Kisah Gajah Mada & Pasukan Bhayangkara Selamatkan Raja Majapahit dari Pemberontak
Merdeka.com - Jiwa nasionalisme Mahapatih Gajah Mada kepada Majapahit menjadi bagian dari kisahnya di masa lalu. Kesaktian dan kecerdikannya dalam peperangan membuat Majapahit menjadi salah satu alasan berjayanya kerajaan ini.
Gajah Mada merupakan komandan pasukan elite Majapahit bernama Bhayangkara. Sebagai pimpinan pasukan tersebut, ia dan pasukannya bertugas untuk mengawal raja dari segala ancaman.
Meski dikenal kuat, Majapahit beberapa kali mengalami pemberontakan dari para pejabatnya. Terlebih semasa Raja Jayanegara memimpin karena dinilai sangat lemah dari berbagai sisi.
-
Apa yang membuat Gajah Mada bergabung dengan militer Majapahit? Momen inilah yang memotivasi Gajah Mada bergabung dalam militer Majapahit.
-
Bagaimana Gajah Mada menyatakan tekadnya untuk menyatukan Nusantara? Dalam Sumpah Palapa, Gajah Mada tidak akan menikmati duniawi sebelum menyatukan Nusantara
-
Siapa yang punya darah keturunan Majapahit? Pria tua ini bukanlah orang sembarangan. Dia masih memiliki darah keturunan Kerajaan Majapahit. Pesan leluhurnya juga masih dipegang teguh. Bahkan kakek ini juga masih menjunjung tradisi ageman Jawa Kuno.
-
Siapa yang memimpin kerajaan Majapahit? “Dewi Suhita is the 6th King of the Majapahit Kingdom, who has the title Ratu Ayu Kencono Wungu, He led the Majapahit kingdom from 1429 AD - 1447 AD, The beauty and beauty of DEWI SUHITA made everyone admire and fall in love with him“ - Millen
-
Siapa ibu dari Gajah Mada? Jejak selanjutnya adalah makam Eyang Ratu Dewi Andong Sari, Ibunda Gajah Mada.
-
Kenapa Tribhuwana Tunggadewi penting bagi sejarah Majapahit? Selama menjalankan pemerintahan, Tribhuwana didampingi oleh suaminya, Kertawardhana Bhre Tumapel.
Mengutip buku 'Kisah Cinta Gajah Mada: Kontroversi Kehidupan sang Mahapatih' karya penulis Gesta Bayuadhy, terbitan DIPTA tahun 2015, berikut kisah perjuangan Gajah Mada saat melawan pemberontak Majapahit dan menyelamatkan Raja Jayanegara.
Pemberontakan Ra Kuti Melawan Jayanegara
Cerita pemberontakan Ra Kuti terhadap kepemimpinan Raja Jayanegara tak lepas dari perjuangan seorang Gajah Mada dalam menjaga tahta raja kedua Majapahit itu.
Raja Jayanegara dikenal lemah dari berbagai sisi sehingga tak mampu mendeteksi adanya upaya orang dalam untuk melakukan pemberontakan. Sosok Ra Kuti atau Rakryan Kuti merupakan punggawa keluarga istana Majapahit.
Bak musuh dalam selimut, Ra Kuti berhasil mempengaruhi punggawa sekaligus senapati Majapahit hingga berhasil mengepung istana Majapahit dan siap mengambil kekuasaan dari Jayanegara.
Gajah Mada kala itu menunjukkan sikap ksatria dengan menyelamatkan Raja Jayanegara dan membawa lari dari kepungan para pemberontak.
Raja Jayanegara konon dibawa hingga ke Desa Bedander yang jaraknya sangat jauh dari ibu kota Kerajaan Majapahit.
Nasionalisme Gajah Mada, Pimpin Pasukan Elite Bhayangkara
Gajah Mada saat itu berpangkat bekel dan merupakan pimpinan pasukan elit pengawal raja yaitu Bhayangkara.
Keberhasilan Gajah Mada dalam menyelamatkan raja terbilang unik karena kala itu banyak prajurit yang juga memihak kepada Kuti sehingga situasinya sangat kacau. Bahkan raja tak mampu membedakan mana prajurit yang memberontak dan mana yang setia.
Gajah Mada tak memikirkan situasi kala itu karena baginya keselamatan Jayanegara adalah hal yang penting. Untuk sementara waktu raja diungsikan di Desa Bedander sembari dirinya menyusun kekuatan merebut kembali tahta dari Ra Kuti.
Sikap ksatria seorang Gajah Mada menjadi bentuk kesetiaanya kepada negara. Diperkirakan Gajah Mada sudah menjadi prajurit Majapahit sejak kepemimpinan raja pertama yaitu Raden Wijaya.
Tak mengherankan jika Gajah Mada memegang prinsip utama sebagai seorang prajurit untuk membela negara serta rajanya dengan segenap jiwa dan raga.
Korbankan Anak Buah Demi Keselamatan Raja
Raja Jayanegara disembunyikan di Desa Bendander sampai situasinya meredam dan bertekad kembali merebut tahta dari tangan Ra Kuti.
Beragam tindakan dilakukan Gajah Mada demi raja termasuk membunuh anak buahnya yang disinyalir akan berkhianat.
Kala itu anak buah Gajah Mada meminta izin untuk meninggalkan Desa Bedander dengan alasan pribadi. Karena tak ingin keberadaan Jayanegara diketahui, Gajah Mada tidak menoleransi siapapun yang berpotensi menjadi pengkhianat.
Gajah Mada memilih untuk mengorbankan prajuritnya yang berpotensi berkhianat daripada persembunyian Jayanegara diketahui musuh.
Serangan Balik Gajah Mada Kalahkan Ra Kuti
Keputusan Gajah Mada membawa Jayanegara sembunyi di Bedander membawa dampak positif baginya untuk mengambil langkah selanjutnya.
Gajah Mada mencoba mencari tahu seberapa besar dukungan untuk Jayanegara atau malah mendukung Kuti kaum pemberontak. Gajah Mada sempat memberikan pernyataan kepada pejabat dan rakyat Majapahit bahwa Jayanegara telah tewas.
Kabar tersebut membuat Majapahit gempar dan penuh reaksi sedih dari masyarakat. Gajah Mada yang melihat reaksi tersebut menganggap dukungan kepada Jayanegara masih amat sangat besar sehingga ia menganulir pernyataanya dan mengatakan bahwa Jayanegara masih hidup dan kini disembunyikan di tempat rahasia.
Melihat situasi yang tepat untuk melakukan serangan balik, Gajah Mada berhasil menguasai kembali ibu kota Majapahit dan menangkap Ra Kuti untuk dihukum mati. Jayanegara pada akhirnya kembali memperoleh tahtanya. (mdk/thw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Di balik kehebatan Majapahit, ada pemimpin militer hebat yang memimpin pasukan hebat. Di era Raja Hayam Wuruk, ada dua jenderal perang sakti dan ditakuti.
Baca SelengkapnyaCikal bakal Kepolisian Republik Indonesia (Polri) ternyata sudah ada sejak zaman Majapahit. Begini kerjaan mereka dulu.
Baca SelengkapnyaBhayangkara adalah pasukan elit Kerajaan Majapahit. Pasukan ini bahkan yang berada di garda terdepan saat terjadi peperangan. Sejak awal pertama kali terbentuk, pasukan ini hanya terdiri 15 orang dan dikepalai oleh Patih Gajah Mada.
Baca Selengkapnyaia adalah wanita terhormat, bijak, cerdas, dan berpendirian teguh
Baca SelengkapnyaPara jawara berada di bawah komando para ulama dan kiai yang saat itu menjadi sumber kekuatan sosial dan spiritual di Banten.
Baca SelengkapnyaWalaupun masing-masing punya cara yang berbeda, mereka punya peran besar bagi perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajah
Baca SelengkapnyaSejak puluhan abad silam, daerah ini sudah jadi wilayah penting bagi kehidupan masyarakat.
Baca SelengkapnyaSisingamangaraja XII juga dikenal sebagai Raja Tuan Marhajan Siregar, adalah seorang pahlawan dari Tanah Batak.
Baca SelengkapnyaHari ini adalah 128 tahun wafatnya Teuku Nyak Makam yang patut dikenang oleh masyarakat Indonesia.
Baca SelengkapnyaMereka dipilih dari para petarung terbaik. Siap mati melindungi Tatar Sunda.
Baca SelengkapnyaDikenal sebagai abdi utama bagi nusa bangsa, ternyata ada beberapa fakta menarik tentang polri, apa saja?
Baca SelengkapnyaSunan Prapen merupakan keturunan Sunan Giri yang diyakini merupakan waliyullah yang memiliki karomah
Baca Selengkapnya