Pemandangan Miris Sapi Makan Sampah di TPU Piyungan
Merdeka.com - Suara lenguhan sapi bersahut-sahutan dengan mesin penggaruk sampah yang beroperasi. Sama sekali tak terganggu, hewan mamalia berkaki empat ini terlihat asyik mengunyah di antara tumpukan sampah terpadu (TPST) Piyungan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Dengan moncongnya, sapi-sapi ini sibuk mengendus sampah layaknya mencari rumput. Sesekali membuka kantong plastik limbah rumah tangga, mencari sesuatu yang bisa dikunyah. Dari sampah organik sampai anorganik siap menjadi santapan hewan ternak ini.
Setidaknya sekitar 1.100 sapi berkeliaran di tempat sampah. Membiarkan hewan ternaknya mencari makan sendiri. Berbaur dengan para pemulung yang mengais rejeki. Saling berebut mencari sumber kehidupan.
-
Apa yang dilakukan dengan kotoran sapi di rumah potong hewan? Setiap hari para petugas di rumah potong hewan, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Cilegon, Banten sibuk mengumpulkan kotoran sapi. Sisa buang itu kemudian dikeringkan dan difermentasi untuk dijadikan pupuk organik.
-
Siapa yang beternak sapi di Jakarta? Hidup di perkotaan padat seperti Jakarta, hampir mustahil rasanya merintis usaha peternakan. Namun, hal yang tidak mungkin itu justru bisa dimentahkan oleh Abdul Latif.
-
Apa yang dilakukan sapi di TPA Putri Cempo? Mereka dengan bebasnya bisa makan sampah rumah tangga di tumpukan sampah yang menggunung.
-
Siapa yang menjadi juragan sapi? Delia Septianti dikenal sebagai seorang penyanyi. Ia lama tak menjadi penyanyi setelah keluar dari grup Ecoutez. Namun Delia kembali menjadi vokalis Ecoutez pada 2023 ini Selain sebagai vokalis, Delia diketahui membuka usaha. Juragan Sapi Delia Septianti memilih membuka usaha jualan sapi.
-
Dimana kambing itu berada? Ada kambing bertanduk 5 yang menggegerkan masyarakat di Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat.
-
Apa yang dilakukan oleh sapi sonok di Madura? Penyebutan Sapi Sonok merujuk pada sapi berjalan anggun menuju pelaminan, kemudian masuk (nyono') ke pelaminan yang disediakan.
Pemandangan di sudut Kota Pelajar ini sudah hal yang biasa, kurang lebih sejak seperempat abad lalu sapi ini sudah mengisi perut mereka dengan sampah. Bukan karena tak ada rumput, hewan mamalia ini memang sengaja di lepas oleh pemiliknya.
Beberapa peternak menganggap memelihara sapi dengan memberi makan dari limbah sampah jauh lebih menguntungkan. Berbeda halnya jika memelihara sapi dengan pakan rumput, jauh lebih mahal terlebih saat memasuki kemarau. Akhirnya demi memangkas biaya, para peternak membiarkan sapi 'merumput' di hamparan sampah seluas 10 hektar itu.
©2021 Merdeka.com/Muhammad BiondySecara kasat mata, sapi tersebut terlihat gemuk dan sehat. Namun, belum tentu dagingnya bisa aman untuk dikonsumsi. Pasalnya, sapi yang memakan sampah dagingnya akan mengandung logam timbal.
Jika mau dijual, peternak harus mengarantina sapi terlebih dulu selama tiga bulan. Saat di karantina, hewan ternak juga harus diberikan makanan yang sehat. Namun hal itu juga tidak menjamin kandungan zat timbal pada daging sapi tersebut hilang total.
©2021 Merdeka.com/Muhammad BiondyIronisnya, penggembala ini menjual sapi mereka. Untuk harga jualnya tidak ada yang berbeda dari sapi di peternakan. Harga jual sapi berdasarkan pada bobot dan ukuran sapi. Semakin berat tentu saja harga jualnya semakin tinggi.
Pemandangan miris sapi makan sampah rupanya tak hanya terjadi provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta saja, beberapa wilayah di Indonesia juga banyak dijumpai sapi mengonsumsi limbah rumah tangga seperti di TPA Jatibarang, TPA Tasikmalaya, Maluku Utara.
©2021 Merdeka.com/Muhammad BiondyTPST yang beroperasi sejak 1996 ini mengelola sampah yang berasal dari Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, dan Kabupaten Bantul. Meski sampah sudah menumpuk, namun hingga saat ini TPA Piyungan masih aktif difungsikan karena belum ada lokasi baru yang dapat digunakan sebagai lahan dibangunnya TPA.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk membenahi dan meningkatkan fungsi dan kegunaan TPA ini, baik oleh Pemda DIY maupun Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Tak bisa dipungkiri,masalah sampah memang masih menjadi polemik di Kota Gudeg ini. (mdk/Tys)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Meski sudah berulang kali menjadi sorotan, masih ada saja sapi-sapi yang digembalakan di Tempat Pembuangan Akhir Putri Cempo Solo.
Baca SelengkapnyaSejumlah Sapi Kurban di Ciputat Kabur ke Jalan Raya hingga Seruduk Warga
Baca SelengkapnyaGara-gara ada sapi, terjadi kemacetan panjang di Tol Pelabuhan.
Baca SelengkapnyaKejadian hewan kurban kaburi ni direkam warga dan tersebar luas di media sosial. Berikut deretan momennya.
Baca SelengkapnyaSaat musim kemarau tinggi muka air di bagian Pintu Air Manggarai, mengalami penurunan.
Baca SelengkapnyaBerawal dari protes warga, rumah potong hewan di Cilegon ini sulap limbah jadi pupuk organik.
Baca SelengkapnyaTotal ada 13 sapi milik warga yang mati secara mendadak.
Baca SelengkapnyaBegini sisi lain gunung sampah Bantar Gebang yang mampu membuat terkejut dan heran.
Baca SelengkapnyaBagaimana jadinya jika keran air yang semula mati tiba-tiba menyala? Panik sudah tentu.
Baca Selengkapnya