Ini Penjelasan Ilmiah Soal Dejavu, Cuma Tipuan Otak?
Merdeka.com - Dejavu adalah hal yang seringkali dialami oleh banyak orang. Berdasarkan data dari Psychology Today, hingga 70 persen seluruh populasi dunia pernah mengalami dejavu.
Namun dari sebuah penelitian terbaru yang dilansir dari Medical Daily, ternyata perasaan dejavu bukanlah dikarenakan kita pernah mengalami kejadian tersebut sebelumnya. Alih-alih, ini hanyalah sebuah tipuan otak.
Tepatnya, dejavu adalah sebuah hasil dari pengecekan yang dilakukan otak terhadap memori kita, dan memastikan memori yang terdapat di otak masih berjalan dengan normal.
-
Karya ilmiah apa itu? Karya ilmiah adalah sebuah tulisan yang dihasilkan dari penelitian atau analisis mendalam mengenai suatu tema dengan pendekatan ilmiah.
-
Apa yang ditemukan ilmuwan? Menariknya, para ilmuwan baru-baru ini menemukan salah satu fosil burung terror yang diyakini menjadi yang terbesar yang pernah ditemukan.
-
Apa yang diteliti? Analisis terhadap lebih dari 4.000 artefak batu yang ditemukan di sebuah pulau di barat laut Australia memberikan gambaran kehidupan suku Aborigin puluhan ribu tahun yang lalu.
-
Apa yang ditemukan peneliti? Para peneliti menggambarkan spesies baru dari genus Calotes di Tiongkok selatan dan Vietnam utara.
Dari penelitian yang dilakukan oleh Akira O'Connor dari University of St Andrews, Inggris, menyebutkan bahwa dejavu merupakan pikiran yang disebabkan oleh otak yang secara sengaja membuat kesalahan memori.
Hal ini dilakukan oleh salah satu bagian dari otak yang bertujuan untuk memeriksa memori dengan cara mengirim yang akan ditanggapi oleh otak.
Sinyal ini berupa konflik antara apa yang pernah kita alami dan apa yang 'kita pikir' pernah kita alami.
Banyak Dialami Anak Muda
Hal ini juga menjelaskan mengapa dejavu lebih banyak dialami oleh anak muda. Hal ini dikarenakan masa pertumbuhan yang telah selesai, membuat memori sudah mengalami penurunan kualitas. Dengan ini, otak juga makin butuh untuk melakukan pemeriksaan.
Meski mayoritas orang pernah mengalami dejavu, ada sebagian orang yang sama sekali tak pernah mengalami sensasi dejavu dalam hidupnya.
Hal ini bisa jadi karena mereka adalah orang-orang yang tak terlalu menggunakan memori dalam aktivitasnya, atau otaknya tak menemukan permasalahan memori dalam dirinya. Jika demikian, otak akan mengeliminasi kebutuhan dejavu.
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ada beragam alasan yang menurut sains manusia disebut kerap melihat penampakan.
Baca SelengkapnyaMemahami pseudoscience penting agar Anda lebih waspada dan mampu membuat keputusan ilmiah yang sahih.
Baca SelengkapnyaPara ahli teori konspirasi disebut justru memiliki alasan logis dari keyakinan terhadap kepercayaan suatu masalah.
Baca SelengkapnyaKonspirasi mengacu pada kesepakatan rahasia di antara individu untuk terlibat dalam kegiatan ilegal atau merugikan.
Baca SelengkapnyaBerikut adalah ilusi optik yang buat ilmuwan merasa tertipu.
Baca SelengkapnyaIlmuwan memiliki sederet uji coba sebelum menyimpulkan hal itu.
Baca SelengkapnyaBerita tentang dua jasad yang konon berasal dari makhluk luar angkasa tersebut menjadi viral di dunia maya.
Baca SelengkapnyaSains punya jawaban untuk menjelaskan peristiwa ini.
Baca SelengkapnyaTingginya kepercayaan masyarakat terhadap hantu bisa menjadi salah satu petunjuk terkait hubungan tingginya tingkat skizofrenia.
Baca SelengkapnyaBanyak orang mempercayai pseudoscience, bahkan walaupun ketika dia cukup terdidik.
Baca Selengkapnya