Jangan Diabaikan, Cara Jitu Atasi Anak yang Suka Memotong Pembicaraan Orangtua
Menurut psikolog anak di Australia, cara terbaik adalah dengan menetapkan aturan yang jelas mengenai waktu berbicara dan mendengarkan.
Seringkali, anak yang suka memotong pembicaraan melakukannya karena naluri alami untuk menarik perhatian. Namun, kebiasaan ini bisa mengganggu interaksi yang sehat dalam keluarga atau lingkungan sosial.
Menurut para psikolog anak, sangat penting untuk mengajarkan anak cara yang benar untuk mendapatkan perhatian. Salah satu langkah awal yang bisa diambil adalah memberi tahu anak kapan waktu yang tepat untuk berbicara, seperti setelah orang dewasa selesai berbicara. Mengajarkan anak untuk tidak menyela dapat dimulai dengan memberikan contoh dalam kehidupan sehari-hari.
-
Bagaimana cara mengatasi anak yang suka menginterupsi? Untuk mengatasi perilaku ini, penting untuk menciptakan sinyal yang dapat dikenali oleh anak. Contohnya, Anda bisa meletakkan tangan di bahu mereka sebagai tanda bahwa Anda menyadari kehadiran mereka dan akan segera memberikan kesempatan untuk berbicara.
-
Bagaimana orang tua membantu anak bicara? Harus diperbaiki dengan bahasa ucap.
-
Apa yang dilakukan orangtua untuk mengatasi anak manja? Salah satu langkah pertama dalam mendidik anak agar tidak manja adalah dengan memastikan bahwa Anda patuh pada aturan yang telah ditetapkan.
-
Gimana cara orangtua mengatasi tantrum anak? Pola asuh dan arahan dari orangtua menjadi kunci penting untuk mengatasi tantrum agar tidak semakin parah.
-
Bagaimana orangtua bisa mengurangi konflik dengan anak? Dhani juga menjelaskan bahwa potensi konflik dalam keluarga bisa dikurangi apabila komunikasi yang positif sudah menjadi kebiasaan sejak dini.
-
Apa yang harus dilakukan orangtua saat anak membantah? Hindari Berteriak atau Memarahi Teriak atau memarahi anak hanya akan membuat mereka merasa takut dan tertekan. Sebaliknya, mereka akan lebih cenderung untuk melawan.
Psikolog anak di Australia mengatakan cara terbaik adalah dengan menetapkan aturan yang jelas mengenai waktu berbicara dan mendengarkan. Orang tua perlu menunjukkan perilaku mendengarkan yang baik agar anak dapat menirunya. Selain itu, penting untuk memastikan anak merasa didengarkan dengan baik, sehingga mereka tidak merasa perlu untuk menyela.
Kemudian, penting juga agar anak memahami nilai menghormati pembicaraan orang lain. Mengajarkan anak tentang kesabaran dan menghormati giliran berbicara dapat membantu mereka belajar untuk menunda keinginan berbicara di waktu yang kurang tepat. Dengan cara ini, anak dapat mengembangkan keterampilan komunikasi yang baik sejak usia dini. Dirangkum dari berbagai sumber berikut adalah beberapa tips untuk mengatasi anak yang suka menyela pembicaraan orang tua, Rabu (9/10).
Mengelola Distraction dan Mempertahankan Fokus
Seringkali, anak-anak mengganggu saat orang tua mereka sedang fokus atau terlibat dalam aktivitas lain. Menurut artikel di Not Consumed, salah satu cara yang efektif untuk menangani gangguan ini adalah dengan memberikan sinyal kepada anak.
Misalnya, jika anak ingin berbicara, mereka dapat menyentuh lengan Anda sebagai tanda bahwa mereka ingin menyampaikan sesuatu, tanpa perlu langsung memotong pembicaraan. Selain itu, orang tua juga bisa menyediakan waktu khusus untuk anak berbicara. Tentukan momen-momen tertentu di mana anak dapat mengungkapkan pendapat atau perasaan mereka, seperti saat makan malam atau setelah menyelesaikan pekerjaan rumah.
Dengan cara ini, anak belajar bahwa ada waktu dan tempat yang sesuai untuk berbicara. Memberikan pujian kepada anak ketika mereka berhasil menunggu giliran untuk berbicara juga dapat memperkuat perilaku positif ini.
Ini menunjukkan kepada anak bahwa kesabaran dan rasa hormat mereka terhadap orang lain dihargai, sehingga mereka lebih termotivasi untuk terus menjaga kebiasaan tersebut.
Mendukung Anak dalam Mengembangkan Sikap Sabar
Mengajarkan anak agar tidak menyela membutuhkan waktu dan ketekunan. Salah satu langkah penting yang disarankan oleh psikolog anak di Australia adalah menetapkan aturan jelas dan memberikan konsekuensi yang konsisten jika aturan tersebut dilanggar.
Misalnya, jika anak terus-menerus menyela, ingatkan mereka dengan lembut mengenai aturan yang telah disepakati. Kesabaran merupakan keterampilan yang perlu terus diasah. Orang tua bisa melibatkan anak dalam permainan atau aktivitas yang memerlukan giliran, seperti permainan papan atau permainan kelompok. Dengan cara ini, anak dapat belajar secara langsung tentang pentingnya menunggu giliran dan kesabaran.
Selain itu, penting untuk menyediakan waktu khusus di mana anak benar-benar mendapatkan perhatian penuh. Menurut Not Consumed, hal ini dapat mengurangi keinginan anak untuk menyela, karena mereka akan tahu ada saat-saat di mana mereka bisa didengarkan sepenuhnya. Keseimbangan antara penerapan aturan yang konsisten dan perhatian yang cukup akan membantu anak berkembang menjadi individu yang lebih sabar dan empatik dalam berkomunikasi.