Ini Orang Pertama yang Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional di Indonesia, Sosoknya Tak Kaleng-Kaleng
Perjalanan hidup Abdul Mu'iz mengalami perubahan signifikan saat ia bergabung dengan Syarikat Islam, yang merupakan organisasi politik pertama di Indonesia.
Di antara 191 pahlawan nasional Indonesia, Abdul Mu'iz memiliki posisi yang sangat istimewa sebagai penerima gelar tertinggi negara yang pertama. Penganugerahan gelar pahlawan nasional kepada Abdul Mu'iz pada 30 Agustus 1959 merupakan sebuah tonggak sejarah yang menandai awal tradisi penghormatan terhadap para tokoh yang berjuang untuk bangsa.
Berdasarkan berbagai sumber, latar belakang Abdul Mu'iz sebagai anak dari Sultan Minangkabau memberikan akses pendidikan yang tidak biasa bagi pribumi pada masa itu. Kesempatan untuk bersekolah di Sekolah Kedokteran Tribumi Hindia Belanda merupakan sebuah privilese yang hanya dinikmati oleh segelintir orang pribumi.
-
Siapa Tokoh Besar Muhammadiyah dari Minangkabau? Nama Buya Haji Ahmad Rasyid Sutan Mansur atau dikenal dengan A.R. Sutan Mansur menjadi salah satu tokoh berpengaruh di Indonesia. Beliau merupakan salah satu tokoh besar Muhammadiyah di Minang dan berkecimpung di dunia politik semasa perjuangan kemerdekaan.
-
Siapa presiden pertama Indonesia? Siapa nama presiden pertama Indonesia?Jawaban: Ir. Soekarno
-
Apa yang membuat Alimin bin Prawirodirjo menjadi pahlawan nasional? Meski dirinya sempat ikut terlibat dalam politik Komunis yang mungkin saat ini cukup sensitif dan dilarang, namun pada saat itu ia cukup berpengaruh dalam memberikan dampak dalam pergerakan nasional Indonesia.
-
Kenapa Raja Ali Haji diangkat jadi pahlawan nasional? Pada tahun 2004, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menetapkan Raja Ali Haji sebagai pahlawan nasional Indonesia. Pahlawan Nasional Indonesia
-
Siapa yang dikenal sebagai Bapak Pergerakan Nasional Indonesia? Gara-gara Nama Semasa kecil. dokter yang dikenal sebagai Bapak Pergerakan Nasional Indonesia ini dikenal dengan nama panggilan Tom.
-
Siapa Bapak Persandian Republik Indonesia? Mayjen TNI (Purn) dr. Roebiono Kertopati lahir pada 11 Maret 1914 di Ciamis, Jawa Barat dan wafaf di usia 70 tahun pada 23 Juni 1984.
Namun, takdir membawanya ke jalur yang berbeda ketika ketidaknyamanannya terhadap darah memaksanya untuk menghentikan studi kedokterannya. Perjalanan hidup Abdul Mu'iz beralih arah yang signifikan ketika ia bergabung dengan Syarikat Islam, organisasi politik pertama di Indonesia.
Keputusan ini menjadi titik balik yang mengubah fokus perjuangannya dari dunia medis ke ranah pergerakan nasional. Melalui organisasi tersebut, ia mulai meletakkan dasar bagi gerakan kemerdekaan Indonesia.
Kontribusi Abdul Mu'iz dalam pergerakan kemerdekaan semakin terlihat melalui karya-karya jurnalistiknya. Keahliannya dalam berbahasa menjadi alat yang ampuh untuk membangkitkan kesadaran nasional.
Tulisan-tulisannya di berbagai media massa kolonial berfungsi sebagai corong perjuangan yang menyuarakan aspirasi kemerdekaan dengan cara yang halus namun berdampak. Kemampuan linguistiknya tidak hanya terbatas pada penulisan artikel politik saja.
Abdul Mu'iz juga berperan dalam pengembangan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Usahanya untuk memperkenalkan dan mengembangkan bahasa Indonesia melalui tulisan-tulisannya menjadi salah satu warisan penting dalam sejarah perkembangan bahasa nasional.
Penganugerahan gelar pahlawan nasional kepada Abdul Mu'iz tidak lepas dari kompleksitas perjuangannya. Sebagai tokoh pergerakan nasional, ia memilih pendekatan intelektual dan kultural dalam melawan kolonialisme.
Strategi ini terbukti efektif dalam membangun kesadaran nasional tanpa menciptakan konfrontasi fisik yang merugikan. Status Abdul Mu'iz sebagai pahlawan nasional pertama mencerminkan penghargaan negara terhadap perjuangan yang dilakukan melalui jalur diplomasi dan intelektual.
Penganugerahan ini juga menandakan pengakuan akan pentingnya perjuangan non-fisik dalam mencapai kemerdekaan Indonesia. Kontribusinya dalam Syarikat Islam, dunia jurnalisme, dan pengembangan bahasa Indonesia telah meletakkan dasar bagi perkembangan nasionalisme di Indonesia.
Penulis: Ade Yofi Faidzun