Aceh Jadi Salah Satu Daerah yang Sulit Ditaklukkan Belanda saat Penjajahan, Apa Alasannya?
Aceh disebut jadi daerah yang sangat sulit ditaklukkan oleh penjajah, ternyata ini alasannya.
Aceh disebut jadi daerah yang sangat sulit ditaklukkan oleh penjajah, ternyata ini alasannya.
Aceh Jadi Salah Satu Daerah yang Sulit Ditaklukkan Belanda saat Penjajahan, Apa Alasannya?
Aceh disebut sebagai salah satu daerah yang sangat sulit ditaklukkan oleh Belanda di masa penjajahan.
Rencana Belanda untuk mengamankan seluruh wilayah Sumatera terganjal di Aceh.
Kerasnya perjuangan rakyat serta medan yang asing menjadi alasan daerah tersebut sulit ditaklukkan.
Sejak tahun 1873 hingga 1904, Belanda terlibat perang dengan Kesultanan Aceh yang disebut dengan Perang Aceh.
Perang tersebut menjadi salah satu perang terlama di dunia. Simak ulasan selengkapnya:
Aceh Jadi Daerah yang Sulit Ditaklukkan
Perang Aceh terjadi akibat adanya keinginan Belanda untuk menguasai wilayah Sumatera.
Dulu, pasukan Aceh yang terdiri dari ulama dan rakyat melawan pasukan Belanda dengan sekuat tenaga.
Kedua pihak pernah bertarung untuk memperebutkan Masjid Raya Baiturrahman.
Hingga pada akhirnya, Jenderal JHR Kohler wafat di tangan pasukan Aceh.
Setelah kegagalan pertama, Belanda kembali merapatkan barisannya pada serangan kedua, 9 Desember 1873 di bawah pimpinan Jan van Swieten.
Rakyat Aceh Lakukan Perlawanan
Dilansir dari laman historia, disebutkan jika rakyat Aceh tak gentar melakukan perlawanan terhadap Belanda.
Padahal, Belanda telah menyusun strategi untuk menghancurkan Aceh dari luar dan dalam.
Pertama, Belanda memiliki strategi untuk menghancurkan perkampungan dengan tembakan meriam.
Kedua, memanfaatkan orang-orang yang mudah diperalat untuk menjalankan siasat pecah belah.
Namun, cara tersebut rupanya tak membuat pasukan Aceh mundur.
Disebut Ada Peran Ulama
Pada saat Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, Kesultanan Aceh memberikan dukungan penuh.
Ini dinyatakan dengan kerelaan menyerahkan harta dan nyawa untuk tegaknya NKRI.
Selama revolusi fisik, Aceh merupakan satu-satunya wilayah yang tidak dapat diduduki oleh Belanda.
Peran ulama di Aceh dalam mempertahankan kemerdekaan disebut sangat penting.
Sebab, melalui fatwa dan bimbingan para ulama ini rakyat rela berjuang dan berkorban mempertahankan kemerdekaan.
Oleh sebab itu, Aceh menjadi wilayah yang sangat sulit ditaklukkan oleh Belanda.
Terbentuk Provinsi Aceh
Berdasakan Peraturan Perdana Menteri Pengganti Peraturan Pemerintah No. 8/Des/WKPM/49 tertanggal 17 Desember 1949, Aceh dinyatakan sebagai satu provinsi yang berdiri sendiri.
Hingga sekarang, Aceh menjadi daerah provinsi di Indonesia yang mempunyai status 'otonomi khusus'.
Keputusan tersebut berdasarkan pada UU No 18 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
UU Otonomi Khusus Aceh ini disempurnakan lagi dengan lahirnya UU Nomor 11 Tahun 2006 tentang pemerintahan Aceh.