Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi juga mengatakan, dari data per negara tahun 2022-2023, serangan Ransomware terbesar terjadi kepada Amerika Serikat.
FOTO: Momen Menkominfo dan Kepala BSSN Dicecar Komisi I DPR Terkait Serangan Hacker di Pusat Data Nasional
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi dan Kepala Badan Siber dan Sandi Negera (BSSN) Hinsa Siburian saat mengikuti Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi I DPR, di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senayan, Kamis (27/6/2024). Foto: merdeka.com / Arie Basuki
Dalam Rapat ini Komisi I DPR minta penjelasan rinci terkait perkembangan penanganan gangguan Pusat Data Nasional (PDN) yang telah dilumpuhkan hacker (peretas) sejak pekan lalu. Foto: merdeka.com / Arie Basuki
Seperti diketahui, serangan pada pekan lalu itu telah berdampak pada 210 instansi pemerintah dan layanan publik berbasis digital terganggu, bahkan merembet hingga kebocoran data. Foto: merdeka.com / Arie Basuki
Dalam raker tersebut, Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi, memaparkan kronologi serangan siber terhadap Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 di Surabaya terjadi pada 17 Juni 2024 lalu. Foto: merdeka.com / Arie Basuki
Gangguan pertama kali terdeteksi dalam bentuk serangan ransomware yang dikenal sebagai Brain Cipher Ransomware. Ransomware adalah jenis perangkat lunak yang mencegah pengguna mengakses sistem dengan cara mengunci layar atau file pengguna hingga tebusan dibayarkan. Foto: merdeka.com / Arie Basuki
Setelah penemuan ransomware, terjadi upaya penonaktifan fitur keamanan Windows Defender pada 17 Juni 2024 pukul 23.15 WIB. Hal ini memungkinkan aktivitas berbahaya beroperasi. Pihak peretas meminta tebusan sebesar 8 juta dolar AS (sekitar Rp131 miliar) dalam serangan ini. Foto: merdeka.com / Arie Basuki
Kemudian, Aktivitas berbahaya terus terjadi setelah itu, termasuk instalasi file malicious, penghapusan file sistem penting, dan penonaktifan layanan yang berjalan. Pada pukul 00.55 WIB pada 20 Juni 2024, Windows Defender mengalami crash dan tidak dapat beroperasi. Foto: merdeka.com / Arie Basuki
Serangan ini telah berdampak pada 239 instansi pengguna PDNS 2 hingga 26 Juni 2024. Dampaknya melibatkan 30 kementerian/lembaga, 15 provinsi, 148 kabupaten, dan 48 kota secara langsung. Foto: merdeka.com / Arie Basuki
Namun, ada juga 43 instansi yang tidak terdampak karena data mereka hanya tersimpan sebagai cadangan di PDNS 2. Instansi ini terdiri dari 21 kementerian / lembaga, satu provinsi, 18 kabupaten, dan tiga kota. Foto: merdeka.com / Arie Basuki
Budi juga mengatakan bahwa tidak ada negara di seluruh dunia yang tidak terkena serangan Ransomware. Budi mengatakan, dari data per negara tahun 2022-2023, serangan Ransomware terbesar terjadi kepada Amerika Serikat. Foto: merdeka.com / Arie Basuki
"Kita bisa lihat, ini Ransomware, tidak ada di seluruh dunia yang tidak terkena serangan Ransomware, dan yang terbesar adalah Amerika Serikat 40,34 persen," kata Budi paparannya, Kamis (27/6). Foto: merdeka.com / Arie Basuki