Begini cara ilmuwan tahu orang depresi lewat foto Instagram
Merdeka.com - Sosial media seakan menjadi alat komunikasi wajib bagi masyarakat di tahun 2016 ini. Dan dari sosial media juga, ilmuwan kini bisa tahu kondisi pikiran seseorang, khususnya tingkat depresi.
Andrew Reece dari Harvard University dan Chris Danforth dari University of Vermonth baru-baru ini mempublikasikan sebuah artikel ilmiah soal hubungan antara pemilihan warna filter Instagram dan kondisi mental pengguna. Hasil penelitian ini menunjukkan bila mereka yang tengah depresi cenderung menggunakan filter foto lebih gelap dan berwarna keabu-abuan.
-
Apa yang Instagram sesuaikan? Secara umum, kami ingin menampilkan video dengan kualitas tertinggi saat menonton video, Story, Reel, atau foto,' kata Mosseri dikutip dari CNET, Selasa (29/10).
-
Filter apa yang jadi tren di TikTok? Filter menua kini tengah digemari banyak orang termasuk para artis tanah air.
-
Bagaimana Instagram memengaruhi strategi pemasaran? 'Dengan laporan ini, harapan kami dapat menjadi jembatan antara pelaku industri, marketer, key opinion leader, dan instansi terkait agar dapat memaksimalkan strategi pemasaran di era digital yang dinamis,'
-
Kenapa media sosial bisa bikin remaja depresi? Dalam konteks media sosial, remaja sering kali terpapar pada citra ideal dan kehidupan glamor orang lain, yang tidak mencerminkan realitas dan dapat membuat mereka merasa tidak puas dengan diri mereka sendiri. Remaja yang terpapar pada foto-foto dan status yang memperlihatkan kebahagiaan serta kesuksesan orang lain dapat menciptakan perasaan tidak percaya diri, yang dapat memicu atau memperburuk gejala depresi.
-
Siapa yang coba tren filter menua di TikTok? Banyaknya pengguna media sosial membuat banyak tren baru bermunculan. Salah satunya penggunaan aged filter di kalangan pengguna TikTok. Belum lama ini pasangan artis Adi Nugroho dan Donita mencoba mengikuti tren filter menua ini.
-
Apa yang bisa menyebabkan stres akibat media sosial? Pencapaian, prestasi, kekayaan atau hal-hal glamor lainnya yang kamu lihat di media sosial bisa jadi hal sensitif yang membuatmu membandingkan diri. Nggak jarang hal ini bikin minder.
Untuk lebih jelasnya, Anda bisa melihat foto di bawah ini. Mereka yang tidak mengalami depresi lebih memilih menggunakan filter cerah seperti 'Valencia' atau tidak memakai filter sama sekali. Di sisi lain, mereka yang depresi memilih filter hitam putih atau yang di Instagram bernama 'Inkwell'.
Lebih lanjut, berdasarkan hasil penelitian yang mengikutsertakan 170 orang pegawai Amazon itu, Andrew dan Chris mengembangkan sebuah program yang dapat menentukan apakah seseorang memiliki gejala depresi atau tidak dari pemilihan filter di foto Instagram mereka.
(mdk/bbo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hal ini berdasarkan riset yang dilakukan oleh ilmuwan Jerman dengan ribuan foto selfie.
Baca SelengkapnyaAda juga orang yang putus asa dengan menuliskan di media sosialnya untuk mencurahkan isi hati.
Baca SelengkapnyaTerjadinya depresi terselubung perlu untuk diwaspadai secara segera agar tidak semakin memburuk.
Baca SelengkapnyaSadfishing bisa menjadi perilaku untuk mencari simpati dan perhatian di media sosial.
Baca SelengkapnyaDepresi bisa menunjukkan tanda yang berbeda pada pria dan wanita.
Baca SelengkapnyaLG Electronics melakukan survei tentang media sosial dan algoritma.
Baca SelengkapnyaBeberapa gejala awal depresi yang mungkin saja dialami, tapi nggak disadari. Apa saja?
Baca SelengkapnyaSebelum berubah menjadi depresi, terdapat sejumlah gejala yang perlu dikenali.
Baca SelengkapnyaGen Z mempunyai cara sendiri dalam bermedia sosial.
Baca SelengkapnyaRasa kesepian bisa kita alami secara tiba-tiba, penting untuk mengenalinya secara tepat walau kadang kondisi ini tidak disadari.
Baca SelengkapnyaDi balik keseruannya, ternyata ada bumerang yang mempengaruhi kesehatan mental.
Baca SelengkapnyaDepresi terselubung adalah kondisi ketika seseorang merasa tertekan, tapi tidak menunjukkan gejala atau ciri-ciri seperti orang yang depresi pada umumnya.
Baca Selengkapnya