Waspada Penipuan Tawarkan Kerja Freelance Hanya Like dan Subscribe Medsos
Merdeka.com - Saat ini marak modus penipuan menawarkan pekerjaan freelance. Mengelabui korban mendapatkan uang hanya melakukan like dan subscribe ke akun medsos.
Seorang karyawati menceritakan pengalamannya berkali-kali mendapatkan tawaran itu. Beruntungnya, ia tak mudah percaya. Dia menyadari ada hal yang janggal saat ditawarkan pekerjaan freelance dari seseorang yang tidak ia kenal melalui chat WA.
"Ada yang aneh aja dan udah feeling kayaknya ini penipuan," ujar dia.
-
Apa saja modus penipuan lowongan kerja? Ingat, pemberi kerja yang resmi tidak akan meminta pembayaran apa pun selama proses perekrutan. Jika ada yang meminta biaya perekrutan, deposit, atau biaya wawancara maka waspadalah. Sebab, ini seringkali merupakan modus penipuan loker palsu.
-
Apa modus baru penipuan lowongan kerja? Kesaksian Korban Belum lama ini, terungkap modus kejahatan baru yang menyasar para pencari kerja. Diungkap sejumlah korban yang baru saja melakukan interview di salah satu lokasi berkedok perusahaan di Duren Sawit, pelaku membujuk agar sejumlah uang diserahkan. Bukan tanpa alasan, para korban turut dijanjikan segera mendapat pekerjaan impian. Sontak, uang tersebut diminta pelaku. 'Kalau mau, ya saya bilang ada Rp50 ribu. Udah, Rp100 ribu aja katanya. Ya sudah, saya kasih Rp100 ribu,' terangnya.
-
Apa modus penipuan baru yang marak belakangan ini? Salah satunya yang marak belakangan ini adalah social engineering bermodus penipuan melalui permintaan untuk mengklik sebuah file undangan pernikahan berformat APK di WhatsApp (WA).
-
Apa penipuan yang marak terjadi saat ini? Beredar unggahan di media sosial terkait tawaran pinjaman bagi nasabah Bank Rakyat Indonesia (BRI) hanya dengan menghubungi nomor WhatsApp.
-
Dimana modus penipuan ini terjadi? Melansir dari Info Security Magazine, kasus ini baru saja terjadi dalam penerbangan domestik dan bandara di Australia yakni Perth, Melbourne, dan Adelaide.
-
Bagaimana pelaku menjalankan modus penipuan ini? Kesaksian Korban Belum lama ini, terungkap modus kejahatan baru yang menyasar para pencari kerja. Diungkap sejumlah korban yang baru saja melakukan interview di salah satu lokasi berkedok perusahaan di Duren Sawit, pelaku membujuk agar sejumlah uang diserahkan. Bukan tanpa alasan, para korban turut dijanjikan segera mendapat pekerjaan impian. Sontak, uang tersebut diminta pelaku.
Pengamat keamanan siber Vaksincom, Alfons Tanujaya pun mengamini modus baru ini. Ia mengaku nomor HP yang kerap dijadikan riset aktivitas penipuan, juga mendapatkan tawaran pekerjaan serupa.
Setelah dipelajari polanya, Alfons mengungkapkan bahwa aksi penipuan ini bersifat agak eksklusif dalam menjalankan kegiatannya.
"Anda tidak bisa mendaftarkan diri untuk menjadi korban penipuan ini, dan anda harus mengandalkan "keberuntungan" jika mau ditipu," kata dia kepada Merdeka.com, Selasa (30/5).
Penipu akan menggunakan database yang dimilikinya untuk mengincar korbannya. Jika nomor Anda dihubungi oleh penipu, maka akan mendapatkan penawaran kerja freelance, jam kerja fleksibel, bisa bekerja dari mana saja dan tanpa target.
"Dan cukup subscribe channel medsos saja sudah bisa mendapatkan uang tunai Rp 900 ribu sampai Rp 1,8 juta setiap hari," ujarnya.
Dalam penipuan kerja freelance like dan subscribe ini pada awalnya korbannya akan mendapatkan pembayaran sesuai dengan janji dimana setiap kali melakukan subscribe atau like akan mendapatkan transfer uang tunai ke rekeningnya.
Jika korbannya sudah percaya, ia akan ditawari kesempatan untuk mendapatkan hasil lebih besar lagi, tetapi kali ini tidak gratis melainkan ia harus menginvestasikan uangnya guna mendapatkan imbal hasil yang dijanjikan dan tetap bekerja melakukan like dan subscribe pada akun media sosial yang telah ditentukan.
Supaya korbannya lebih percaya lagi kepada metode ini, maka ia akan dimasukkan ke dalam satu group Telegram bersama dengan member lain yang ketika diberikan tugas terlihat bahwa member lain sangat bersemangat menjalankan tugas dan mendapatkan pembayaran.
Ketika ditawarkan tugas baru namun harus menyetorkan sejumlah uang guna menjalankan tugas tersebut, terlihat bahwa member lain sangat bersemangat dan langsung mengambil kesempatan yang diberikan.
"Hal ini memanfaatkan kelemahan psikologis, FOMO alias Fear Of Missing Out atau ketakutan untuk tertinggal dari trend yang sedang terjadi. Dimana member lain terlihat sangat aktif melakukan transaksi dan mendapatkan uang sehingga korban akan terbawa dan ikut mengambil paket yang ditawarkan," kata dia.
Menariknya, ketika korban menyetorkan uang dalam jumlah besar, maka uang setoran itu akan ditahan dengan berbagai alasan dan justru digunakan sebagai senjata agar korbannya menyetorkan uang kembali jika tidak mau setoran awalnya hangus.
"Pada titik tersebut adalah saat penipu memanen hasil kerja kerasnya sudah jelas uang korban akan hilang dan tidak mungkin kembali lagi. Group Telegram akan ditutup dan penipu akan menghilang," jelasnya.
Lalu, apa yang harus dilakukan? Kata Alfons, Jika tidak mau pusing, tolak saja tawarannya dan blok kontak tersebut demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. (mdk/faz)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Baru-baru ini modus penipuan berkedok lowongan kerja kembali beraksi.
Baca SelengkapnyaKorban sudah melaporkan penipuan dan ancaman dialaminya ke polisi.
Baca SelengkapnyaMarak penipuan berkedok lowongan kerja di Bekasi, milenial tak lepas dari penipuan ini.
Baca SelengkapnyaKasus penipuan modus kerja dengan like dan subscribe youtube tidak hanya menipu para korban dengan menggasak uangnya saja.
Baca SelengkapnyaBeredar video mengenai pengakuan sejumlah korban interview bodong.
Baca SelengkapnyaHimawan berharap agar masyarakat harus lebih teliti dalam menerima setiap informasi.
Baca SelengkapnyaLaporan kasus penipuan tersebut antara lain pernah didapatkan berdasarkan iklan lowongan kerja yang disebarkan lewat WhatsApp dan Telegram.
Baca SelengkapnyaModus penipuan baru, pelaku tawarkan pekerjaan paruh waktu kepada korban.
Baca SelengkapnyaDalam pesan tersebut bertuliskan lowongan pekerjaan paruh waktu dengan gaji
Baca SelengkapnyaPenipuan WA kini makin menyeramkan. Berikut deretannya.
Baca SelengkapnyaTotal sudah lima tersangka ditangkap polisi terkait kasus penipuan tersebut.
Baca SelengkapnyaData Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri mencatat, sebanyak 823 korban terjerat penipuan lowongan kerja berbasis online.
Baca Selengkapnya