Intermittent Fasting Adalah Diet Puasa, Ketahui Metode & Hal yang Harus Diperhatikan
Merdeka.com - Memiliki tubuh yang langsing dan sehat tentu menjadi impian banyak orang. Berbagai cara pun dilakukan untuk memperoleh berat badan impian.
Diet menjadi salah satu upaya yang kerap dilakukan untuk memperoleh berat badan ideal. Ada berbagai macam diet yang populer, salah satunya intermittent fasting atau diet puasa.
Intermittent fasting merupakan metode diet dengan cara berpuasa makan dalam beberapa waktu yang sudah ditentukan. Akan tetapi, Anda tetap diperbolehkan mengonsumsi minuman.
-
Bagaimana cara kerja Intermittent Fasting? Cara kerja diet ini didasari oleh konsep bahwa ketika tubuh dalam keadaan puasa, tingkat insulin menurun. Dengan memperpendek jendela makan, seseorang secara otomatis mengurangi kalori yang dikonsumsi setiap hari.
-
Apa itu Intermitten fasting? Intermittent fasting adalah metode penurunan berat badan yang kerap dibicarakan, namun tidak membatasi jenis makanan yang boleh dikonsumsi. Cara ini melibatkan pengaturan pola makan dengan cermat.
-
Bagaimana cara melakukan Intermitten fasting? Metode 16/8 intermittent fasting mengharuskan seseorang untuk makan dalam jangka waktu 8 jam dan berpuasa selama 16 jam sisanya.
-
Kapan waktu terbaik untuk melakukan intermittent fasting? Contohnya, seseorang dapat memulai puasa pada pukul 20.00 malam dan kemudian baru makan pada pukul 12.00 siang pada hari berikutnya.
-
Apa manfaat utama dari intermittent fasting? Manfaat dari melakukan intermittent fasting termasuk penurunan berat badan, pembakaran lemak yang lebih efisien, dan peningkatan metabolisme.
-
Kenapa Intermittent Fasting bisa membantu menurunkan berat badan? Dengan memperpendek jendela makan, seseorang secara otomatis mengurangi kalori yang dikonsumsi setiap hari.
Metode diet ini memperbolehkan seseorang untuk mengonsumsi makanan yang disukai. Hal ini karena intermittent fasting lebih berfokus pada pengaturan waktunya.
Untuk mengetahui lebih jelas tentang intermittent fasting, merdeka.com telah merangkum beberapa hal terkait intermittent fasting dari berbagai sumber. Berikut ulasan lengkapnya.
Metode Intermittent Fasting
©2013 Merdeka.com/Shutterstock/Michal Kowalski
Intermittent fasting diklaim memiliki beberapa manfaat, seperti memperkuat daya tahan tubuh, menyehatkan otak, hingga meningkatkan metabolisme tubuh. Meski demikian, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk klaim manfaat tersebut.
Terdapat beberapa metode yang dapat dipilih untuk menjalankan intermittent fasting. Akan tetapi, ada tiga metode intermittent fasting yang paling umum dilakukan, di antaranya:
Metode 16/8
Metode ini mengharuskan Anda tidak makan selama 16 jam. Misalkan Anda memilih untuk makan di pukul 5 pagi, maka Anda baru diperbolehkan makan lagi di pukul 9 malam.
Metode Eat-Stop-Eat
©Pixabay
Metode ini mengharuskan Anda untuk tidak mengonsumsi makanan sama sekali selama 24 jam dalam beberapa hari per minggu. Misalkan Anda sudah makan pukul 9 pagi, maka Anda baru diperbolehkan makan di keesokan harinya (pada pukul 9 pagi juga). Metode 5:2Metode ini mengharuskan Anda untuk mengurangi jumlah konsumsi sampai 25 persen dari jumlah normal. Metode ini dapat Anda lakukan dalam dua hari per minggu saja (tidak harus berurutan). Kemudian untuk lima hari lainnya, Anda dapat mengonsumsi makanan seperti biasa.
Tips Menjalankan Intermittent Fasting
©Istock
Ada beberapa tips yang dapat Anda lakukan agar bisa konsisten dalam menjalankan intermittent fasting, di antaranya:1. Pastikan Anda memperbanyak konsumsi air putih agar tidak dehidrasi. Memperbanyak konsumsi air putih akan membuat tubuh lebih mudah melewati periode puasa. 2. Pilihlah periode berhenti makan saat malam hari. Saat waktu tidur akan memudahkan Anda melewati waktu tanpa makan. 3. Pastikan Anda mengiringi intermittent fasting dengan rutin beraktivitas fisik (intensitas sedang atau aktif secara teratur) untuk dilakukan dalam dua atau tiga kali per minggu. 4. Ubah pemikiran Anda. Buat diri Anda yakin bahwa intermittent fasting adalah waktu untuk mengistirahatkan tubuh sejenak dari kegiatan makan.
Beberapa Kondisi Ini yang Tidak Dianjurkan untuk Melakukan Intermittent Fasting
Shutterstock/Subbotina Anna
Meski intermittent fasting dinilai aman, tetapi ada beberapa kondisi medis yang tidak dianjurkan untuk melakukan diet ini. Beberapa kondisi tersebut di antaranya:1. Seseorang yang mengalami masalah dengan kadar gula darah. 2. Seseorang yang mengidap diabetes. 3. Seseorang yang sedang menjalani masa pengobatan. 4. Seorang wanita yang sedang menjalani program kehamilan. 5. Seseorang yang mengidap tekanan darah rendah. 6. Seseorang yang memiliki indeks massa tubuh di bawah normal. 7. Seorang wanita yang mengalami pendarahan saat menstruasi.8. Seorang wanita yang sedang hamil atau menyusui. (mdk/add)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Panduan melakukan intermittent fasting yang bisa bantu turunkan berat badan.
Baca SelengkapnyaIntermitten fasting bisa jadi salah satu alternatif untuk menurunkan berat badan. Namun dalam pelaksaannya tetap harus menjaga asupan dan juga olahraga.
Baca SelengkapnyaCara mengurangi kalori tak harus kelaparan. Cara mengurangi kalori juga bisa dilkukan tanpa harus tersiksa dengan rasa lapar.
Baca SelengkapnyaMengatur pola makan yang tepat saat menjalani puasa Ramadan bisa menjadi langkah tepat dalam menurunkan berat badan.
Baca SelengkapnyaKementerian Kesehatan (Kemenkes) memberikan panduan atau tips menjaga kesehatan selama puasa di bulan Ramadan agar kondisi tubuh tetap fit.
Baca SelengkapnyaBaik makan dua atau tiga kali sehari, pola makan merupakan kunci utama dalam menurunkan berat badan.
Baca SelengkapnyaMunculnya rasa haus saat berpuasa bisa terjadi akibat sejumlah kesalahan berikut yang kita lakukan.
Baca SelengkapnyaTindakan sukarela ini sebenarnya bukan hanya menahan nafsu makan, minum, dan segala hal yang bisa membatalkannya dalam periode waktu tertentu.
Baca SelengkapnyaPada saat menjalankan puasa Ramadan, kita bisa melakukannya sambil menurunkan berat badan dengan berbagai cara berikut.
Baca SelengkapnyaPenting untuk menjaga hidrasi tubuh selama puasa Ramadan.
Baca SelengkapnyaSejumlah cara bisa kita lakukan untuk menghindari munculnya rasa haus di siang hari selama bulan Ramadan.
Baca SelengkapnyaWakil Menteri Kesehatan (Wamenkes), Dante Saksono Harbuwono mengatakan, pasien diabetes tetap bisa berpuasa di bulan Ramadan.
Baca Selengkapnya