Bau-bauan Ini Paling Ditakuti Manusia Menurut Sains
Penelitian mengungkap bahwa bau kematian dapat memicu perilaku defensif manusia tanpa disadari.
Penelitian baru mengungkap bahwa bau kematian dapat memengaruhi perilaku manusia tanpa kita sadari. Menurut studi yang diterbitkan di Frontiers in Psychology, tubuh manusia dan hewan yang membusuk melepaskan senyawa bernama putrescine, yang menjadi penyebab utama bau tersebut.
Senyawa ini juga ditemukan dalam jumlah kecil di dalam air mani manusia dan sering disamakan dengan bau napas tak sedap, menurut Biogone. Dalam studi tahun 2015, para peneliti ingin mengeksplorasi apakah putrescine memberi sinyal ancaman pada manusia sehingga memicu perilaku defensif. Penelitian ini dibagi menjadi empat eksperimen.
-
Apa penyebab alami kematian manusia? Kematian karena penyebab alami sangat umum terjadi. Penyebab alami yang dimaksud dalam hal ini adalah segala sesuatu yang bukan merupakan kecelakaan atau hal lain yang dipengaruhi oleh suatu kekuatan eksternal, seperti kecelakaan atau pembunuhan.
-
Apa penyebab bau badan? 'Penyebab bau badan lebih berkaitan dengan masalah metabolisme atau adanya infeksi bakteri. Bakteri ini biasanya menempel di area tubuh seperti paha, leher, dan ketiak, yang memiliki kelenjar keringat apokrin,' tambahnya.
-
Apa yang membuat orang takut? Melihat layar kapal viking di kejauhan saja sudah membuat orang-orang ketakutan.
-
Apa yang menyebabkan bau busuk bunga bangkai? Hasil penelitian yang dipublikasikan di Oxford Academic pada 4 November 2024 menunjukkan bahwa bau busuk bunga bangkai berasal dari senyawa organik yang dihasilkan melalui proses biologis yang biasanya hanya ditemukan pada hewan.
-
Apa yang menyebabkan bau badan? Baik itu disebabkan oleh faktor genetik, pola makan yang tidak sehat, atau kurangnya perawatan tubuh yang tepat, bau badan dapat memengaruhi kualitas hidup seseorang secara signifikan.
-
Bagaimana firasat kematian dapat dijelaskan secara psikologis? Beberapa ahli percaya bahwa firasat sebelum meninggal dunia adalah suatu fenomena psikologis yang disebabkan oleh faktor-faktor seperti stres, trauma, harapan, kepercayaan, atau sugesti.
Mengutip IFLScience, Senin (28/10), pada eksperimen pertama, peserta ditempatkan dalam salah satu dari tiga kondisi aroma (putrescine, amonia, atau air) menggunakan kapas yang diberikan satu jam sebelum studi dimulai. Mereka kemudian diminta mengklik titik merah pada tes komputer secepat mungkin, dengan peneliti melacak kewaspadaan mereka.
Eksperimen kedua mengeksplorasi perilaku melarikan diri. Peserta diberi tiga aroma yang sama dan diminta berjalan sejauh 80 meter, dengan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan jarak tersebut diukur. Kemudian, peserta diminta menyelesaikan tugas melengkapi kata setelah terkena ketiga aroma tersebut. Misalnya, huruf yang hilang dari sebuah kata perlu dilengkapi.
Setelah itu, mereka diminta berjalan 60 meter dan waktu perjalanan dicatat. Pada eksperimen keempat, pengaruh putrescine terhadap perilaku defensif dijelajahi, bahkan ketika bau tersebut tidak dapat dideteksi oleh peserta.
Mereka diberi konsentrasi kecil putrescine dan amonia, lalu diminta membaca esai dari penulis yang mengkritik nilai-nilai Barat. Pendapat mereka dicatat, dan kecepatan menyelesaikan kuesioner menunjukkan keinginan mereka untuk melarikan diri.
Secara keseluruhan, penelitian ini menunjukkan bahwa paparan putrescine berkorelasi dengan peningkatan kewaspadaan. Peserta tampak berjalan lebih cepat dan menunjukkan perilaku lebih defensif.
"Hasil ini menunjukkan bahwa bahkan paparan singkat terhadap putrescine memobilisasi respons manajemen ancaman yang dirancang untuk mengatasi ancaman lingkungan. Penelitian lebih lanjut perlu mengeksplorasi sifat ancaman yang dihasilkan oleh putrescine, baik dari ancaman mikroba atau predator," ujar penulis studi.