Jauh dari Keramaian, Satu Keluarga Tinggal di Tengah Hutan Sendirian Puluhan Tahun
Merdeka.com - Tinggal di tempat yang jauh dari keramaian adalah cita-cita sebagian orang yang mencari ketenangan dalam hidup. Biasanya mereka akan membangun rumah di tengah hutan dan hidup dengan cara bertani dan beternak.
Hal tersebut dilakukan oleh seorang pasangan suami istri di Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta. Mereka membangun rumah di tengah hutan tanpa ada tetangga satu orang pun.
Seperti apa kehidupan pasangan suami istri tersebut dan bagaimana keseharian mereka selama tinggal di rumah hutan? Simak ulasannya sebagai berikut.
-
Siapa yang tinggal di tengah hutan? Pak Kasimin mengungkapkan jika ia tinggal di sana sejak tahun 1991. Ia tinggal di tempat itu karena rumah tersebut sudah warisan orang tua.
-
Bagaimana bentuk rumah tradisional di pelosok Purbalingga? Rumah itu berbentuk limasan dan memiliki bagian interior yang luas. Keunikan rumah-rumah tradisional itu mengundang minat para konten kreator.
-
Dimana keluarga ini tinggal? Rumah yang ia tempati merupakan warisan orang tuanya. Jalan berliku harus dilalui untuk sampai di rumah Kasimin. Perjalanan kemudian harus dilanjutkan dengan berjalan kaki menuruni tebing.
-
Bagaimana penduduk desa purba membangun rumah mereka? “Membangun desa (permukiman) dalam bentuk panggung itu pekerjaan yang kompleks, sangat rumit, sangat sulit, dan penting untuk memahami mengapa orang-orang ini membuat pilihan ini,“ jelas Adrian Anastasi dari Institut Arkeologi Albania (AIA).
-
Apa yang ditemukan penduduk desa di hutan? 'Kami pergi berburu jamur dan menemukan ini,' kata Pramul Kongkratok, salah satu yang menemukan patung tersebut, dikutip dari Smithsonian Magazine, Senin (27/5). 'Saya sudah lama tinggal di sini, tapi saya baru tahu ada benda ini di sekitar sini. Ini adalah sebuah berkah.'
-
Bagaimana warga di kampung itu? Selain memiliki pemandangan yang indah dengan hamparan rumput, warga di kampung tersebut dikenal ramah.
Tinggal di Tengah Hutan selama 50 Tahun
©2023 Merdeka.com/youtube.com/jejakbangibra
Sebuah video yang diunggah oleh channel Youtube Jejak Bang Ibra memperlihatkan seorang pasangan suami istri yang tinggal di sebuah rumah di tengah hutan, jauh dari keramaian.Pasangan Ibu Seneng dan Bapak Minto tersebut memilih untuk tinggal jauh dari pusat kota karena menginginkan ketenangan.
Jarak dari jalan raya menuju ke rumah keluarga Pak Minto itu sekitar 500 meter dan tidak bisa dilewati oleh kendaraan bermotor.
Ibu Seneng mengaku bahwa dirinya dan sang suami sudah tinggal di tempat tersebut selama kurang lebih 50 tahun.
Bekerja sebagai Petani
©2023 Merdeka.com/youtube.com/jejakbangibra
Jauh dari keramaian tidak membuat Ibu Seneng dan Pak Minto melupakan pekerjaannya. Mereka berdua menggantungkan hidupnya dengan menjadi seorang petani.
Ibu Seneng mengatakan bahwa dirinya menanam berbagai macam tanaman seperti singkong, jamu tumpang sari, dan lain sebagainya. Sementara itu, untuk kebutuhan airnya, keluarga ini masih menggunakan air sumur dengan bantuan timba dan tali.
“Tani, nanam singkong, nanam jamu. (Air ambil) di sumur (pakai) timba,” ujar ibu Seneng.
Jarang ke Pasar dan Menganyam
©2023 Merdeka.com/youtube.com/jejakbangibra
Ibu Seneng mengaku bahwa dirinya jarang pergi ke pasar. Kalaupun perlu berbelanja, ia hanya datang ke warung kecil setiap 10 hari sekali.
“10 hari sekali ke pasar itu. Nggak pasti. Di warung-warung,” terang Ibu Seneng.
Selain itu, Ibu Seneng juga melakukan aktivitas lainnya selain bertani, yaitu menganyam dan mengambil rumput untuk hewan ternaknya.
“Ya kalau nggak nganyam juga di ladang, ambil rumput (untuk kambing),” lanjut Ibu Seneng.
Ladang dan Hewan Ternak di Belakang Rumah
©2023 Merdeka.com/youtube.com/jejakbangibra
Kondisi rumah ibu Seneng dan bapak Minto di tengah hutan cukup otentik. Pasalnya, mereka tinggal dengan fasilitas rumah yang seadanya. Di belakang rumah mereka terdapat sebuah sumur dan ladang untuk bertani.
Halaman belakang rumah ibu Seneng dan Pak Minto sangatlah luas. Di belakang rumah terdapat kamar mandi dan toilet. Tepat di sampingnya, ada sebuah kandang kambing untuk hewan ternak mereka.
Ibu Seneng juga melakukan aktivitas memasak masih menggunakan kayu bakar yang ditumpuk di belakang rumah mereka. (mdk/mff)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pria paruh baya itu memilih hidup sendirian, jauh dari hiruk-pikuk manusia dan peradaban dunia.
Baca SelengkapnyaBerkunjung ke Dusun Malangbong seakan bernostalgia dengan suasana pedesaan tahun 1980-an.
Baca SelengkapnyaAda banyak cara bagi seseorang untuk hidup tenang dan bahagia. Misalnya saja seperti yang dilakukan oleh pasangan lansia di Kampung Curug.
Baca SelengkapnyaPotret rumah sederhana milik seorang pria di pinggiran hutan.
Baca SelengkapnyaTak ada pilihan lain bagi Pak Kasimin selain tinggal di tengah hutan. Rumah yang ia tempati merupakan warisan orang tuanya.
Baca SelengkapnyaSebuah kampung terpencil tengah hutan dihuni para lansia. Bagaimana kehidupan mereka di sana?
Baca SelengkapnyaRumah-rumah di sana sudah diwariskan secara turun-temurun
Baca SelengkapnyaKeduanya pernah memiliki peran hingga kini tak bisa dipandang sebelah mata. Seperti apa sosok hingga kisahnya?
Baca SelengkapnyaWarung itu bentuknya cukup sederhana. Material bangunannya terbuat dari kayu. Konon usia warung itu telah mencapai 1 abad atau 100 tahun.
Baca SelengkapnyaSetiap hari, sang istri mengasuh anaknya sambil bersabar menunggu suami pulang berburu ke hutan untuk makan sore ini.
Baca SelengkapnyaBangunan semi permanen ini berukuran sedang, terkesan seperti minimalis.
Baca SelengkapnyaMbah Soyo sudah 35 tahun tinggal menyendiri di puncak bukit. Dia tinggal di sana untuk menjaga lahan pertaniannya dari serangan kera
Baca Selengkapnya