Hati-Hati Pig Butchering, Modus Penipuan Berkedok Kenalan Lewat Medsos Berujung Asmara
Berkembangnya media sosial saat ini ustru dimanfaatkan oleh sindikat penipu dengan modus berkenalan untuk meraup uang dari para warganet.
Hati-Hati Pig Butchering, Modus Penipuan Berkedok Kenalan Lewat Medsos Berujung Asmara
Berkembangnya media sosial saat ini memungkinkan masyarakat bisa berkenalan dengan seseorang di berbagai penjuru dunia.
Bahkan tak sedikit yang beruntung dengan sukses menemukan calon pasangan hidupnya saat bermain medsos.
Namun sayangnya, hal ini justru dimanfaatkan oleh sindikat penipu dengan modus berkenalan untuk meraup uang dari para warganet. Aksi ini dikenal dengan istilah pig butchering scam.
-
Siapa pelaku penipuan? Kelima tersangka tersebut telah dilakukan penahanan sejak tanggal 26 April 2024 dan terhadap satu WN Nigeria sudah diserahkan kepada pihak imigrasi untuk diproses lebih lanjut,' tuturnya.
-
Bagaimana cara penipuan online dilakukan? Penipuan online juga nggak kalah canggih. Saya pernah dapet email dari pangeran Nigeria. Katanya mau bagi warisan 10 juta dolar. Saya mikir, 'Wah, lumayan nih, bisa buat modal nikah.' Tapi habis itu saya sadar, 'Emang kenapa juga pangeran Nigeria kenal saya?'
-
Apa yang dilakukan oleh penjahat siber untuk menipu pengguna? Serangan ini menggunakan teknik penipuan seperti Captcha palsu dan pesan kesalahan dari Chrome untuk menipu pengguna agar mengunduh malware yang dikenal sebagai stealer.
-
Dimana modus penipuan ini terjadi? Melansir dari Info Security Magazine, kasus ini baru saja terjadi dalam penerbangan domestik dan bandara di Australia yakni Perth, Melbourne, dan Adelaide.
-
Apa modus penipuan akun WhatsApp ? Dalam tangkapan layar yang beredar, akun tersebut mencatut nama serta foto profil Ridwan Kamil, dengan nomor +62 889-7553-8003.
-
Bagaimana pelaku menjalankan modus penipuan ini? Kesaksian Korban Belum lama ini, terungkap modus kejahatan baru yang menyasar para pencari kerja. Diungkap sejumlah korban yang baru saja melakukan interview di salah satu lokasi berkedok perusahaan di Duren Sawit, pelaku membujuk agar sejumlah uang diserahkan. Bukan tanpa alasan, para korban turut dijanjikan segera mendapat pekerjaan impian. Sontak, uang tersebut diminta pelaku.
Pakar digital Anthony Leong meminta agar warganet Indonesia harus sudah mulai waspada dengan modus ini.
Modus penipuan daring ini ramai dibahas beberapa bulan terakhir dengan korban yang bermunculan di berbagai negara.
Di mana layaknya aksi si Tinder Swindler yang sempat viral akibat mendekati banyak wanita untuk mengambil hati para perempuan tersebut dan menguras harta mereka, modus pig butchering juga memanfaatkan metode pendekatan asmara dalam rangka menipu para korbannya.
"Modus penipuan ini sebenarnya berasal Tiongkok yang berasal dari istilah Shaz Hu Pan yang secara harfiahnya artinya penyembelihan babi alias pig butchering dalam bahasa Inggris. Pelaku kemudian ‘mengemukkan’ korbannya dengan berkenalan lebih jauh serta membangun koneksi yang sangat dekat, layaknya memberikan sinyal mengarah ke asmara atau pertemanan yang intens. Barulah setelah itu pelaku melancarkan aksinya," ujar Anthony di Jakarta, ditulis Sabtu (15/7).
Wakil Sekretaris Jendral Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Wasekjend BPP HIPMI) itu melanjutkan, pelaku biasanya memanfaatkan media sosial seperti Instagram atau Facebook untuk berkenalan dengan korban.
Mulai dari hanya mengucapkan halo sampai memuji postingan atau story menjadi langkah awal pelaku mulai menjerat korbannya.
"Satu hal yang warganet perlu ketahui adalah target dari aksi ini tak hanya satu jenis kelamin saja. Karena perempuan dan laki-laki bisa menjadi korbannya dengan pelaku yang bisa saja memasang profil picture pria tampan atau wanita cantik untuk membuat korbannya lengah sehingga mau berkomunikasi intens. Setelah korban dirasa semakin mudah untuk diajak chat, barulah pelaku menceritakan bahwa dirinya menghasilkan uang banyak melalui investasi kripto," sambungnya.
Pelaku pun merekomendasikan apps atau laman investasi yang dia klaim merupakan platform resmi dan sudah membuat untung banyak orang.
Kemudian, dia membuai korban untuk mengecek platform tersebut dan melihat berbagai data investasi kripto sehingga Anda tertarik. Lalu pelaku meminta korban untuk membuat akun serta berinvestasi.
"Korban yang tertarik kemudian mencoba menanamkan saldo misalnya USD$50-100 dan tak lama kemudian investasi itu meningkat pesat hingga membuat korbannya bersemangat. Dari sinilah pelaku terus 'menggemukan' akun Anda hingga korban melihat ini sebagai investasi yang menjanjikan dan nekat memasukan semua uang yang dimilikinya. Bahkan pelaku sering kali meminta korban untuk mencari uang dengan meminjam untuk terus meningkatkan saldo di akunnya. Setelah korban kehabisan dana, pelaku menutup akun korban di platform tersebut dan memblokir korban," kata CEO Menara Digital itu.
Di Indonesia sudah ada warganet di Instagram yang mengaku diajak berkenalan oleh pengguna yang mencurigakan dan disinyalir dari arah pembicaranya mengarah ke modus pig butchering scam.
Dari sinilah Ketua HIPMI Digital Academy itu meminta warganet lebih berhati-hati lagi saat berkenalan dengan orang baru di media sosial.
"Saya meminta hati-hati akan godaan oleh pengguna media sosial dari luar negeri entah itu pria atau wanita. Jangan mudah terbuai dengan foto palsu yang dipasang. Karena bila tidak waspada maka kita bisa terjerat dalam pig butchering scam dan harta kita bisa terkuras oleh para individu yang tidak bertanggung jawab," pungkasnya.