Demi Buat Baju Lebaran Anak dan Istri, Pria Ini Rela Bekerja Angkut Batu
Merdeka.com - Kisah perjuangan dibagikan oleh tiga pria yang rela bekerja di bawah terik sinar matahari. Memiliki tanggung jawab besar sebagai kepala keluarga, mereka mencari penghasilan tambahan dengan menjadi kuli angkat batu.
Diketahui mereka bekerja pada proyek pembangunan jalan di salah satu kawasan Pulau Kalimantan. Alasan tak terduga dan menyentuh hati pun kemudian terungkap.
Semua dilakukan semata-mata untuk istri dan anaknya. Berikut adalah ulasan kisah perjuangan selengkapnya melansir dari laman Youtube Asian Survivor, Selasa (18/4).
-
Kenapa pembangunan jembatan ini dilakukan? Hadirnya pembangunan jembatan ini menjadi keluhan masyarakat karena kondisi sering terjadi kemacetan parah di jembatan ini.
-
Kenapa warga Desa Kalinusu terbantu dengan Jembatan Merah Putih? 'Ini sudah bertahun-tahun, baru kali ini ada jembatan. Sebelum ada jembatan ini kalau ke Bumiayu harus lewat jalan utama,' kata Doyo, salah seorang warga Kalinusu dikutip dari kanal YouTube Liputan6 pada Senin (3/6).
-
Siapa yang terlibat dalam pembangunan jembatan ini? Proyek pembangunannya memakan waktu hampir 10 tahun dan melibatkan ribuan insinyur serta pekerja konstruksi.
-
Bagaimana pembangunan jembatan ini dilakukan? “Pembangunan ini akan menambah akses jembatan baru, sehingga menjadi dua akses jembatan. Selain itu, akan dilakukan diperkuat jembatan eksisting yang sudah ada,“ jelas Gubernur Andi.
-
Siapa saja yang terlibat dalam proyek ini? Kesepakatan ketiga perusahaan ini akan berlangsung pada business matching di flagship event KTT ASEAN ke-43 yaitu ASEAN Indo Pacific Forum (AIPF) yang berlangsung pada 5 - 6 September 2023.
-
Siapa yang membangun jembatan ini? Jembatan Kudung Kendeng Lembu dibangun oleh perusahaan swasta Belanda yang bernama Landbouw Maatschappij Onderneming David Bernie (NV Rubber Cultur Mij Kendenglembu).
Ungkap Demi Baju Lebaran Anak dan Istri
Seorang kuli angkat batu bernama Warni mengungkap pernyataan yang begitu menyentuh hati. Panas dan teriknya sinar matahari seolah tak menjadi penghalang bagi dia dalam mencari rezeki.
Semua dilakukan agar bisa membahagiakan keluarga. Warni mengatakan penghasilan yang didapatkan pada nantinya digunakan untuk membeli baju lebaran anak dan istri.
Youtube/Asian Survivor©2023 Merdeka.com
"Ya sekiranya sudah bisa membelikan baju lebaran anak dan istri dan kue lebaran, ya kita pulang lagi," tuturnya.
Karena Tuntutan Ekonomi
Selain itu, faktor ekonomi rendah juga menjadi salah satu faktor pemicu semangat mereka untuk giat mencari tambahan penghasilan. Mengingat mereka juga mempunyai keluarga yang wajib dinafkahi.
"Ya bagaimana lagi mas, mau enggak mau, rela enggak rela karena tuntutan, kewajiban ekonomi kan," lanjut Warni menambahkan.
Youtube/Asian Survivor©2023 Merdeka.com
"Kita punya keluarga, apalagi yang bisa kita kasih kalau kita enggak di sini mas," kata dia.
Digaji Rp50 Ribu Sehari
Terungkap penghasilan yang didapatkan oleh para kuli angkat batu di sana. Setiap harinya mereka akan digaji sebesar Rp50 ribu.
Gaji ini diberikan per hari kepada pada kuli angkut batu proyek pembangunan konstruksi jalan Kalimantan tersebut.
Youtube/Asian Survivor©2023 Merdeka.com
"Lima puluh ribu mas satu hari," timpal Warni menjawab pertanyaan perekam video.
Video Lengkap
Momen para kuli angkat batu membagikan cerita perjuangannya ini terekam dalam sebuah video yang kian menarik perhatian.
Berikut adalah video selengkapnya yang bisa disaksikan.
(mdk/bil)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kelompok emak-emak ini kemudian menyebarkan inspirasi, lantaran mampu bekerja setara dengan laki-laki.
Baca SelengkapnyaDua pria yang sudah tak muda ini harus mengangkat kayu puluhan kilo setiap hari hanya untuk mendapatkan bayaran Rp50 ribu.
Baca SelengkapnyaRupanya alih-alih hanya video call karena gagal mudik, Nambunan memilih membawa orang tuanya ke perantauan.
Baca SelengkapnyaSebagai menantu Haji Isam, Putra bukan dari keluarga sederhana. Kekayaannya tak berbeda jauh dengan sang mertua.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan beberapa pria yang rela bekerja di bawah tanah membuat pawon demi memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.
Baca SelengkapnyaDi tengah kesibukannya, ada kalanya ia sebagai manusia biasa merasa lelah.
Baca SelengkapnyaMelihat tradisi unik kebo-keboan yang ada di Banyuwangi, Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaKepala Desa (Kades) Purwasaba, Kecamatan Mandiraja, Banjarnegara Bersama dengan pemuda dan tokoh masyarakat melakukan perbaikan jalan di perkampungan.
Baca SelengkapnyaWarga Kampung Pakuan, Desa Sukasari, Kecamatan Dawua, Kabupaten Subang Jawa Barat, bahu membahu membersihkan jalan raya dengan cara mengepel.
Baca SelengkapnyaBapak dan kedua anaknya ini rela jalan kaki selama 4 jam ke posko TNI.
Baca SelengkapnyaDijalani penuh kesabaran dan ketekunan, bisnis yang dijalani membuat pasangan ini tumbuh menjadi pengusaha sukses.
Baca Selengkapnya