Dua alamat IP asal Inggris makan 300 ribu korban
Merdeka.com - Tim peneliti dari Team Cymru telah menemukan sumber serangan hacker yang disebut telah menggasak 300 ribu router komputer di seluruh dunia. Hebatnya, sumber serangan masif tersebut ternyata hanya berasal dari dua alamat IP saja.
Seperti yang dilansir oleh The Verge (3/3), sumber serangan ini sendiri memiliki server DNS yang berbeda-beda, namun pelaku mampu melancarkan serangan ke banyak sasaran hanya dari dua alamat IP. Kedua alamat IP itu sendiri kemudian diketahui terdaftar dari penyedia hosting 3NT Solutions.
Jaringan penyerang sendiri bukanlah botnet atau software yang mampu bergerak sendiri, namun serangannya tetap saja berbahaya. Di serangan yang terjadi di Polandia misalnya, sempat mengacaukan router sasaran sehingga situs bank lokal, mBank, mampu diakali hacker untuk mencuri data pengguna.
-
Siapa saja hacker yang menyerang? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
-
Bagaimana hacker menyerang? Mereka menggunakan aktor-aktor yang berpura-pura menjadi diplomat Barat dan pejabat Ukraina untuk mengakses akun, memahami kebijakan luar negeri Barat terhadap Ukraina, serta merencanakan serangan terhadap organisasi pemerintah Ukraina dan sektor-sektor penting di NATO.
-
Bagaimana hacker bisa mencuri data melalui WiFi? Para hacker meniru nama jaringan WiFi publik yang sudah ada dan tanpa keamanan kata sandi (password). Biasanya penjahat menggunakan USB kecil yang memancarkan WiFi tiruan. Begitu korban mengkoneksikan WiFi gratisan dengan ponsel atau laptop, hacker bisa dengan mudah mengambil data dari korban.
-
Bagaimana hacker menyerang PDNS? 'Jadi identifikasi gangguan yang pertama terjadi gangguan pada PDNS 2 di Surabaya berupa serangan siber dalam bentuk ransomware bernama Brain Cipher Ransomware,' kata Budi Arie di DPR,, Kamis (27/6).
-
Data apa yang diserang hacker? Kasus serangan hacker terhadap Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 membuka fakta lemahnya proteksi sistem di Indonesia.
-
Apa saja serangan yang dilakukan hacker? 'Terkadang, hampir setengah dari serangan ini menargetkan negara-negara anggota NATO, dan lebih dari 40 persen ditujukan terhadap pemerintah atau organisasi sektor swasta yang terlibat dalam pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur penting,' jelas Tom Burt dari Microsoft.
Tentu hal tersebut bisa jadi masalah besar jika tidak segera ditanggulangi. Padahal, serangannya sendiri hanya terjadi pada routernya, bukan pada komputer sasaran.
Untuk mengingatkan pihak berwajib, Team Cymru sendiri mengaku telah menghubungi pihak terkait. Terutama penyedia alamat IP di mana serangan tersebut terjadi.
(mdk/nvl)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Serangan hacker Indonesia ke situs-situs pemerintahan Israel sedang jadi perbincangan.
Baca SelengkapnyaKelompok ransomware Brain Cipher mengakui bobol data PDNS 2 tak sulit.
Baca SelengkapnyaMenkominfo memaparkan kronologi serangan siber yang melanda Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) kena serangan Ransomware.
Baca SelengkapnyaMenkominfo mengungkapkan, serangan siber server PDNS terdapat dua kemungkinan pelaku.
Baca SelengkapnyaKelompok ransomware Brain Cipher merilis kunci enkripsi secara cuma-cuma kepada pemerintah Indonesia.
Baca SelengkapnyaMenteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi, memaparkan kronologi serangan siber yang melanda Pusat Data Nasional.
Baca SelengkapnyaSerangan siber Ransomware Brain Chiper menyerang Pusat Data Nasional Sementara di Surabaya.
Baca SelengkapnyaAkibat peretasan kelompok Hive ini mengakibatkan jaringan mesin kasir toko di Belanda dan Jerman tidak bisa diakses.
Baca SelengkapnyaPemerintah mengakui pelaku ransomware meminta tebusan.
Baca SelengkapnyaLockBit meminta tebusan sebesar 8 juta dollar agar server dipulihkan kembali
Baca SelengkapnyaIndonesia kembali dihebohkan kabar kebobolan 204 juta Data Pemilih Tetap (DTP) Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Baca SelengkapnyaPolri Bongkar Kasus Scam Email Rugikan Perusahaan Singapura Rp32 M, Ada WNA Ikut Terlibat
Baca Selengkapnya