaran narkoba melintas di wilayah gerbang tol Sragen.
Baca SelengkapnyaAdiksi adalah disfungsi kronis dari sistem otak yang melibatkan reward, motivasi, dan memori. Jenisnya pun beragam, bisa karena zat atau perilaku.
Baca SelengkapnyaDiduga kematiannya itu ada unsur keracunan. Namun bukan disengaja.
Baca SelengkapnyaSementara, turis asing yang menkonsumsi barang haram tersebut mengaku untuk mencari ketenangan
Baca SelengkapnyaPolisi mengungkapkan bukti chating antara tersangka kepada dua ABG yang dicekoki Inex dan sabu sebelum open BO.
Baca SelengkapnyaIrjen Iqbal menyebutkan pihaknya akan terus konsisten dalam pemberantasan penyalahgunaan narkotika.
Baca SelengkapnyaFilm Oppenheimer yang dibintangi Cillian Murphy bikin banyak orang penasaran dengan topik Perang Dunia II.
Baca SelengkapnyaKonsumsi kecubung untuk membuat diri mabuk kerap terjadi karena coba-coba serta kodnsisi mental yang tak stabil.
Baca Selengkapnya