Militer Negara ini Disebut Diam-diam Menggunakan Senjata Laser yang Tak Bersuara
Militer Amerika Serikat (AS) disebut-sebut menjatuhkan drone di wilayah Timur Tengah dengan menggunakan senjata laser.
Militer Amerika Serikat (AS) disebut-sebut menjatuhkan drone di wilayah Timur Tengah dengan menggunakan senjata laser.
Militer Negara ini Disebut Diam-diam Menggunakan Senjata Laser yang Tak Bersuara
Militer Amerika Serikat (AS) terang-terangan menggunakan senjata laser untuk menjatuhkan pesawat nirawak/drone milik musuhnya di kawasan Timur Tengah.
Hal tersebut dikonfirmasi oleh kepala akuisisi Angakatan Darat AS, Doug Bush.
Mengutip Forbes dan Military.com, Rabu (8/5), peristiwa tersebut menandai pertama kalinya Departemen Pertahanan AS mengakui bahwa senjata semacam itu, yang termasuk dalam kategori persenjataan energi terarah (DEW), telah digunakan dalam pertempuran—bukan hanya dalam uji coba.
Meski tipe dari laser yang digunakan tidak dapat dikonfirmasi secara pasti, salah satu senjata laser yang digunakan kemungkinan merupakan sebuah sistem yang bernama P-HEL (Palletized High Energy Laser), sebuah sistem yang didasarkan pada laser Locust dari perusahaan BlueHalo.
P-HEL didesain untuk melepaskan sinar laser yang berdaya relatif rendah, yaitu 20 kilowatt. Dengan kekuataan tersebut, laser dapat melelehkan titik penting pada drone dalam hitungan detik sehingga ia jatuh ke tanah. Sistem Locust dan P-HEL dapat dioperasikan dengan menggunakan stik kendali konsol Xbox.
Pihak Militer AS belum mengonfirmasi apakah P-HEL sudah berhasil menjatuhkan drone secara langsung atau belum.
“Senjata-senjata ini telah berhasil digunakan dalam beberapa kasus. Dalam kondisi yang tepat, senjata-senjata ini sangat efektif untuk melawan ancaman-ancaman tertentu,” ujar Bush kepada Forbes.
Senjata laser bekerja dengan mengubah daya listrik menjadi aliran foton yang intens yang bisa dipersempit melalui pengarah sinar.
Sinar tersebut kemudian bisa membakar menembus berbagai bahan, seperti serat karbon dari drone, casing atau selubung roket atau mortir, hingga bahkan lambung kapal kecil.
Angkatan Darat AS mulai menggunakan P-HEL di luar negeri pada bulan November 2022 lalu. Unit kedua dikerahkan pada tahun ini.
Hal ini merupakan sesuatu yang signifikan bagi Departemen Keamanan AS yang sedang berurusan dengan biaya pertempuran udara nirawak.
Keunggulan
Keunggulan lain dari persenjataan laser adalah bahwa sinarnya biasanya tidak terlihat dan tidak bersuara sehingga dapat melakukan operasi militer secara diam-diam.
Di balik keunggulannya, senjata laser memiliki biaya pembuatan yang mahal.
Masing-masing prototipe P-HEL pertama dibangun dengan angka 8 juta dolar AS atau sekitar Rp128 miliar, dengan biaya pembuatan laser yang lebih kuat bisa mencapai 73 juta dolar AS atau sekitar Rp 1,2 triliun.