Pengirim SMS mesum makin banyak jumlahnya
Merdeka.com - Sejak hadirnya ponsel, banyak orang jadi punya cara baru untuk melampiaskan pikiran mesumnya. Hal ini kemudian dilakukan lewat sexting atau berkirim SMS mesum.
Seperti dilansir SFGate (11/2), penggunaan sexting di kalangan pengguna ponsel pun tercatat makin meningkat saja dari tahun ke tahun. Bahkan, menurut polling terbaru, sekitar 20 persen orang dewasa mengaku pernah menerimanya lewat ponsel mereka pada 2013.
Hal ini meningkat dari tahun 2012 di mana angkanya hanya 15 persen saja. Jumlah orang yang mengaku mengirim sexting jadi 9 persen dari 2013, atau meningkat sebanyak 3 persen dari setahun sebelumnya.
-
Mengapa TikTok banyak digunakan anak muda? Fitur-fitur yang mudah digunakan dan konten yang kreatif membuat TikTok menjadi tempat yang menarik bagi anak muda untuk mengekspresikan diri dan terhubung dengan teman-teman mereka.
-
Apa saja perilaku kenakalan remaja? Kenakalan remaja bisa berbentuk kenakalan biasa, seperti berkelahi, keluyuran, membolos sekolah atau pergi dari rumah tanpa pamit.
-
Siapa yang sering melakukan pengemis online? Saat ini banyak konten kreator yang sering mengunggah video mengemis online di akun media sosialnya seperti Tiktok, Instagram, Short Youtube.
-
Apa tren teknologi yang paling berpengaruh pada pergaulan remaja? Selain itu, teknologi berpengaruh besar terhadap pergaulan bebas. Akses internet dan televisi yang kurang diawasi memicu remaja untuk melakukan hal yang tidak baik.
-
Apa itu konsumsi BBM? Untuk pemilik kendaraan konvensional, menghitung konsumsi bahan bakar adalah hal yang sangat krusial, terutama dengan fluktuasi harga bensin yang terjadi setiap bulan. Agar tidak mengalami pengeluaran berlebih akibat penggunaan BBM yang tidak efisien, banyak pengendara yang mulai mencatat konsumsi bahan bakar setiap kali mereka mengisi bensin.
-
Siapa yang lebih banyak terpengaruh penggunaan ponsel? Hasilnya menunjukkan adanya hubungan yang jelas antara screentime yang berlebihan dengan keterlambatan dalam keterampilan kosakata dan tata bahasa pada anak-anak.
Dari angka itu, mereka yang melakukan SMS mesum ternyata tersebar angkanya. Kebanyakan pelaku sexting ada di usia 18 hingga 24 tahun di mana mereka masih dalam fase awal menjalin sebuah hubungan. Sementara, bagi mereka yang ada di usia pertengahan 20-30 jumlahnya masih kalah dibanding para ABG tersebut.
Dari polling yang dilakukan Pew Research Center ini menunjukkan bahwa ponsel dan jejaring sosial memang telah mengubah perilaku manusia. Termasuk dalam hubungan intim dengan pasangan, kini hal tersebut dilakukan lewat ponsel.
Dalam penelitian sebelumnya juga terungkap fakta bahwa pelaku sexting ternyata tidak pandai jaga rahasia. Mereka yang suka kirim SMS mesum lebih rentan membocorkan data pribadi seperti nomor rekening bank hingga password akun tertentu.
(mdk/nvl)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Peran orang tua dan pendidikan bahaya seks bebas penting untuk menekan fenomena ini.
Baca SelengkapnyaMenurutnya, pekerjaan rumah besar pemerintah saat ini salah satunya membatasi akses internet atau situs porno di Indonesia.
Baca SelengkapnyaKondisi tersebut memunculkan ancaman baru di dunia digital berupa kekerasan digital berbasis gender.
Baca SelengkapnyaLewat grup telegram untuk memberikan konten- konten pornografi mulai dari Rp 500 ribu hingga Rp 2 juta.
Baca SelengkapnyaOrang tua diminta untuk mengawasi handphone anak jika memiliki tiga aplikasi sebagai media komunikasi mereka.
Baca SelengkapnyaMereka meminta untuk onani di lahan kosong pinggir jalan.
Baca SelengkapnyaKetua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Ai Maryati Solihah mencatat, ada 481 pengaduan terkait kasus anak korban pornografi dan cyber crime.
Baca SelengkapnyaMenteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi menyebutkan judi online banyak dilakukan anak muda.
Baca SelengkapnyaIni metode baru dan akan dikoordinasikan dengan operator seluler.
Baca SelengkapnyaDelapan anak korban terkait kasus konten porno jaringan internasional menjalani perawatan kesehatan dan layanan konseling.
Baca SelengkapnyaKejadian berawal dari korban yang mendapatkan informasi penyedia layanan seksual dari aplikasi Telegram.
Baca SelengkapnyaPara korban tergiur iming-iming kedua pelaku dijanjikan menjadi model, namun malah dijadikan pemeran konten pornografi di media social.
Baca Selengkapnya