Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Begini Kondisi Industri Kamera di Tengah Pandemi Covid-19

Begini Kondisi Industri Kamera di Tengah Pandemi Covid-19 Sony Alpha 1. ©2021 Techradar

Merdeka.com - Di tengah pandemi Covid-19, ternyata industri kamera juga kena dampak. Hal ini telah dikonfirmasi oleh laporan terbaru CIPA (Camera and Imaging Products Association/Asosiasi Produk Kamera dan Pencitraan).

CIPA telah merilis laporan terkait produksi dan pengiriman kamera dari Januari 2020 hingga Desember 2020. Laporan tersebut mencatat tren penurunan tahunan di pasar kamera yang merosot karena Covid-19.

Tahun lalu, kategori kamera mirrorless meningkat dibandingkan dengan DSLR dan kamera dengan fixed lenses. Angka penjualan secara keseluruhan rendah pada 2020, tetapi kamera mirrorless tetap stabil.

Namun, data CIPA menunjukkan penurunan volume sebesar 25,9 persen dan penurunan nilai sebesar 12,5 persen. Demikian sebagaimana dilansir India Today yang dikutip Tekno Liputan6.com.

Pengiriman kamera compact turun 47 persen berdasarkan volume dan turun 41,3 persen berdasarkan nilai. Sementara kamera DSLR turun 47,3 persen berdasarkan volume dan turun 44,6 persen berdasarkan nilainya.

China adalah satu-satunya pasar yang tidak mengalami penurunan volume penjualan pada 2020. Faktanya, Canon melampaui proyeksi penjualan tahun ini berkat penjualan Canon EOS R5 dan Canon EOS R6.

Data CIPA juga menegaskan bahwa meskipun volume pengiriman turun, laporan keuangan Canon dan Nikon menunjukkan bahwa nilai unit yang dikirim tidak turun pada tingkat yang sama. Artinya, semakin sedikit kamera yang dijual, tetapi yang dijual mendatangkan pendapatan lebih tinggi.

Secara keseluruhan, kamera dengan fixed lenses memiliki volume 52,5 persen dan nilai 56,4 persen; volume DSLR 53,4 persen dan nilai 55,4 persen; volume mirrorless 75,9 persen dan nilai 86,2 persen.

Sementara di Indonesia, menurut Marketing Assistant Director Canon Business Unit PT Datascrip, Sintra Wong, aktivitas di sektor pariwisata yang menurun di tengah pandemi membuat kebutuhan akan kamera jadi menyusut.

Ia mengatakan permintaan pasar terhadap kamera selama Januari-September 2020 mengalami penurunan hingga sekitar 50 persen dibanding periode sama pada 2019.

Perlu Transformasi

Di kondisi yang tak menentu ini perlu adanya transformasi agar bisa bertahan. Salah satunya adalah strategi yang dilakukan pemilik toko kamera Jakarta Camera, Michael Winata Dharma.

Dengan membaca model bisnis ke depan, Michael mengambil keputusan untuk mengubah Jakarta Camera dari offline store menjadi online store secara total.

"Terutama di masa pandemi ini dengan meningkatnya minat belanja online memperbesar keyakinan atas strategi kami ini. Semua produk kami dengan mudah dapat diakses melalui media sosial Instagram dan juga website. Selain itu, kami juga hadir di beberapa e-commerce seperti Bukalapak, Tokopedia, dan Shopee," ujar Michael seperti dikutip dari Tekno Liputan6.com.

Tak hanya itu, ia juga mengembangkan skema bisnis dengan model transaksi dropship sehingga semakin banyak seller yang bisa bergabung menjual produk miliknya dan mendapat benefit.

Ia menilai dunia fotografi sangat unik. Meski terus berevolusi dari analog ke digital, DSLR ke mirrorless, foto ke video, tetap saja para pecintanya seperti candu untuk membeli bodi dan lensa kamera berserta aksesoris lainnya yang bisa dibilang cukup menguras dompet.

"Nyatanya meski terbilang mahal, penjualan kamera dan atributnya tetap diminati oleh penggemarnya. Dari sinilah saya optimistis untuk semakin dalam di dunia bisnis fotografi," ucapnya menambahkan.

Tak hanya kamera untuk kebutuhan fotografi, Michael memungkapkan kamera keamanan CCTV juga diminati masyarakat untuk kebutuhan keamanan ekstra di tengah pandemi.

"Saat ini penjualan instalasi CCTV juga menjadi andalan lini bisnis Jakarta Camera dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan keamanan dan sudah menjadi standar setiap bangunan untuk memilik CCTV," pungkasnya.

Sumber: Liputan6.comReporter: Iskandar

(mdk/idc)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Gara-Gara Pandemi, Banyak Alat Pengeboran Migas Rusak, Langka dan Mahal
Gara-Gara Pandemi, Banyak Alat Pengeboran Migas Rusak, Langka dan Mahal

SKK Migas menyebut sejumlah alat pengeboran (rig) di industri sektor hulu minyak dan gas (migas) banyak yang tidak laik pakai.

Baca Selengkapnya
Curhat Pengusaha Minuman Ringan Makin Terpuruk: Kondisi Industri Ini Sangat Menyedihkan
Curhat Pengusaha Minuman Ringan Makin Terpuruk: Kondisi Industri Ini Sangat Menyedihkan

Selama masa pandemi pada 2020-2021 merupakan masa-masa sulit bagi industri minuman di dalam negeri.

Baca Selengkapnya
Saat Pandemi Covid-19 Jadi Seleksi Alam Startup Digital
Saat Pandemi Covid-19 Jadi Seleksi Alam Startup Digital

Meski begitu, banyak startup yang mampu bertahan karena memiliki produk yang dibutuhkan masyarakat.

Baca Selengkapnya
Siap-Siap, Industri Tekstil Beri Sinyal Ada PHK Massal di 2023
Siap-Siap, Industri Tekstil Beri Sinyal Ada PHK Massal di 2023

Pemerintah diharap bersikap responsif serta tepat sasaran, sehingga sektor padat karya tekstil ini bisa bertahan menghadapi turbulensi ekonomi.

Baca Selengkapnya
KSPI Ungkap Biang Kerok Industri Tekstil di Indonesia Berada di Titik Nadir
KSPI Ungkap Biang Kerok Industri Tekstil di Indonesia Berada di Titik Nadir

Aturan ini diklaim akan mematikan usaha jasa kurir dan logistik domestik yang berujung PHK buruh.

Baca Selengkapnya
Indef Ungkap Penyebab Industri Keramik Tanah Air Lesu
Indef Ungkap Penyebab Industri Keramik Tanah Air Lesu

Kondisi ini dipicu lesunya industri keramik Tanah Air dalam beberapa waktu terakhir.

Baca Selengkapnya
Dulu Sopir Bergaji Rp 50 Ribu dan Diremehkan, Pemuda di Tasikmalaya Kini Hasilkan Cuan Rp1 Miliar dari Barang Bekas Ini
Dulu Sopir Bergaji Rp 50 Ribu dan Diremehkan, Pemuda di Tasikmalaya Kini Hasilkan Cuan Rp1 Miliar dari Barang Bekas Ini

Dulu dipandang sebelah mata, pemuda berusia 26 tahun ini buktikan kesuksesan.

Baca Selengkapnya
Perusahaan Alat Kesehatan Dalam Negeri Tumbuh 8 Kali Lipat, Ini Pemicunya
Perusahaan Alat Kesehatan Dalam Negeri Tumbuh 8 Kali Lipat, Ini Pemicunya

Kemenperin mencatat angka perusahaan alat kesehatan dalam negeri mencapai 1.199.

Baca Selengkapnya
Diterpa Badai PHK, Kinerja Industri Tekstil dan Pakaian Anjlok 2,63 Persen di Kuartal II-2024
Diterpa Badai PHK, Kinerja Industri Tekstil dan Pakaian Anjlok 2,63 Persen di Kuartal II-2024

Data BPS menunjukkan kinerja industri tekstil menurun seiring dengan adanya PHK massal sektor tersebut.

Baca Selengkapnya
Sandiaga Bicara Pentingnya Fotografi Bagi Industri Pariwisata, Mampu Sumbang Ekonomi hingga Rp6,2 Triliun
Sandiaga Bicara Pentingnya Fotografi Bagi Industri Pariwisata, Mampu Sumbang Ekonomi hingga Rp6,2 Triliun

Sandiaga mengungkapkan, komunitas fotografer juga secara langsung turut berkontribusi mempromosikan berbagai destinasi lokal.

Baca Selengkapnya
FOTO: Jurus Perusahaan Konfeksi Ini Bertahan di Tengah Lesunya Industri Tekstil
FOTO: Jurus Perusahaan Konfeksi Ini Bertahan di Tengah Lesunya Industri Tekstil

Lesunya industri tekstil turut berimplikasi pada PHK karyawan di sejumlah perusahaan konfeksi. Namun, Sinergi ADV mampu bertahan.

Baca Selengkapnya