Elon Musk Ubah Algoritma X Demi Menangkan Donald Trump
Studi menunjukkan perubahan algoritma X yang mendukung akun Elon Musk dan pengguna konservatif.
Studi terbaru dari Queensland University of Technology (QUT) mengungkapkan bahwa platform X, sebelumnya dikenal sebagai Twitter, mungkin telah melakukan penyesuaian pada algoritmanya untuk meningkatkan visibilitas akun Elon Musk serta pengguna konservatif lainnya.
Mengutip The Verge, Senin (18/11), penelitian ini dilaksanakan setelah Musk mengumumkan dukungannya terhadap kampanye kepresidenan Donald Trump pada bulan Juli.
-
Bagaimana Elon Musk menunjukkan dukungannya kepada Trump? Musk juga menyumbangkan sejumlah uang yang tidak diungkapkan ke America PAC, sebuah komite aksi politik yang bekerja untuk memilih Trump. 'Saya sepenuhnya mendukung Presiden Trump dan berharap kesembuhannya cepat,' katanya.
-
Bagaimana Elon Musk bisa mendapat keuntungan dari Trump? Berbagai manfaat yang mungkin didapat Musk mencakup isu regulasi, seperti undang-undang ketenagakerjaan, perlindungan lingkungan, tarif pajak lebih rendah, dan lebih banyak kontrak pemerintah untuk SpaceX.
-
Apa makna 'X' bagi Elon Musk? Seperti yang ia lakukan mengubah logo X, karena X dianggapnya mewakili ketidaksempurnaan dalam diri manusia yang membuatnya unik satu dengan yang lainnya.
-
Bagaimana Elon Musk memperlihatkan ketertarikan pada huruf 'X'? Elon salah satu pendiri layanan perbankan daring X.com pada tahun 1999. Tetapi, tidak semua orang antusias dengan nama itu. “Semua orang mencoba untuk meyakinkannya untuk tidak memberi nama perusahaannya seperti itu, waktu itu, karena X memiliki konteks seksual, tetapi dia sangat menyukainya dan tetap mempertahankannya,“ ungkapnya seperti dikutip dari Indy100, Selasa (25/7).
-
Apa yang membuat Elon Musk sukses? Keinginan untuk bersaing dan mendominasi, yang membuatnya begitu sukses dalam bisnis.
-
Siapa yang memberikan nama 'X' pada perusahaan Elon Musk? Elon salah satu pendiri layanan perbankan daring X.com pada tahun 1999. Tetapi, tidak semua orang antusias dengan nama itu. “Semua orang mencoba untuk meyakinkannya untuk tidak memberi nama perusahaannya seperti itu, waktu itu, karena X memiliki konteks seksual, tetapi dia sangat menyukainya dan tetap mempertahankannya,“ ungkapnya seperti dikutip dari Indy100, Selasa (25/7).
Para peneliti, yang terdiri dari Timothy Graham, seorang profesor asosiasi di QUT, dan Mark Andrejevic, seorang profesor di Monash University, menganalisis tingkat keterlibatan Musk sebelum dan setelah pernyataan dukungannya.
Mereka menemukan bahwa mulai sekitar 13 Juli, postingan Musk mengalami peningkatan signifikan, dengan 138 persen lebih banyak tampilan dan 238 persen lebih banyak retweet dibandingkan periode sebelumnya.
Temuan Penelitian dan Dampaknya
Hasil penelitian menunjukkan bahwa angka keterlibatan Musk “melampaui tren keterlibatan umum yang diamati di seluruh platform.” Temuan ini semakin memperkuat dugaan sebelumnya bahwa algoritma X telah disesuaikan secara khusus untuk meningkatkan akun Musk.
Selain itu, penelitian juga menemukan bahwa akun lain yang condong ke arah Republik mengalami peningkatan serupa, meskipun tidak sekuat Musk.
Penelitian ini sejalan dengan laporan-laporan sebelumnya dari The Wall Street Journal dan The Washington Post yang menunjukkan potensi bias kanan dalam algoritma X.
Namun, para peneliti mengakui bahwa mereka dibatasi oleh “jumlah data yang relatif kecil” yang dapat dikumpulkan setelah platform memutuskan akses ke API Akademik mereka.
Meskipun tidak menemukan indikasi data yang hilang, mereka menyatakan bahwa “tidak ada jaminan bahwa 100% dari postingan telah dikumpulkan.”
Temuan ini menimbulkan pertanyaan tentang transparansi dan keakuratan algoritma yang digunakan oleh X dalam menentukan visibilitas konten di platformnya.