Deretan Fakta Bentrok PT GNI Morowali Utara, Begini Kronologi Kejadiannya

Merdeka.com - Bentrokan terjadi di PT Gunbuster Nickel Industri (GNI) Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah. Bentrok pecah pada Sabtu (14/1) waktu setempat.

Dalam insiden itu, satu orang pekerja asing dan dua pekerja lokal tewas. Pihak kepolisian hingga saat ini sudah mengamankan sekitar 70 orang yang diduga terkait melakukan aksi anarkis.

Dirangkum dari Liputan6.com berikut adalah deretan fakta insiden bentrok di PT GNI Morowali Utara, Senin (16/1).

Kronologi Kejadian

Kronologi bentrok di PT GNI berawal saat pihak keamanan menahan sebanyak 500 pekerja untuk memasuki area pos 4 pabrik smelter. Mereka hendak menggelar aksi mogok kerja kala itu.

Aksi ini sendiri dilakukan lantaran 7 dari 8 tuntutan para pekerja tak kunjung dipenuhi oleh pihak PT GNI. Lantas saja, tindakan tersebut kemudian memancing emosi para pekerja untuk melakukan aksi mogok kerja.

"Karena dihalangi masuk sehingga ratusan pekerja itu melempari dan merusak kantor security. Kemudian mereka menerobos masuk di pos 4 lalu menuju ke mes karyawan dan membakar sebuah mes karyawan hingga rata dengan tanah," ungkap Kombes Pol Didik Supranoto.

Tewaskan TKA dan Pekerja Lokal

Disebutkan oleh Kabid Humas Polda Sulteng, Kombes Pol Didik Supranoto bentrokan di fasilitas industri PT GNI menewaskan satu pekerja asing dan dua pekerja lokal. "Iya ada korban meninggal 2 orang TKI dan 1 orang TKA. Kemudian ada tiga orang pekerja yang mengalami luka-luka," katanya, dikutip Senin (16/1) dari Liputan6.com Sempat Ditenangkan Oleh Gabungan TNI-PolriAksi mogok kerja ini sempat berupaya ditenangkan oleh pihak gabungan TNI dan Polri. Pihaknya menenangkan para pekerja di lokasi namun sayangnya tidak diterima dengan pekerja. Sehingga aparat gabungan terlibat adu mulut yang berujung pelemparan ke arah petugas. Bentrokpun tidak terelakkan, "Aparat gabungan tetap berusaha mengawal mereka," ucapnya.

Kerugian Bentrok PT GNI

Adanya kericuhan bentrok yang terjadi menyebabkan sebuah mess karyawan terbakar dan kendaraan baik milik karyawan dan perusahaan yang dirusak. Disebutkan oleh Didik Supranoto jika peristiwa tersebut memang dibenarkan dan mengakibatkan tiga korban jiwa meninggal. Polisi sudah menahan sebanyak 69 orang yang diduga menjadi provokator dan pelaku perusak fasilitas PT GNI di Morowali Utara. "Polres Morowali Utara sudah menangkap 69 orang yang diduga provokator maupun pelaku pengrusakan,” kata Didik, Minggu (15/1) kemarin. Sementara bupati Morowali Utara Delis Julkasson Hehi mengatakan sangat menyesalkan insiden kericuhan yang terjadi di PT GNI. Delis mengaku akan mengerahkan penanganan hukum sepenuhnya kepada jajaran kepolisian dan aparat keamanan lainnya, serta dapat segera memulihkan situasi keamanan yang selama ini kondusi agar industri normal kembali. "Saya sangat menyesalkan bahkan mengecam keras aksi yang ditengarai dipicu oleh para provokator dari luar yang membawa agenda-agenda lain," kata Delis Julkasson Hehi usai bertemu Kapolda Sulteng Irjen Pol Rudy Sufahriadi di kediaman Kapolda Sulteng di Kota Palu, dikutip dari Antara, Senin (16/1).

Situasi Terkini

Didik Supranoto mengaku situasi terkini di kawasan perusahaan PT GNI sudah berangsur kondusif. Kapolde Sulteng, Danrem 132 Tadulako, perwakilan pekerja dan pihak perusahaan langsung menggelar pertemuan di Morowali Utara usai kejadian. Bentrokan antarpekerja dan perusakan di PT GNI berawal dari aksi mogok kerja usai tuntutan para pekerja yang tergabung dalam Serikat Pekerja Nasional (SPN) kepada perusahaan belum terpenuhi. Di antaranya pengangkatan kembali pekerja yang sempat diberhentikan dan pemotongan upah pekerja yang dinilai tidak jelas. Sedangkan, sengketa antara pekerja dan perusahaan tersebut sudah ditandatangani langsung oleh Dinas Ketenagakerjaan Morowali Utara dan Provinsi Sulawesi Tengah. Hari ini, Senin (16/1) rencananya akan digelar pertemuan di Kota Palu. (mdk/bil)