Pemerintah Militer Myanmar Perlambat Akses Internet
Merdeka.com - Kudeta militer telah terjadi di Myanmar. Tak terima, ribuan warga turun ke jalan di Kota Yangon. Mereka memprotes aksi kudeta militer yang terjadi awal Februari 2021. Pada saat bersamaan, militer Myanmar menurunkan kecepatan internet di negara itu.
Menurut kelompok monitoring NetBlocks Internet Observatory, perlambatan akses internet hampir total diberlakukan. Sebab, konektivitas diturunkan ke 16 persen dari biasanya. Demikian dikutip dari BBC, Minggu (7/2).
"Konektivitas nasional turun hingga 75 persen dari tingkat biasanya. Data menunjukkan bahwa pelambatan akses internet mempengaruhi beberapa operator jaringan, termasuk Myanma Post and Telecommunications milik pemerintah dan Telenor," kata NetBlocks.
-
Apa yang terjadi pada kerusuhan ini? Dalam peristiwa tersebut, 47 orang Yahudi dan satu orang Prancis terbunuh, banyak yang terluka, dan harta benda dirusak.
-
Siapa yang terlibat dalam kerusuhan ini? Pada saat itu Maroko adalah protektorat Prancis, dan komisaris Prancis untuk Oujda, René Brunel, menyalahkan kekerasan yang terjadi pada orang-orang Yahudi karena meninggalkan Oujda dan bersimpati dengan gerakan Zionis.
-
Kapan Presiden Yoon mencabut Deklarasi Darurat Militer? Laporan ini muncul setelah Presiden Yoon Suk Yeol mengumumkan deklarasi darurat militer yang kemudian ditarik kembali setelah 190 dari 300 anggota parlemen menolaknya dan menuntut Presiden Yoon untuk mencabutnya.
-
Kenapa massa di Jayapura protes ke KPU? Massa yang hadir menduga ada pelanggaran seperti pengurangan, penambahan, hingga pengalihan suara yang dilakukan PPS dan PPD kepada dari caleg lain. Mereka menyebut kecurangan itu tidak hanya terjadi untuk pemilihan caleg DPRD Kabupaten Jayapura, caleg DPRD Papua, hingga caleg DPR RI.
-
Bagaimana kerusuhan terjadi di Banyumas? Para suporter menyalakan flare dan kemudian merangsek masuk ke dalam stadion.
-
Apa yang terjadi di Pemberontakan 8888? Aksi protes ini diikuti oleh ribuan mahasiswa, biksu, dan warga sipil yang menuntut perubahan demokratis, namun ditanggapi dengan kekerasan oleh pihak militer.
Mengutip Tech Crunch, Telenor, operator telekomunikasi asal Norwegia yang menjalankan layanan di Myanmar mengungkap, Kementerian Transport dan Komunikasi Myanmar (MoTC) memerintahkan semua operator seluler untuk menghentikan sementara layanan internet di Myanmar. Sementara, layanan suara dan SMS tetap bisa diakses.
"Dalam perintah, MoTC mengutip dasar hukum dalam Undang-Undang Telekomunikasi Myanmar dan merujuk peredaran hoaks, stabilitas bangsa, dan kepentingan publik sebagai dasar tatanan tersebut. Telenor Myanmar sebagai perusahaan lokal terikat hukum setempat dan perlu menangani situasi yang tidak biasa dan sulit ini," kata Telenor dalam pernyataannya.
Telenor Myanmar juga menyebut, pihaknya memprioritaskan keselamatan karyawan di lapangan.
Medsos Diblokir
Penghentian akses internet terjadi beberapa jam setelah militer memblokir akses ke Twitter dan Instagram. Tujuan pemblokiran kedua aplikasi media sosial ini untuk menghentikan pergerakan masyarakat yang melakukan protes.
Sebelumnya, pemerintah militer Myanmar juga telah memblokir Facebook. Banyak pengguna internet di Myanmar menghindari pembatasan media sosial menggunakan VPN, namun pemadaman internet yang meluas membuat masyarakat kesulitan.
Laporan Reuters menyebut, organisasi masyarakat sipil mendesak penyedia internet dan jaringan seluler untuk menentang perintah pemadaman internet.
Sementara, kelompok HAM Amnesty International menyebut penutupan akses internet merupakan hal yang keji dan sembrono. Bahkan bisa mengarah pada pelanggaran HAM.
Sementara itu, juru bicara Facebook yang merupakan induk Instagram membenarkan bahwa layanannya diblokir oleh pemerintah militer Myanmar.
"Provider telekomunikasi di Myanmar telah memerintahkan blokir permanen Instagram. Kami mendorong otoritas untuk mengaktifkan kembali konektivitas sehingga orang-orang di Myanmar dapat berkomunikasi dengan keluarga dan teman-teman, serta mengakses informasi," kata juru bicara Facebook, dikutip dari CNN Business.
Sementara itu, Twitter menyatakan, pihaknya sangat prihatin dengan perintah pemblokiran platformnya.
"Ini merusak percakapan publik dan hak orang untuk mengeluarkan pendapatnya," kata juru bicara Twitter.
"Internet terbuka makin terancam di seluruh dunia. Kami akan terus menganjurkan untuk menghentikan penutupan yang diperintahkan oleh pemerintah," katanya. (mdk/faz)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berakhirnya pemberontakan 8888 bukan hanya tragedi kemanusiaan, tetapi juga meninggalkan jejak kelam dalam sejarah Myanmar.
Baca SelengkapnyaDalam laporan Freedom of Net, kebebasan berinternet skala global mengalami penurunan selama 14 tahun berturut-turut.
Baca SelengkapnyaPeran para wanita dibutuhkan dalam menambah personel untuk melawan junta militer Myanmar.
Baca SelengkapnyaVideo permintaan maaf ini viral di media sosial setelah diunggah reporter investigasi.
Baca SelengkapnyaPresiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol kemarin mengumumkan darurat militer hingga memicu krisis politik terburuk dalam beberapa dasawarsa.
Baca SelengkapnyaAksi menolak darurat milter Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol di Gedung Parlemen Majelis Nasional Seoul.
Baca SelengkapnyaViral video kericuhan antara anggota Polresta Padang dengan masyarakat Air Bangis dan Pasaman Barat
Baca SelengkapnyaProses pemakzulan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol dimulai setelah kontroversi darurat militer. Jika terbukti bersalah, Yoon berpotensi dapat hukuman mati.
Baca SelengkapnyaIsrael menyerang Kota Jenin dan Tulkarem di Tepi Barat selama lebih dari dua pekan pada akhir Agustus lalu.
Baca SelengkapnyaMereka dibubarkan secara paksa hingga nyaris terinjak kaki kuda oleh pasukan polisi Israel.
Baca SelengkapnyaSelain Presiden Yoon Suk Yeol, berikut sejarah 12 Presiden Korea Selatan selama menjabat dan akhir kekuasannya.
Baca SelengkapnyaBeberapa negara memberikan imbauan untuk perjalanan Korea Selatan terkait pemberlakuan status darurat militer, meski kini telah dicabut.
Baca Selengkapnya