Facebook: 20 Juta Konten Informasi Salah soal Covid-19 di Hapus
Merdeka.com - Facebook mengumumkan bahwa mereka sudah menghapus lebih dari 20 juta konten, baik di Facebook maupun Instagram, karena dianggap sebagai misinformasi Covid-19.
Hal itu disampaikan Facebook dalam Community Standards Enforcement Report untuk kuartal kedua tahun 2021 mereka.
"Kami terus menghapus misinformasi Covid-19 berbahaya dan melarang iklan yang mencoba mengeksploitasi pandemi untuk keuntungan finansial. Sejak awal pandemi hingga Juni," kata mereka.
-
Informasi apa yang disebarluaskan? Diseminasi adalah proses penyebaran informasi, temuan, atau inovasi yang direncanakan, diarahkan, dan dikelola agar dapat dimanfaatkan oleh kelompok target atau individu.
-
Apa isi konten yang viral? Terdapat banyak sekali naskah drama yang cocok untuk ditampilkan untuk menghibur penonton, salah satunya adalah naskah drama lucu.
-
Bagaimana TikTok atasi konten negatif di FYP? TikTok memperkenalkan Level Konten yang menyortir konten yang tidak sesuai dengan pengguna remaja, menggunakan pembatasan pengaturan privasi secara default, dan mengatur agar konten yang dibuat oleh pengguna remaja tidak masuk ke dalam deretan konten FYP.
-
Apa yang viral di media sosial? Sontak saja, momen tersebut menjadi sorotan hingga viral di media sosial.
Selain 20 juta konten misinformasi yang dihapus secara global, mereka juga menyebut ada lebih dari 3 ribu akun, halaman, dan grup yang dihapus karena melanggar aturan mereka terkait Covid-19.
Mengutip laporan yang dimuat di laman newsroom Facebook itu, Jumat (20/8), akun-akun yang dihapus itu juga dinilai menampilkan informasi yang salah soal vaksinasi.
Beri Peringatan
Perusahaan besutan Mark Zuckerberg itu lebih lanjut melaporkan, telah memberikan peringatan kepada lebih dari 190 juta konten terkait Covid-19.
Konten-konten itu telah dinilai salah, sebagian salah, diubah, atau hilang konteks, oleh pemeriksa fakta pihak ketiga. Untuk ini, Facebook bekerjasama dengan 80 organisasi cek fakta dalam lebih dari 60 bahasa di seluruh dunia.
Lebih lanjut, Facebook juga mengatakan mereka telah berupaya untuk mengajak orang-orang untuk bisa melakukan vaksinasi.
"Di negara di mana vaksin tersedia bagi banyak orang, kami meningkatkan upaya untuk menunjukkan saat teman dan tetangga berbagi dukungan mereka untuk vaksin lewat bingkai profil dan stiker," tulis mereka.
Tingkat Penerimaan Vaksin
Mereka melaporkan, sejak awal pandemi, lebih dari 18 juta orang di dunia telah menggunakan bingkai profil Facebook yang mendukung vaksinasi.
Selain itu, 25 persen pengguna Facebook di dunia, sudah melihat orang lain menggunakan bingkai vaksin Covid-19 UNICEF.
29 persen pengguna Instagram di dunia, sudah melihat seseorang memasang stiker vaksin Covid-19, yang sudah digunakan oleh lebih dari 7,6 juta orang.
Berdasarkan data dari COVID-19 Trends and Impact Survey yang mereka himpun bersama Carnegie-Mellon dan University of Maryland, Facebook juga menunjukkan adanya tren peningkatan penerimaan vaksin Covid-19 di dunia.
Di Prancis misalnya, penerimaan vaksin meningkat hingga 35 persen. Sementara di Nigeria meningkat 20 persen. Di Indonesia, tingkat penerimaan vaksin juga meningkat hingga 25 persen.
Sumber: Liputan6.com
Reporter: Giovani Dio Prasasti
(mdk/faz)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sisa berita hoaks lainnya tidak diturunkan, melainkan hanya diberikan stempel hoaks karena dianggap tidak terlalu berbahaya.
Baca SelengkapnyaTikTok punya cara menghapus video-video yang melanggar panduan komunitas.
Baca SelengkapnyaDaftar platform ini paling banyak sebar hoaks terlebih jelang pemilu.
Baca SelengkapnyaPenyebaran hoaks Pemilu ditemukan paling tinggi di Facebook.
Baca SelengkapnyaYouTube menjadi tempat penyebaran hoaks terbanyak dengan presentase 44,6 persen.
Baca SelengkapnyaKomdigi juga merekomendasikan sejumlah grup yang mempromosikan judi online di berbagai platform pesan instan dan media sosial segera ditutup.
Baca SelengkapnyaDi sisi lain, dia mengakui bahwa temuan hoaks Mafindo jumlahnya lebih sedikit dari banyaknya hoaks yang tersebar.
Baca SelengkapnyaIsu hoaks di sektor kesehatan ternyata masih marak. Hal ini terbukti dari patroli Kominfo selama 2023.
Baca SelengkapnyaJumlah ini terhitung sejak 20 Oktober 2024 hingga 5 November 2024 pukul 06.00 WIB.
Baca SelengkapnyaTerkait hal ini, Kominfo meminta maaf dan akan memperbaiki sistem penanganan konten negatif.
Baca SelengkapnyaElon Musk dengan tegas menyatakan dukungannya terhadap Trump dalam pemilihan presiden AS tahun 2024.
Baca SelengkapnyaSecara akumulatif sejak 20 Oktober hingga 22 November 2024, Kemkomdigi sudah melakukan penindakkan sebanyak 352.719 konten judi online.
Baca Selengkapnya