Google tolak kecerdasan buatan digunakan untuk senjata militer
Merdeka.com - Google baru-baru ini telah mengonfirmasi bahwa pihaknya menyatakan menolak pengembangan Artificial Intelligence (Kecerdasan Buatan, AI) untuk berbagai keperluan militer. Hal tersebut secara langsung ditegaskan oleh CEO Google Sundar Pichai dengan menyebut bahwa perusahaannya tidak akan fokus dalam dunia militer.
"Cara kecerdasan buatan dikembangkan dan digunakan akan memiliki dampak signifikan pada masyarakat di hari-hari mendatang," tulis Pichai dalam blognya.
Ia pun menerangkan, penerapan kecerdasan buatan Google tidak akan menjurus pada teknologi yang bisa menyebabkan orang terluka.
-
Dimana AI Google digunakan? Teknologi ini dirancang agar dapat digunakan di ponsel pintar, terutama di wilayah pedesaan yang memiliki akses terbatas terhadap layanan kesehatan.
-
Mengapa Facebook dan Google menggunakan teknologi AI? Dokumen yang diduga berasal dari mitra pemasaran Facebook, Cox Media Group (CMG), mengungkapkan bahwa perangkat lunak 'Active-Listening' menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk mengumpulkan dan menganalisis data suara dari mikrofon ponsel, laptop, atau asisten rumah tangga pintar.
-
Apa yang dilakukan teknologi AI? Mengutip DailyMail, Jumat (6/9), dokumen ini menunjukkan bahwa perusahaan seperti Facebook, Google, dan Amazon mungkin menggunakan teknologi ini untuk menargetkan iklan kepada konsumen. Menurut presentasi yang bocor ini, perangkat lunak tersebut mampu menangkap data niat konsumen secara real-time dan mencocokkannya dengan data perilaku untuk membuat iklan yang lebih relevan.
-
Apa Google itu? Google, yang kini menjadi elemen penting dalam kehidupan digital kita, diciptakan oleh dua inovator teknologi, Larry Page dan Sergey Brin.
-
Dimana AI diterapkan? 'Ada AI terhadap healthcare, ada AI terhadap kosmetik, [AI terhadap] transportasi, dan lain-lain.
-
Apa yang Google kembangkan? Google kembali membuat gebrakan di bidang teknologi kesehatan dengan mengembangkan program kecerdasan buatan (AI) yang dapat memprediksi tanda-tanda awal penyakit berdasarkan sinyal suara.
Tak hanya menyebabkan kerusakan langsung, Pichai juga tidak mau teknologi kecerdasan buatan Google dipakai untuk tindakan pengintaian yang melanggar norma-norma internasional, serta melawan hak asasi manusia.
Google juga menekankan pentingnya mengembangkan kecerdasan buatan demi keuntungan yang menguntungkan masyarakat luas, dan supaya lebih banyak orang-orang yang mengembangkan kecerdasan buatan untuk tujuan mulia tersebut.
Meski menolak kecerdasan buatan dipakai untuk kerusakan, pihak Google tetap berminat bekerja untuk militer dan pemerintah di area-area lain, seperti keamanan siber, pelatihan, rekrutmen militer, dan seputar keselamatan dan kesehatan.
"Cara kecerdasan buatan dikembangkan dan digunakan akan memiliki dampak signifikan pada masyarakat di hari-hari mendatang," tulis Pichai dalam blognya.
Ia pun menerangkan, penerapan kecerdasan buatan Google tidak akan menjurus pada teknologi yang bisa menyebabkan orang terluka.
Tak hanya menyebabkan kerusakan langsung, Pichai juga tidak mau teknologi kecerdasan buatan Google dipakai untuk tindakan pengintaian yang melanggar norma-norma internasional, serta melawan hak asasi manusia.
Google juga menekankan pentingnya mengembangkan kecerdasan buatan demi keuntungan yang menguntungkan masyarakat luas, dan supaya lebih banyak orang-orang yang mengembangkan kecerdasan buatan untuk tujuan mulia tersebut.
Meski menolak kecerdasan buatan dipakai untuk kerusakan, pihak Google tetap berminat bekerja untuk militer dan pemerintah di area-area lain, seperti keamanan siber, pelatihan, rekrutmen militer, dan seputar keselamatan dan kesehatan.
Sebelumnya, ribuan karyawan mengirimkan surat permohonan ke Sundar Pichai untuk menghentikan dukungan teknologi AI untuk kepentingan militer.
Dukungan AI yang dimaksud adalah pengembangan teknologi AI Google untuk meningkatkan akurasi serangan militer lewat drone.
"Kami percaya Google tidak perlu masuk pada bisnis yang berkaitan dengan perang," demikian bunyi salinan surat permohonan yang ditandatangani oleh karyawan perusahaan, sebagaimana dikutip Tekno Liputan6.com dari Business Insider.
Para karyawan yang tanda tangan merupakan perwakilan dari karyawan Alphabet yang mencapai 70 ribu orang.
Mereka menuntut Google menarik diri dari Project Maven. Proyek ini merupakan pilot program dari Pentagon. Karyawan pun meminta agar perusahaannya tidak akan pernah lagi mengembangkan teknologi yang bisa dimanfaatkan untuk peperangan.
Juru bicara Google dalam keterangannya menyebut, "Kami tahu banyak pertanyaan terkait dengan teknologi baru ini, sehingga dengan adanya obrolan bersama karyawan dan ahli dari luar ini sangat penting dan bermanfaat."
Sekadar diketahui, bulan lalu Google mengagetkan banyak pihak baik di dalam maupun luar perusahaan saat mengkonfirmasi pihaknya menyediakan teknologi AI untuk militer AS.
Berdasarkan keterangan para ahli, teknologi AI ini bisa digunakan untuk menarget lokasi serangan dengan lebih jitu.
Reporter: Tommy Kurnia
Sumber: Liputan6.com (mdk/ega)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mengapa karyawan Google menentang kontrak senilai USD 1,2 miliar antara Google dengan pemerintah Israel?
Baca SelengkapnyaAlat tersebut diharapakan dapat membantu jurnalis dalam menyusun berita.
Baca SelengkapnyaBerikut prediksi teknologi berbasis AI yang akan berubah menyeramkan di 2024.
Baca SelengkapnyaBerawal dari ini, banyak karyawan Google yang memprotes kebijakan kerja sama perusahaan dengan Israel.
Baca SelengkapnyaIsrael ternyata sudah menggunakan AI dalam sistem senjata kemiliterannya.
Baca SelengkapnyaGoogle mengetahui keinginan pengguna, sehingga menyajikan informasi yang diperlukan bagi pengguna.
Baca SelengkapnyaAI ini disebut menggunakan teknologi dari Google. Sehingga diklaim informasinya tidak bias.
Baca SelengkapnyaGoogle akan berhenti beroperasi di Indonesia imbas boikot? Simak penelusurannya
Baca SelengkapnyaPerlunya materi pengenalan AI dimasukkan dalam kurikulum formal di bangku sekolah.
Baca SelengkapnyaJelang Pilpres, pemerintah AS memperketat aturan mengenai AI.
Baca SelengkapnyaSisi Gelap Teknologi AI, Dijadikan Alat Uji Coba Israel untuk Membantai Warga Palestina di Gaza
Baca SelengkapnyaGoogle menjadi pilihan masyarakat untuk melakukan pencarian. Tetapi, peminat Google belakangan ini mengalami tanda-tanda penurunan.
Baca Selengkapnya