Perusahaan ini Paksa Karyawannya Telan Api agar Semangat Bekerja
Banyak pengguna media sosial di China mengkritik aktivitas ini dengan keras.
Sebuah perusahaan di China tengah menghadapi kritik karena mewajibkan karyawannya untuk melakukan aksi memakan api. Mereka beralasan bahwa kegiatan ini dapat membantu karyawan mengatasi ketakutan dan meningkatkan rasa percaya diri.
Seorang pengguna media sosial di China, Rongrong, baru-baru ini mengungkapkan "aktivitas membangun tim yang tidak masuk akal" melalui platform media sosial yang populer.
-
Kenapa orang China melompati api? Dalam cerita rakyat, suara yang dihasilkan oleh api yang menyala dipercaya dapat mengusir roh jahat serta menghindarkan dari nasib buruk.
-
Bagaimana bos China memaksa karyawan untuk mengutamakan pekerjaan? 'Apakah semua orang memahami tanggung jawab mereka dengan jelas? Mohon luangkan waktu sejenak untuk merenung. Tidak ada dari Anda yang baru dalam proyek ini, jadi apakah semua orang sepenuhnya menyadari peran mereka?,' ungkapnya seperti yang dilansir oleh SCMP pada Minggu (3/11/2024).
-
Kenapa bos di China mendorong karyawan untuk mengutamakan pekerjaan? 'Pandangan pribadi saya adalah jika Anda mengerjakan proyek ini, maka pekerjaan proyek adalah yang utama. Jika seseorang meninggal di rumah, biarkan mereka membusuk sebentar. Pertama, selesaikan proyek, baru tangani masalah pribadi. Mungkin itu hanya pandangan pribadi saya, tetapi saya ingin tahu apakah semua orang setuju!' tambahnya.
-
Bagaimana cara memberikan semangat kerja? Kamu bisa mengucapkannya secara langsung atau berkirim pesan singkat.
-
Kata motivasi apa yang bisa membakar semangat kerja? 'Satu-satunya cara untuk melakukan pekerjaan hebat adalah dengan mencintai apa yang Anda lakukan.' – Steve Jobs
-
Apa contoh kata-kata semangat kerja keras? 'Kesuksesan adalah 1% inspirasi dan 99% kerja keras.' – Thomas Edison
Praktik ini mengharuskan karyawan untuk memasukkan stik yang menyala api ke dalam mulut mereka. Menurut laporan dari laman SCMP pada Kamis (9/1), seorang netizen menjelaskan bahwa aksi tersebut mirip dengan akrobat yang memadamkan api dengan menutup mulut dengan cepat, sehingga menghalangi pasokan oksigen.
Rongrong menyatakan bahwa ia merasa enggan untuk mengikuti kegiatan memakan api tersebut, namun merasa tertekan untuk melakukannya karena takut kehilangan pekerjaan.
Perusahaan yang berlokasi di provinsi Liaoning, Tiongkok timur laut, merupakan organisasi pendidikan tempat Rongrong bekerja selama kurang dari setahun, sebagaimana dilaporkan oleh outlet media Tiongkok, Xiaoxiang Morning News.
Ia menjelaskan bahwa acara membangun tim yang berlangsung selama dua hari tersebut melibatkan 60 peserta yang dibagi menjadi enam kelompok.
"Tujuannya adalah untuk menunjukkan tekad kami kepada pimpinan perusahaan. Untuk menunjukkan bahwa kami ingin menang, dan kami ingin menghasilkan uang," ungkapnya.
Banyak perusahaan di Tiongkok dilaporkan menerapkan teknik makan api sebagai bagian dari kegiatan membangun tim, dengan klaim bahwa metode ini dapat meningkatkan rasa percaya diri, membantu mengatasi ketakutan, serta menggali potensi karyawan.
Renzhong, sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang pengembangan tim di Tiongkok timur, menyatakan di situs webnya bahwa instruktur akan melatih karyawan dalam teknik makan api dan menyediakan peralatan keselamatan kebakaran di lokasi.
Namun, Rongrong merasa sangat takut dan mengatakan, "Saya merasa itu merendahkan." Ia menambahkan bahwa acara tersebut melanggar undang-undang ketenagakerjaan dan berencana untuk mengajukan keluhan kepada pihak berwenang. Hingga saat ini, perusahaan tersebut belum memberikan tanggapan terkait tuduhan yang ada.
Indikasi Pelanggaran Hak Karyawan
Berdasarkan undang-undang di Tiongkok, perusahaan yang menerapkan praktik yang tidak wajar dan melanggar hak-hak karyawan dapat dikenakan peringatan serta diwajibkan untuk memberikan kompensasi.
Chen Pingfan, seorang pengacara dari Firma Hukum Hunan Furong, mendorong para karyawan untuk mengambil langkah hukum dan memanfaatkan media untuk mengecam praktik-praktik yang tidak etis di tempat kerja.
Insiden tersebut dengan cepat menjadi sorotan di media sosial, di mana topik terkait telah ditonton sebanyak 7,2 juta kali. Seorang pengamat daring menyebut peristiwa itu sebagai "ujian kepatuhan terselubung" dan meminta Rongrong untuk menghentikannya. Selain itu, ada pula yang menganggap tindakan tersebut sebagai penyalahgunaan kekuasaan.
"Melindungi pekerja berdasarkan undang-undang ketenagakerjaan masih jauh dari harapan," ungkap salah satu pihak yang mengkritik.
Laporan mengenai perlakuan kasar terhadap karyawan selama kegiatan membangun tim terus bermunculan di seluruh Tiongkok.
Pada Januari 2025, sebuah perusahaan di provinsi Guizhou, bagian barat daya Tiongkok, memaksa pekerja yang kalah dalam permainan untuk merangkak di jalan pada malam hari.
Di tahun 2016, sebuah perusahaan yang berlokasi di Nanjing, Tiongkok timur, memaksa karyawan mereka untuk mencium tong sampah dan memeluk orang asing di tempat umum sebagai metode untuk meningkatkan keberanian mereka.