Ciri Pencurian Akun Facebook Modus Notifikasi Pelanggaran Kebijakan
Merdeka.com - Terdapat modus baru oleh para peretas untuk mencuri akun Facebook pengguna. Hal terbaru yang dilakukan adalah mengirim email berisi notifikasi pelanggaran kebijakan dari jejaring sosial terpopuler tersebut.
Modus penjahat adalah dengan mengirimkan pesan yang mangatakan akun Facebook pengguna diblokir karena pelanggaran hak cipta. Rupanya menurut Kaspersky, hal itu adalah penipuan phishing.
Dalam keterangan resmi Kaspersky yang dimuat Tekno Liputan6.com, aktivitas phishing ini tengah marak. Di mana pengguna menerima email yang memberitahu ancaman berupa larangan pelanggaran hak cipta. Tujuannya penjahat adalah mencuri informasi kredensial login pengguna.
-
Apa modus penipuan akun WhatsApp ? Dalam tangkapan layar yang beredar, akun tersebut mencatut nama serta foto profil Ridwan Kamil, dengan nomor +62 889-7553-8003.
-
Bagaimana modus pencurian data KTP? 'Saat ini permintaan data pribadi dapat menggunakan berbagai macam modus,' kata Friderica dalam akun Instagram @ojkindonesia, dikutip Selasa (23/7).
-
Bagaimana modus penipuan di Facebook terkait Jusuf Hamka? Melansir dari Kominfo, informasi yang beredar merupakan modus pencurian data ataupun terhubung dengan pinjaman online ilegal.
-
Kapan pengguna media sosial membagikan triknya? Dilansir pada Selasa (19/11), seorang pengguna media sosial telah membagikan cara-cara yang efektif untuk mengolah daun pepaya sehingga tidak meninggalkan rasa pahit sama sekali.
-
Apa modus penipuan tiket pesawat di media sosial? Modus operandi yang digunakan oleh penipu ini adalah meminta korban untuk mengirimkan uang sebagai syarat untuk mendapatkan tiket yang dijanjikan.
-
Bagaimana modus penipuan WhatsApp bekerja? 'Setelah itu kita akan ditawarkan untuk seolah-olah membeli kumpulan tugas lain yg lebih besar pembayarannya dan ternyata pada saat tugas akan selesai, kita tidak bisa menyelesaikan dengan berbagai alasan dan kita akan diminta lagi untuk melakukan topup supaya misi bisa terselesaikan. Padahal bisa saja setelah beberapa kali menerima topup dari kita mereka langsung menghilang dan mengganti nomor,' jelas Chairman Communication & Information System Security Research Center (CISSReC)
Email yang dimaksud memiliki kata-kata "Akun Facebook Anda telah dinonaktifkan karena melanggar ketentuan Facebook. Jika Anda yakin bahwa keputusan ini tidak benar, Anda dapat mengajukan banding melalui tautan berikut."
Karena takut kehilangan akun, pengguna biasanya akan panik dan buru-buru mengklik tautan yang diberikan, hingga memasukkan nama lengkap dan data yang diminta, termasuk sandi.
Ketika pengguna memasukkan data-data tersebut, seluruh akun Facebook pengguna pun telah dicuri oleh penjahat siber.
Lantas, bagaimana menghindari hal ini? Berikut ulasannya!
Ciri Pencurian Modus Pelanggaran Kebijakan
1. Teliti Teks yang MasukPertama yang harus diteliti adalah teks pada badan email, pasalnya teks yang masuk menunjukkan ciri khas si penipu.
Meski tidak memiliki kesalahan bahasa yang fatal seperti email spam lainnya, komunikasi resmi Facebook ditulis dengan baik. Sementara pesan dari pelaku tidak tertulis dengan baik.
Untuk mengelabui filter spam, pelaku kejahatan siber memasukkan kesalahan ketik kecil yang disengaja. Dalam hal ini mereka menggunakan trik huruf besar I dan bukan huruf L kecil.
Jika email kamu menggunakan font serif, penggantian huruf tersebut mungkin mudah dikenali.
2. Perhatikan Alamat Email PengirimPetunjuk kedua adalah perhatikan alamat pengirim, yang harus diteliti, mungkin nama pengirim menunjukkan dari Facebook. Namun, alamat sebenarnya tidak memiliki hubungan sama sekali dengan Facebook.
Contoh kasusnya, nama pengirim adalah Facebook Notification, tapi alamat emailnya menggunakan domain @applytojob.com dan lain-lain.
Dari sini kamu harus waspada, karena notifikasi resmi Facebook tidak pernah datang dari alamat semacam itu.
3. Periksa TautanPenipu bisa menggunakan tautan yang mengarah ke Facebook. Namun ini hanya trik lain yang dirancang untuk mengelabui filter spam dan pengguna.
Kenyataannya halaman tersebut tidak memuat pemberitahuan resmi tetapi hanya sebuah catatan melalui Facebook Notes. Fitur ini sudah dinonaktifkan, namun catatan lama masih bisa diakses.
Ada lagi kemungkinan bahwa tautan tersebut merupakan eksternal tetapi disamarkan sebagai internal. Cara melihatnya, jika kursor diarahkan ke atasnya, pengguna bisa melihat bahwa sebenarnya alamat dialihkan dari Facebook ke situs web luar yang telah dipersingkat memakai Bitly.
Tautan itu akan membawa pengguna ke formulir yang menanyakan alamat email atau nomor telepon yang dihubungkan ke Facebook. Memang halaman antarmukanya mirip seperti Facebook, tetapi jika dilihat lebih dekat, ini tidak ada hubungannya dengan Facebook.
Apa yang Harus Dilakukan Jika Menerima Email Ini?
Sumber: Liputan6.comReporter: Agustin Setyo Wardani
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Beredar narasi utang bank dan pinjol bisa lunas hanya unggah nomor rekening di Facebook
Baca SelengkapnyaMasyarakat diimbau hati-hati dalam mengakses dan memberikan data akun media sosial.
Baca SelengkapnyaKepada masyarakat diimbau agar berhati-hati terhadap penipuan yang mengatasnamakan Pos Indonesia.
Baca SelengkapnyaAkun media sosial resmi Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri selalu ditandai dengan centang biru.
Baca SelengkapnyaBerkembangnya media sosial saat ini ustru dimanfaatkan oleh sindikat penipu dengan modus berkenalan untuk meraup uang dari para warganet.
Baca SelengkapnyaKorban akan dimintai data pribadi perbankan oleh pelaku
Baca SelengkapnyaAkun Facebook Icha Shakila menjadi sorotan karena diduga menjadi dalang dari perbuatan.
Baca SelengkapnyaPelaku meretas alamat dan nomor telepon seluler Polsek Setiabudi dengan mengaku sebagai anggota Kepolisian
Baca SelengkapnyaBeberapa modus operandi dari pelaku yaitu antara lain mencari calon korban laki-laki maupun perempuan dan mengajak berteman melalui akun medsos.
Baca SelengkapnyaPelaku berhasil meretas akun WhatsApp dan Instagram korban dengan modus menyebarkan link ke facebook dan Instagram.
Baca SelengkapnyaAde Safri menceritakan, S awalnya dihubungi oleh seseorang inisial M via pesan Facebook pada September 2021.
Baca SelengkapnyaMengenai apakah sudah ada tersangka yang diperiksa, Himawan tidak menjawab dengan jelas.
Baca Selengkapnya