Canggih, Mahasiswa Cerdas Ini Bikin Inovasi Jalankan Traktor Sawah Melalui Smartphone
Merdeka.com - Kisah inspiratif ini datang dari salah seorang mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) yang berhasil menemukan sebuah inovasi terbaru di bidang pertanian. Mahasiswa tersebut berhasil merancang sebuah inovasi baru untuk mengendalikan traktor pembajak sawah dengan ponsel pintar.
Prestasi membanggakan tersebut tak datang begitu saja lantaran membutuhkan waktu dan proses yang cukup memakan waktu, tenaga, hingga biaya. Terlepas dari itu semua, kini segenap masyarakat Indonesia dapat bangga terhadap mahasiswa cerdas tersebut.
Berikut ulasan selengkapnya.
-
Inovasi unik apa yang dibuat siswa SMP Wonosobo? Navallo Azharya awalnya tak pernah terpikir bahwa ia akan mewakili sekolahnya untuk mengikuti Lomba SEAMEO. SEAMEO merupakan organisasi menteri pendidikan se-Asia Tenggara. Pada awalnya ia beserta empat orang lainnya membuat proposal untuk penelitian mengenai bahan polystyrene. Dari 10 sekolah yang mendaftar, SMP Negeri 1 Wonosobo dipilih untuk mewakili Indonesia. Dalam proses melakukan penelitian itu, Navallo beserta tim sempat kesulitan mendapatkan sampah dan komposisi yang ideal.
-
Apa yang di inovasikan mahasiswa UGM di KKN Sulawesi Barat? Mahasiswa adalah agen perubahan. Tak sedikit mahasiswa yang melakukan inovasi untuk memberikan perubahan di tengah masyarakat. Bentuk inovasi itu bisa dilakukan melalui berbagai cara, salah satunya saat program Kuliah Kerja Nyata atau KKN. Melalui program KKN, Mahasiswa Universitas Gadjah Mada bakal memasang teknologi pemanen air hujan, tepatnya di Pulau Karampuang, Mamuju, Sulawesi Barat.
-
Bagaimana cara siswa SMP Wonosobo membuat inovasi mereka? “Kita melakukan empat eksperimen. Yang pertama dengan mencampurkan lima gram polysterin, lalu 10 gram, 15 gram, dan 20 gram. Dari eksperimen tersebut, kita menemukan komposisi yang ideal yaitu di 15 gram polysterin,“ kata Navallo, dikutip dari kanal YouTube Official WEB TV Wonosobo. Dalam melakukan eksperimen itu, Navallo memilih limbah styrofoam, hal ini mengingat limbah styrofoam membutuhkan waktu sekitar 500-1 juta tahun untuk dapat terurai.
-
Siapa yang menginspirasi petani muda ini? Dyra mengatakan, mereka berjualan petai karena terinspirasi dari orang tua.
-
Mengapa teknologi pertanian penting? Perkembangan teknologi pertanian telah memungkinkan produksi makanan yang lebih besar dan efisien.Mengurangi ketergantungan pada tenaga manusia, dan menghasilkan hasil pertanian yang lebih berkualitas.
-
Siapa yang membuat robot panen sayur? Santri 13 tahun di Kota Tangerang, Darrel Haidar, torehkan prestasi usai ciptakan robot panen sayur.
Mahasiswa Teknik Elektro
Dilansir dari laman resmi Muhammadiyah, hasil inovasi tersebut datang dari otak brilian Kharisma Aji Satriya Tama dan Arib Fadhil Na’im. Keduanya tidak lain merupakan mahasiswa tingkat akhir pada Program Studi Teknik Elektro.
Latar Belakang Inovasi
Dedi Ary Prasetya, ST, M.Eng selaku dosen pembimbing memaparkan alasan yang menjadi latar belakang kedua mahasiswanya memilih hal tersebut untuk diteliti lebih lanjut. Kondisi sumber daya alam yang ada di Indonesia adalah alasan utama dari kedua mahasiswa tersebut untuk menemukan sebuah teknologi terbaru.
"Temuan tersebut berawal dari model prototype atau minatur. Jadi di awal itu saya bersama mahasiswa bimbingan mencoba mengembangkan teknologi baru untuk memudahkan pekerjaan manusia yang kemudian memilih traktor,"
"Traktor dipilih karena melihat bahwa Indonesia merupakan negara agraris sehingga traktor sangat dibutuhkan oleh para petani untuk mempermudah dalam pengerjaannya," ujar Dedi pada Selasa (28/7).
Pemilihan Smartphone
Saat di tengah penemuan inovasi tersebut, sang dosen pembimbing bersama Kharisma Aji Stariya Tama mencoba berpikir mengenai cara pengendalian traktor dengan jarak jauh tanpa adanya interaksi secara langsung.
Keduanya pun akhirnya menemukan ide untuk menggunakan ponsel pintar yang dimana memiliki banyak keuntungan seperti praktis serta banyak orang yang menggunakannya saat ini.
Mekanisme Penemuan Inovasi
Rupanya, penemuan tersebut berawal dari inisiasi atau proyek yang dijalankan oleh Kharisma Aji Satriya. Dirinya membuat dalam bentuk traktor mini yang dikoneksikan dengan sebuah aplikasi.
Instagram/@a_riib ©2020 Merdeka.com
Penemuan tersebut lantas dilanjutkan oleh teman satu angkatannya, Arib yang bersedia mengembangkan penemuan ilmiah tersebut.
Selama Enam Bulan
Inovasi ini pun digodok selama lebih dari enam bulan atau satu semester tiap proyeknya. Ide ini pun diungkapkan sang dosen sempat terhenti lantaran tidak adanya mahasiswa yang bersedia melanjutkan penelitian tersebut.
"Jadi memang sempat berhenti karena belum ada yang mau ambil proyek lanjutan yang sudah digarap oleh Kharisma Aji Satriya Tama, karena memang untuk proyek lanjutan ini lebih kompleks karena praktik langsung menggunakan traktor sawah beneran, sampai pada akhirnya Arib Fadhil Na’im mengambilnya," ujarnya.
Kendala Penemuan Inovasi
Arib Fadhil Na’im pun mengaku sedikit mengalami kendala saat dirinya berusaha menemukan cara yang tepat untuk menyelesaikan proyek brilian tersebut.
"Sulitnya mencari traktor sawahnya karena di awal tahun lalu itu kebanyakan traktor dipakai untuk bajak sawah sehingga sulit untuk dipinjam. Kendala kedua yakni mencari lahan yang kosong untuk uji coba apalagi saya bukan asli warga Solo," terang Arib.
Ingin Kembangkan Temuan
Selanjutnya, sang dosen pembimbing pun ingin melanjutkan dan menyempurnakan penemuan yang telah dilakukan oleh kedua mahasiswanya. Ke depan, penggunaan kamera akan dipertimbangkan sehingga pengendalian traktor dapat dilihat pula menggunakan monitor pada ponsel pintar tersebut. (mdk/mta)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sempat ditertawakan banyak orang, pemuda milenial ini buktikan bahwa petani bisa sukses tanpa kotor-kotoran di sawah.
Baca SelengkapnyaKelompok Wanita Tani (KWT) D'Shafa mampu mendapatkan tambahan penghasilan setelah berhasil mengubah tempat penampungan sampah menjadi lahan pertanian produktif.
Baca SelengkapnyaPara mahasiswa ini diharapkan mampu menjadi patriot dalam mendukung program ketahanan pangan.
Baca SelengkapnyaSantri di Kota Tangerang ini ciptakan robot pertanian unik.
Baca SelengkapnyaPeluncuran teknologi ini merupakan langkah inovatif dalam mewujudkan penerapan pertanian modern, cerdas, dan berkelanjutan
Baca SelengkapnyaMahasiswa ITS ini punya kepedulian tinggi terhadap keberlanjutan lingkungan
Baca SelengkapnyaSiswa SMK di Kupang sukses membuat jemuran pintar. Seperti apa hasilnya?
Baca SelengkapnyaSiswa SMP Kharisma Bangsa menjadi perwakilan Indonesia yang mendapatkan Grand Award!
Baca SelengkapnyaPria berusia 43 tahun ini memanfaatkan teknologi modern untuk melakukan penyiraman otomatis di area persawahannya.
Baca SelengkapnyaIa mengajak sang ayak mengelilingi kampus dengan mobil bermesin diesel ini.
Baca SelengkapnyaSebanyak 1000 petani berdialog dengan Ganjar Pranowo di Desa Cangkrep Lor, Kabupaten Purworejo.
Baca SelengkapnyaDitolak kampus impian justru memacu semangat Johnathan untuk lebih berprestasi.
Baca Selengkapnya