Metatah, Tradisi Potong Gigi Penanda Kedewasaan di Bali
Merdeka.com - Seseorang dikatakan dewasa bisa dilihat dari usia, fisik dan pola pikir. Namun, bagi umat Hindu di Bali penanda seseorang sudah dewasa bisa ditandai dengan tradisi unik potong gigi. Ritual keagamaan potong gigi atau Metatah merupakan salah satu ritual yang harus dilalui anak ketika beranjak dewasa atau akil balig.
Sambil berbaring, seorang wanita muda memperlihatkan giginya. Di sampingnya, petugas siap memotong 6 gigi bagian atas berbentuk taring ini. Mengikis perlahan giginya dengan sebuah alat ditangannya.
Sebagai penanda menjadi sosok yang telah dewasa. Melangkah kehidupan dengan babak baru. Menopang tanggung jawab, meninggalkan masa kanak-kanaknya.
-
Siapa yang menjalani ritual adat Batak? Chen Giovani menjalani ritual adat Batak menjelang pernikahannya dengan Fritz Hutapea.
-
Kapan tradisi ini dilakukan? Tradisi ini diketahui sudah berkembang sejak tahun 1950-an, dan jadi salah satu hajat desa yang selalu ramai didatangi oleh warga.
-
Kapan tradisi ini dimulai? Tradisi undangan berhadiah kopi saset hingga bumbu masak telah lama digunakan masyarakat Majalengka sebelum melangsungkan hajatan.
-
Apa yang dirayakan dalam khitanan? Khitan atau sunat merupakan kewajiban atau fardhu ain bagi para kaum muslimin. Kewajiban ini sudah bisa dilakukan bahkan sejak masih bayi.
-
Kapan tradisi Telok Abang dilakukan? Tradisi Telok Abang khas Palembang ini hanya terlaksana setiap hari kemerdekaan Indonesia, yaitu 17 Agustus.
-
Kapan gigi mulai bergeser? Sebelum Anda panik membayangkan harus memakai retainer seumur hidup, perlu diketahui bahwa perubahan posisi gigi tidak terjadi dalam semalam.
Meski disebut potong gigi, bukan berarti gigi dipotong hingga habis, tapi dikikir agar rapi. Gigi peserta yang ikut Metatah Masal kurang lebih di potong kurang dari 2 mm. Gigi yang telah dipotong lantas diletakkan di atas sebuah kain berwarna cokelat kekuningan. Nantinya, didoakan bersama dengan sepiring sesaji.
Setelah gigi dikikir, peserta metatah diminta untuk mencicipi enam rasa. Dari pahit dan asam, pedas, sepat, asin dan manis. Setiap rasa ini memiliki makna di dalamnya. Rasa pahit dan asam adalah simbol agar tabah menghadapi kehidupan yang keras. Rasa pedas sebagai simbol tentang kemarahan, senantiasa sabar apabila mengalami hal yang membuat naik pitam.
Rasa sepat sebagai simbol agar taat pada peraturan atau norma-norma yang berlaku. Rasa asin menandakan kebijaksanaan sedangkan rasa manis sebagai penanda kehidupan yang bahagia.
©2021 Merdeka.com/I Wayan ArfianTradisi ini memang bermakna mendalam. Diartikan juga pembayaran utang oleh oran tua ke anaknya karena sudah bisa menghilangkan keenam sifat buruk dari diri manusia. Dalam tradisi, orang tua akan memberi sebuah nasihat yang menuntun menjadi pribadi yang lebih dewasa.
Keenam sifat buruk manusia yaitu kama, loba, krodha, mada, moha, dan matsarya. Kama yaitu hawa nafsu yang tak terkendalikan, loba sifat ketamakan. Krodha marah yang melampaui batas, sedangkan Mada yaitu mabuk.
Moha kebingungan dan kurang berkonsentrasi sehingga tak dapat menyelesaikan tugas dengan baik. Selain itu, Matsarya atau sifat iri hati.
©2021 Merdeka.com/I Wayan ArfianSetiap peserta menggunakan pakaian adat Bali yang khas, Payang Agung. Busananya khas dengan corak Pulau Dewata. Mewah dan berkelas. Tampilan para peserta potong gigi tampil dengan rambut disanggul. Bagian kepala dhiiasi oleh mahkota berbahan emas yang mewah. Bak ratu kebangsaan. Begitu juga dengan peserta Metatah pria.
Dalam tradisi Metatah, Mesanggih atau Mepandih wanita hamil tidak diizinkan mengikuti adat sakral ini. Menurut kepercayaan, wanita yang tengah mengandung membawa janin yang suci. Sedangkan saat Metatah, seseorang berada dalam fase yang tidak suci atau disebut masa cuntaka.
©2021 Merdeka.com/I Wayan ArfianTerlihat sederhana, namun tradisi Metatah menghabiskan dana yang cukup menguras kantong. Alhasil, banyak orang yang menunda proses adat pemotongan gigi. Tak kehilangan ide, masyarakat Bali juga menyiasatinya dengan melakukan metatah secara massal.
Biasanya, Metatah dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan upacara Ngaben, pernikahan, dan Ngeresi, serta dilakukan pada hari-hari tertentu saja (sad ripu) pada yang bersangkutan.
Sudah dilakukan sejak dulu. Hingga kini, tradisi Mentatah di Pulau Dewata Bali ini masih lestari. (mdk/Tys)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mepandes merupakan ritual keagamaan yang harus dilaksanakan oleh semua umat Hindu di Bali yang khususnya bagi yang sudah menginjak usai remaja.
Baca SelengkapnyaPerempuan Mentawai yang memiliki gigi runcing akan dianggap memiliki nilai lebih.
Baca SelengkapnyaMeskipun terdengar menyakitkan, tradisi ini tetap dijunjung tinggi dan diwariskan secara turun-temurun.
Baca SelengkapnyaDalam ritual ini, mereka wajib melepaskan pakaian umat awam, dan kemudian menggantinya dengan jubah.
Baca SelengkapnyaDalam tradisi lokal masyarakat Batak, terdapat upacara khusus untuk orang tua sebagai bentuk penghormatan dan balas budi.
Baca SelengkapnyaDoa tedak siten bahasa Arab, Latin serta artinya ini dapat Anda amalkan.
Baca SelengkapnyaKetahui manfaat dari tradisi melukat yang kerap diikuti wisatawan saat berlibur ke Pulau Dewata Bali.
Baca SelengkapnyaTradisi ini melihat sisi kecantikan setiap wanita bukan berdasarkan wajah, melainkan dari daun telinga yang panjang.
Baca SelengkapnyaMelalui akun Instagram, Abigail Cantika tampak membagikan momen saat menjalani ritual melukat di Ubud, Bali.
Baca SelengkapnyaAda makna luhur dari tradisi Mudun Lemah di Cirebon
Baca SelengkapnyaBudaya ketupat lepas jadi bukti rasa sayang orang tua ke anaknya.
Baca SelengkapnyaTradisi ini diharapkan dapat membantu anak untuk mengatasi kesulitan dalam hidupnya, terhindar dari rintangan, dapat mandiri dan tanggung jawab.
Baca Selengkapnya