Begini Cara Warga Ritual di Situs Majapahit, Ziarah ke Hayam Wuruk dan Gajah Mada
Merdeka.com - Kerajaan Majapahit telah lenyap dari peradaban sejak lima abad yang lalu, tepatnya sekira tahun 1478 M. Namun, sampai sekarang masyarakat masih menjunjung tinggi budaya untuk menghormati leluhur mereka.
Penghormatan tersebut berupa sebuah ritual khas Jawa Kuno yaitu berziarah ke petilasan atau makam. Di sana, mereka membaca bacaan-bacaan tertentu sebagai sebuah syarat dilaksanakannya ritual tersebut.
Mereka mengenakan pakaian khas Jawa dengan blangkon di kepala, beskap sebagai atasan, kain jarik, dan membawa sebuah pusaka keris di punggung belakang. Simak ulasannya sebagai berikut.
-
Kapan Kerajaan Majapahit berdiri? Situs ini diperkirakan peninggalan kerajaan Majapahit yang eksis pada abad XIII – XV (Poeponegoro, 1992).
-
Kenapa orang Jawa di Malaysia tetap lestarikan tradisi? Namun mereka tak ingin meninggalkan identitas asal. Walaupun berada di negeri orang mereka tetap lestarikan budaya Jawa.
-
Dimana tradisi Marosok masih lestari? Sampai saat ini, tradisi tersebut masih lestari, terutama di beberapa kota seperti Kabupaten Padang Pariaman, Tanah Datar, Kota Payakumbuh, Kabupaten Solok, Limapuluh Kota, dan Agam.
-
Siapa yang memimpin kerajaan Majapahit? “Dewi Suhita is the 6th King of the Majapahit Kingdom, who has the title Ratu Ayu Kencono Wungu, He led the Majapahit kingdom from 1429 AD - 1447 AD, The beauty and beauty of DEWI SUHITA made everyone admire and fall in love with him“ - Millen
-
Siapa yang punya darah keturunan Majapahit? Pria tua ini bukanlah orang sembarangan. Dia masih memiliki darah keturunan Kerajaan Majapahit. Pesan leluhurnya juga masih dipegang teguh. Bahkan kakek ini juga masih menjunjung tradisi ageman Jawa Kuno.
-
Kenapa Jawa disebut sebagai pusat kerajaan bersejarah? Pulau Jawa adalah pusat dari beberapa kerajaan bersejarah yang berperan penting dalam membentuk budaya dan sejarah Indonesia.
Ritual Khas Warga Majapahit
Sebagian masyarakat sekitar Kecamatan Trowulan, Mojokerto sampai sekarang masih memegang erat kepercayaan terhadap leluhur. Terutama para leluhur yang pernah berjaya membangun sebuah kerajaan bernama Majapahit di lokasi tersebut.
Hal itu terekam dalam sebuah video yang diunggah oleh channel Youtube Asli Mojokerto. Dalam video tersebut, terlihat beberapa orang mengenakan pakaian adat Jawa dengan blangkon dan beskap, lengkap dengan keris yang menjadi pusaka utamanya.
©2023 Merdeka.com
Mereka menamakan ritual tersebut dengan sebutan semedi. Selain itu, ritual semedi itu juga disamakan dengan ibadah di agama lain. Sehingga mereka wajib melakukan ritual semedi secara rutin.
“Kalau orang Islam namanya sholat. Kalau luri-luri Semedi,” ucap salah seorang warga yang memimpin ritual tersebut.
Cara Menghormati Leluhur
Masyarakat yang tinggal di bekas peradaban Majapahit ratusan tahun silam itu melakukan ritual semedi bukan tanpa alasan. Mereka menunaikan ibadah semedi secara rutin agar selalu mengingat arwah para nenek moyang.
©2023 Merdeka.com
Hal tersebut memiliki dasar yang kuat. Masyarakat Jawa Kuno dahulu memiliki kepercayaan bahwa arwah nenek moyang atau leluhur memiliki kekuatan sehingga dapat berpengaruh pada kehidupan sehari-hari manusia.
“Iling (ingat) sama leluhur. Leluhur Jawa. Jadi setiap hari harus ingat terus,” terangnya.
©2023 Merdeka.com
Membaca Bacaan-bacaan Tertentu
Dalam video tersebut, terlihat beberapa orang yang melakukan ritual tersebut membaca sebuah bacaan-bacaan tertentu sebagai syarat dilakukannya ritual semedi. Satu dan yang lainnya tampak kompak melafalkan bacaan tertentu dengan mata tertutup dan tangan yang terlipat.
©2023 Merdeka.com
Kurang jelas apa bacaan yang dilafalkan oleh penduduk yang melakukan ritual semedi itu. Namun, yang pasti bacaan tersebut ditujukan kepada para leluhur. Dalam konteks ini, mereka tengah berdoa di petilasan Raja Hayam Wuruk.
Ziarah ke Petilasan Hayam Wuruk dan Gajah Mada
Selain berziarah dan memanjatkan doa-doa ke petilasan Raja Hayam Wuruk. Warga yang melakukan ritual semedi tersebut juga berziarah ke petilasan Mahapatih Gajah Mada.
©2023 Merdeka.com
Kedua nama tersebut adalah tokoh penting dalam sejarah Majapahit. Keduanya bersinergi untuk membangun sebuah kerajaan yang sampai saat ini menduduki peringkat atas sebagai peradaban terbesar di Nusantara.
“Habis dari Gajah Mada disuruh ke sini. Ya nggak tahu saya juga nuruti kata hati,” pungkasnya.
©2023 Merdeka.com (mdk/mff)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tradisi ini telah menjadi fenomena sosial yang besar di Indonesia, di mana jutaan orang memilih untuk meninggalkan kota.
Baca SelengkapnyaPesona sejarah, alam, dan budaya membuat wisatawan merasakan kemegahan masa lampau sekaligus keceriaan masa kini
Baca SelengkapnyaPotret terbaru tempat istirahat Raja Hayam Wuruk saat mengembara keliling Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaPemprov Jawa Barat mengumumkan bahwa Ngunjung khas Kabupaten Indramayu ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB).
Baca SelengkapnyaDi masa kini, bahkan masyarakatnya masih seringkali menggunakan pakaian adat hingga melestarikan sejumlah kebiasaan kuno.
Baca SelengkapnyaSyawalan itu digelar di puncak bukit. Puluhan ribu warga hadir dalam acara itu
Baca SelengkapnyaPura Maospahit merupakan salah satu pura unik di Bali yang memiliki gaya arsitektur Jawa Timuran. Gerbang candi terbelah & patung selamat datang.
Baca SelengkapnyaKesenian budaya Reog Ponorogo diwariskan secara turun-temurun di kampung ini.
Baca SelengkapnyaJawa Timur termasuk provinsi yang menyimpan bukti sejarah kerajaan-kerajaan besar di Tanah Air.
Baca SelengkapnyaTradisi mudik tak bisa dipisahkan dari momen Lebaran di Indonesia. Cerita perjalanan ke kampung halaman ini ternyata sudah terjadi sejak Kerajaan Majapahit.
Baca SelengkapnyaPerjalanan menuju puncak Gunung Lawu membutuhkan waktu 9-10 jam.
Baca SelengkapnyaWarga secara kompak menggotong rumah ke kampung tetangga untuk mengingat kejamnya tentara Jepang di masa penjajahan
Baca Selengkapnya