Meta Tolak Gugatan FTC soal Rencana Akuisisi Within
Merdeka.com - Meta, Perusahaan teknologi raksasa milik pendiri Facebook Mark Zuckerberg, diketahui menolak gugatan Komisi Perdagangan Federal (FTC) atas akuisisinya terhadap Within Unlimited pada Kamis (13/10).
Dilansir dari TechCrunch, Sabtu (15/10), Within merupakan perusahaan Virtual Reality (VR) Los Angeles yang membuat aplikasi permainan ritme untuk workout dan meditasi bernama Supernatural. Aplikasi yang disebut sangat baik ini pun membuat Meta ingin menyerap perusahaan tersebut. Namun, FTC khawatir bahwa hal ini mungkin merupakan akuisisi anti persaingan atau upaya memonopoli.
"Meta dan Zuckerberg berencana untuk memperluas kerajaan realitas virtual Meta dengan upaya secara ilegal untuk memperoleh aplikasi kebugaran khusus yang membuktikan nilai realitas virtual bagi pengguna," tulis FTC dalam keterangannya pada bulan Juli lalu.
-
Mengapa Mark Zuckerberg ingin Meta jadi pemimpin AI? 'Dengan model baru ini, kami percaya bahwa saat ini Meta AI adalah asisten AI paling pintar yang bisa anda gunakan secara bebas,' ucap Zuckerbeg dalam unggahan di akun Instagramnya.
-
Siapa pendiri Facebook? Sejarah 4 Februari Hari Ulang tahun Facebook, yaitu dimulai Mark Zuckerberg ingin membuat platform chat.
-
Apa yang dikritik Elon Musk dari Meta? Pertengkaran ini juga terjadi setelah serangkaian kritik dari Musk terhadap produk dan layanan Meta. WhatsApp, layanan perpesanan terenkripsi, menjadi target kritik Musk ketika dia menuduh aplikasi tersebut mengekspor data pengguna setiap malam.
-
Siapa yang dipecat oleh Meta? Meta, perusahaan induk Facebook dilaporkan memberhentikan sekitar 24 orang karyawannya di kantor pusat Los Angeles, di tengah gelombang PHK yang lebih besar pekan lalu.
-
Apa itu Metaverse? Konsep Metaverse telah dihembuskan dengan potensi mengubah paradigma dalam kegiatan bisnis, interaksi sosial, berbelanja, dan konektivitas.
-
Mengapa karyawan Meta dipecat? Persoalannya adalah mereka 'menyalahgunakan' voucher makan senilai USD25 atau Rp 389 ribu untuk membeli barang kebutuhan sehari-hari.
FTC mengatakan, Meta sudah berpartisipasi di pasar yang lebih luas dengan aplikasi Beat Saber-nya, seperti halnya Within dengan aplikasi Supernatural-nya. Kedua perusahaan saat ini saling memacu untuk terus menambahkan fitur baru dan menarik lebih banyak pengguna, persaingan kompetitif itu akan hilang jika akuisisi ini dibiarkan berlanjut.
Sementara itu, Meta mengajukan permintaan pada pengadilan Distrik Utara California untuk melanjutkan kesepakatan dan menolak gugatan dari FTC serta menyatakan bahwa gugatan tersebut tidak dapat menghalangi akuisisi.
"Setelah kami mengabaikan klaimnya bahwa Meta dan Within bersaing untuk konsumen kebugaran, FTC hanya melanjutkan klaim bahwa persaingan Meta dan Within dapat mendorong yang lainnya untuk lebih kompetitif," kata juru bicara Meta.
Pun pengacara Meta berpendapat bahwa berdasarkan preseden hukum, keluhan FTC belum cukup menjadi alasan untuk memblokir merger ini.
Reporter Magang: Dinda Khansa Berlian (mdk/faz)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Elon Musk mengancam akan menuntut Meta atas platform Threads barunya.
Baca SelengkapnyaDivisi ini berorientasi pada metaverseyang berfokus pada pembuatan silikon khusus.
Baca SelengkapnyaIni persoalan X yang dijauhi para pengiklan sehingga memperburuk keuangan mereka.
Baca SelengkapnyaLaba bersih platform Meta mengalami kenaikan hingga 168 persen dibanding tahun 2022.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Zuckerberg berada di belakang CEO Tesla, Elon Musk, yang memiliki kekayaan sekitar Rp3,96 kuadriliun dalam daftar orang kaya Bloomberg.
Baca SelengkapnyaMeski sudah bergabung dengan Tokopedia, Menteri Teten menegaskan TikTok masih melakukan pelanggaran terhadap Permendag Nomor 31 Tahun 2023.
Baca SelengkapnyaAturan yang tertuang pada Permendag 31/2023 harusnya benar-benar dilaksanakan dan dipatuhi oleh semua pihak.
Baca SelengkapnyaNamun Mark Zuckerberg nampaknya belum menyerah tentang masa depan metaverse.
Baca SelengkapnyaDi dunia hanya ada 3 orang yang masuk jajaran elit global dengan kekayaan Rp 3.000 triliun. Siapa mereka?
Baca SelengkapnyaTeten juga berbicara soal sanksi terberat menanti Tiktok karena pelanggaran ini terus dibiarkan.
Baca SelengkapnyaLuhut memastikan larangan tersebut tidak akan berpengaruh terhadap investasi TikTok di Indonesia.
Baca SelengkapnyaGugatan tersebut menuduh Litinsky dan Moss telah gagal dalam mengelola perusahaan mereka.
Baca Selengkapnya