Begini cara ilmuwan tahu orang depresi lewat foto Instagram
Merdeka.com - Sosial media seakan menjadi alat komunikasi wajib bagi masyarakat di tahun 2016 ini. Dan dari sosial media juga, ilmuwan kini bisa tahu kondisi pikiran seseorang, khususnya tingkat depresi.
Andrew Reece dari Harvard University dan Chris Danforth dari University of Vermonth baru-baru ini mempublikasikan sebuah artikel ilmiah soal hubungan antara pemilihan warna filter Instagram dan kondisi mental pengguna. Hasil penelitian ini menunjukkan bila mereka yang tengah depresi cenderung menggunakan filter foto lebih gelap dan berwarna keabu-abuan.
-
Siapa yang bisa terdampak depresi? Gangguan ini dapat terjadi pada siapa saja. Mulai dari orang dewasa, remaja, bahkan anak-anak juga memiliki risiko yang cukup tinggi di masa kini.
-
Siapa yang bisa mengalami depresi terselubung? Ada beberapa orang yang mencoba menyembunyikan atau menyangkal perasaan depresinya, baik karena malu, takut, atau tidak menyadari kondisinya.
-
Siapa yang bisa terkena depresi? Dalam banyak kasus, depresi pada orang yang lebih tua sering kali tidak terdeteksi karena gejalanya yang lebih halus atau disalahartikan sebagai bagian dari proses penuaan alami.
-
Apa itu depresi terselubung? Ada beberapa orang yang mencoba menyembunyikan atau menyangkal perasaan depresinya, baik karena malu, takut, atau tidak menyadari kondisinya. Orang-orang ini disebut mengalami depresi terselubung, yaitu depresi yang tidak tampak secara luar, tetapi tetap berdampak negatif pada diri mereka.
-
Siapa yang berisiko tinggi mengalami depresi? Menurut National Cancer Institute, orang dengan kanker gastrointestinal, terutama perut atau pankreas, memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk mengalami depresi.
Untuk lebih jelasnya, Anda bisa melihat foto di bawah ini. Mereka yang tidak mengalami depresi lebih memilih menggunakan filter cerah seperti 'Valencia' atau tidak memakai filter sama sekali. Di sisi lain, mereka yang depresi memilih filter hitam putih atau yang di Instagram bernama 'Inkwell'.
Lebih lanjut, berdasarkan hasil penelitian yang mengikutsertakan 170 orang pegawai Amazon itu, Andrew dan Chris mengembangkan sebuah program yang dapat menentukan apakah seseorang memiliki gejala depresi atau tidak dari pemilihan filter di foto Instagram mereka.
(mdk/bbo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hal ini berdasarkan riset yang dilakukan oleh ilmuwan Jerman dengan ribuan foto selfie.
Baca SelengkapnyaAda juga orang yang putus asa dengan menuliskan di media sosialnya untuk mencurahkan isi hati.
Baca SelengkapnyaTerjadinya depresi terselubung perlu untuk diwaspadai secara segera agar tidak semakin memburuk.
Baca SelengkapnyaSadfishing bisa menjadi perilaku untuk mencari simpati dan perhatian di media sosial.
Baca SelengkapnyaDepresi bisa menunjukkan tanda yang berbeda pada pria dan wanita.
Baca SelengkapnyaLG Electronics melakukan survei tentang media sosial dan algoritma.
Baca SelengkapnyaBeberapa gejala awal depresi yang mungkin saja dialami, tapi nggak disadari. Apa saja?
Baca SelengkapnyaSebelum berubah menjadi depresi, terdapat sejumlah gejala yang perlu dikenali.
Baca SelengkapnyaGen Z mempunyai cara sendiri dalam bermedia sosial.
Baca SelengkapnyaRasa kesepian bisa kita alami secara tiba-tiba, penting untuk mengenalinya secara tepat walau kadang kondisi ini tidak disadari.
Baca SelengkapnyaDi balik keseruannya, ternyata ada bumerang yang mempengaruhi kesehatan mental.
Baca SelengkapnyaLansia bisa menunjukkan tanda depresi yang berbeda dan perlu disadari dengan tepat.
Baca Selengkapnya