Apakah Tes Captcha 'Saya Bukan Robot' Benar-benar Bisa Bedakan Jawaban Manusia?
Merdeka.com - Terkadang saat menggunakan internet, akan muncul tes Captcha “saya bukan robot” dimana seseorang diharuskan melewati soal atau tes klasik yang membuktikan bahwa dia bukan robot. Namun, apakah tes ini valid?
Dalam tes Completely Automated Public Turing test to tell Computers and Humans Apartatau CAPTCHA pengguna diminta untuk menyelesaikan soal untuk membuktikan bahwa mereka bukan bot.
Tes yang sering muncul terkadang dalam bentuk sederhana seperti meninggalkan tanda centang pada kotak yang menyatakan 'saya bukan robot', hingga tes yang menjengkelkan berupa “pilih bagian dari gambar berikut yang berisi bukit”.
-
Bagaimana CAPTCHA 'I'm not a robot' membedakan manusia dan robot? Menurut perusahaan keamanan siber Cloudflare, tes ini sejatinya melacak gerakan kursor pengguna saat mereka mengarahkannya ke kotak. Gerakan inilah yang membedakan manusia dan bot. 'Gerakan yang paling langsung oleh manusia memiliki beberapa tingkat keacakan pada tingkat mikroskopis: gerakan tidak sadar yang kecil yang tidak bisa dengan mudah ditiru oleh bot. Jika gerakan kursor mengandung sedikit ketidakdugaan ini, maka tes akan memutuskan bahwa pengguna itu mungkin sah,'
-
Mengapa CAPTCHA 'I'm not a robot' dirancang? Bot memang dapat menekan tombol itu dengan mudah, tetapi mereka tidak dapat meniru cara manusia dalam menekannya. Menurut laporan IFLScience, Kamis (28/12), sebuah klip dari acara panel TV Inggris QI menjelaskan bagaimana tes dapat melihat perilaku pengguna sebelum pengguna menekan tombol.
-
Apa itu CAPTCHA? CAPTCHA, kependekan dari ‘Completely Automated Public Turing test to tell Computers and Humans Apart’ ini merupakan tes sederhana untuk membedakan antara manusia dengan robot.
-
Kenapa CAPTCHA semakin sulit? Hal itu terjadi karena robot-robot yang ada telah semakin pintar dan bisa mengatasi teka-teki CAPTCHA mendasar. 'Sejujurnya, hal-hal akan menjadi lebih aneh karena sekarang anda harus mengerjakan sesuatu yang tidak masuk akal,' 'Jika tidak, model multimodus yang besar akan dapat memahami [CAPTCHA tersebut],' ujar Gosschalk.
-
Mengapa penjahat siber menggunakan Captcha Palsu? Captcha umumnya berfungsi sebagai alat keamanan untuk memastikan bahwa pengunjung adalah manusia dan bukan bot otomatis. Namun, kini para penyerang memanfaatkan Captcha palsu untuk menyebarkan Lumma stealer, yang sebelumnya dikenal menargetkan kalangan gamer.
-
Mengapa tes gambar orang digunakan? Tujuan dari tes gambar orang psikotes dalam dunia kerja adalah untuk memberikan wawasan mendalam tentang karakteristik kepribadian calon karyawan yang mungkin tidak terlihat selama proses wawancara biasa.
Namun apakah hanya dengan lolos tes klasik tersebut berarti pengguna benar-benar bukan bot? Apakah bot kurang kompeten hingga tidak bisa menekan tombol?
Ternyata, bot telah terlatih untuk dapat menekan tombol. Namun, mereka memiliki waktu yang lebih sulit untuk memalsukan perilaku normal manusia sebelumnya. Perilaku inilah yang ingin dilihat tes Captcha terhadap penggunanya.
Menurut perusahaan keamanan cyber, Cloudflare, tes Captcha melihat perilaku normal manusia dengan melacak pergerakan kursor penggunanya saat mereka memindahkan kursor ke arah kotak tujuan.
"Bahkan gerakan paling langsung oleh manusia memiliki sejumlah keacakan pada tingkat mikroskopis: gerakan bawah sadar kecil yang tidak dapat dengan mudah ditiru oleh bot. Jika pergerakan kursor mengandung beberapa ketidakpastian ini, maka tes memutuskan bahwa pengguna mungkin sah," jelas Cloudflare, dilansir dari IFLScience, Selasa (9/5).
Captcha juga dapat menilai cookie yang disimpan oleh browser pada perangkat pengguna dan riwayat perangkat untuk mengetahui apakah pengguna kemungkinan besar adalah bot atau memang manusia.
"Katakanlah, misalnya, sebelum Anda mencentang kotak Anda menonton beberapa video kucing, Anda menyukai tweet tentang Greta Thunberg, Anda memeriksa akun Gmail Anda sebelum mulai bekerja - semua itu membuat mereka berpikir bahwa Anda pasti manusia," ungkap Sandi Toksvig, pembawa acara panel TV Inggris QI.
Toksvig juga menjelaskan bahwa pada dasarnya, ketika pengguna mencentang kotak ‘saya bukan robot’, pengguna akan membuka akses untuk situs melihat data diri milik mereka dan membuat kesimpulan dari sana.
Pada akhirnya, tes yang tak jarang dianggap cukup menjengkelkan ini ternyata benar-benar mampu membuktikan apakah seorang pengguna internet benar-benar manusia atau robot.
Reporter magang: Safira Tiur Margaretha (mdk/faz)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bagaimana cara CAPTCHA “I’m not a robot” bekerja? Begini cara kerjanya.
Baca SelengkapnyaSemakin canggih teknologi, kini tingkat kesulitan CAPTCHA makin tidak masuk akal.
Baca SelengkapnyaAnak-anak berusia 3 hingga 5 tahun menunjukkan kepercayaan yang selektif berdasarkan keakuratan informannya.
Baca SelengkapnyaBagi pelamar CPNS dan PPPK yang ingin mengikuti simulasi online CAT BKN harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut.
Baca SelengkapnyaTes SKD CPNS 2024 dilaksanakan selama 100 menit meliputi tes wawasan kebangsaan (TWK), tes intelegensia umum (TIU), dan tes karakteristik pribadi (TKP).
Baca SelengkapnyaKita bisa mengetahui apakah seseorang sedang membohongi diri Anda dengan berbagai cara ini.
Baca SelengkapnyaPanduan menggunakan ChatGPT untuk beberapa keperluan, ketahui hal-hal ini.
Baca SelengkapnyaPemanfaatan teknologi secara otomatis dapat memerangi praktik joki.
Baca SelengkapnyaWaktu berganti, zaman semakin modern, alat pendeteksi kebohongan alias lie detector pun diciptakan.
Baca SelengkapnyaSebuah penelitian menyebutkan AI lebih lucu dibandingkan pelawak.
Baca SelengkapnyaGoogle mengetahui keinginan pengguna, sehingga menyajikan informasi yang diperlukan bagi pengguna.
Baca Selengkapnya