Pidato Lengkap Jenderal Nasution Sebut Fitnah PKI Lebih Kejam dari Pembunuhan
Merdeka.com - Beberapa hari lagi, lebih tepatnya pada 5 Oktober mendatang Indonesia akan merayakan HUT TNI. Namun perayaan tahun ini sangat berbeda jauh jika dibandingkan pada tahun 1965. Sebab, peringatan HUT TNI kala itu juga bersamaan dengan pelepasan jenazah para jenderal yang terbunuh dalam tragedi G30S/PKI.
Sebelum pemakaman berlangsung, Jenderal Abdul Haris Nasution membacakan isi pidatonya di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta. Jenderal AH Nasution berhasil membacakannya dengan terbata-bata dan sesekali menitikkan air mata. Pidato AH Nasution tersebut juga bisa kita saksikan di bagian akhir film pengkhianatan G30 S/PKI yang saat zaman Orde Baru dulu diputar tiap malam 30 September.
HUT TNI & Pelepasan Jenazah
-
Siapa yang memimpin PKI saat peristiwa G30S PKI? Di mana peristiwa ini dilancarkan oleh PKI yang saat itu dipimpin Dipa Nusantara (DN) Aidit dan Pasukan Cakrabirawa di bawah kendali Letnan Kolonel Untung Syamsuri.
-
Kapan pembantaian PKI terjadi? Saat peristiwa pembantaian para anggota PKI yang terjadi pada kurun waktu tahun 1965-1967, Pak Darmadi masih duduk di kelas 4 SD.
-
Siapa pemimpin utama G30S/PKI? Para perwira militer utama G30S adalah Komandan Batalyon I Tjakrabirawa, Letkol Untung Syamsuri.Komandan Brigade I Djaja Sakti yang bertugas sebagai Pengamanan Ibukota, Kolonel Latief, dan Komandan Resimen Pasukan Pertahanan Pangkalan, Mayor Udara Sujono.Ada juga Panglima Komando Tempur dari Kalimantan Brigjen Soepardjo.
-
Kapan peristiwa G30S PKI terjadi? Sesuai Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 28 Tahun 1975, G30S PKI adalah peristiwa pengkhianatan atau pemberontakan yang dilancarkan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) dan atau pengikut-pengikutnya terhadap Pemerintah Republik Indonesia pada tanggal 30 September 1965, termasuk gerakan atau kegiatan persiapan serta gerakan kegiatan lanjutannya.
-
Siapa yang memimpin gerakan G30S/PKI? Brigjen Soepardjo menjadi salah satu tokoh kunci dalam gerakan tersebut bersama DN Aidit, Sjam Kamaruzaman, dan Letnan Kolonel Untung Sjamsuri.
-
Bagaimana PKI berusaha membunuh Abah Anom? Mereka tidak langsung melakukan serangan, melainkan menyusup ke dalam lingkungan Pondok Pesantren Suryalaya dengan menyamar sebagai santri.
Tak ada yang menyangka sebelumnya, HUT TNI yang biasanya meriah hari itu diliputi oleh kesedihan. 5 Oktober 1965, tampaknya menjadi salah satu hari yang tak terlupakan bagi masyarakat Indonesia. Tepat di hari itu, dilangsungkan pelepasan jenazah para jenderal yang terbunuh akibat kekejaman PKI.
"Para prajurit sekalian. Kawan-kawan sekalian. Terutama rekan-rekan yang sekarang kami sedang lepaskan. Bissmillahirrahmanirrahiim. Hari ini hari angkatan bersenjata kita, hari yang selalu gemilang, tetapi yang kali ini, hari yang dihinakan, oleh fitnahan, dihinakan oleh penghianatan, dihinakan oleh penganiayaan," ujar Jenderal AH Nasution.
"Tetapi hari angkatan bersenjata kita, kita setiap prajurit tetap rayakan dalam hati sanubari kita, dengan tekad kita, dengan nama Allah yang maha kuasa, bahwa kita akan tetap menegakkan kejujuran, kebenaran, keadilan; Jendral Suprapto, Jendral Hartono, Haryono, Jendral Parman, Jendral Panjaitan, Jendral Sutoyo, Letnan Tendean," lanjutnya.
Teruskan Perjuangan & Tugas TNI
Ditinggal untuk selama-lamanya akibat kekejaman PKI, tak membuat para anggota angkatan bersenjata mundur. Jenderal AH Nasution menegaskan para anggota yang masih ada memiliki kewajiban meneruskan perjuangan serta tugas TNI."Kamu semua mendahului kami, kami semua yang kamu tinggalkan punya kewajiban meneruskan perjuangan kita, meneruskan tugas angkatan bersenjata kita, meneruskan perjuangan TNI kita, meneruskan tugas yang suci," katanya."Kamu semua, tidak ada yang lebih tahu dari pada kami yang di sini, dari pada saya sejak 20 tahun kita selalu bersama sama membela negara kita, perjuangan kemerdekaan kita, membela pemimpin besar kita, membela cita cita rakyat kita," sambung Jenderal AH Nasution.
Kami Semua Saksi Perjuanganmu
Jenderal AH Nasution juga mengatakan mereka semua yang masih hidup menjadi saksi dari perjuangan para pahlawan revolusi itu. Meskipun banyak yang hendak mencemarkan dan memfitnah namun mereka tetap akan menegakkan kebenarannya. "Saya tahu, kamu manusia, tentu ada kekurangan, kesalahan kita semua demikian, tetapi saya tahu kamu semua, lewat 20 tahun penuh memberikan semua darma baktimu semua yang ada padamu untuk cita cita yang tinggi itu, dan karena itu, kamu, biarpun, hendak dicemarkan, hendak difitnah, bahwa kamu penghianat," kata Jenderal AH Nasution.
istimewa
"Justru di sini kami semua, saksi yang hidup, kamu adalah telah berjuang, sesuai dengan kewajiban kita semua, menegakkan keadilan, kebenaran, kemerdekaan. Tidak ada yang ragu ragu, kami semua sedia juga, mengikuti jalan kamu. Jika memang fitnah mereka itu benar, kami akan buktikan," sambungnya.
Menghadap Sebagai Pahlawan
Meskipun berat, Jenderal AH Nasution dan lainnya mengikhlaskan kepergian teman perjuangannya. Para pahlawan ini haruslah menghadap kepada asal mula mereka dan yang menciptakan yakni Allah SWT. Karena pada akhirnya Dialah Panglima Kita Yang Paling Tertinggi dan menentukan segala sesuatu."Rekan rekan, adik adik saya sekalian. Saya sekarang sebagai yang tertua, dalam TNI yang tinggal bersama lainnya, akan meneruskan perjuangan kamu, membela kehormatan kamu, menghadaplah sebagai pahlawan, pahlawan dalam hati kami seluruh TNI," paparnya."Sebagai pahlawan menghadaplah, kepada asal mula kita, yang menciptakan kita, Allah SWT. Karena akhirnya Dialah Panglima Kita Yang Paling Tertinggi. Dialah yang menentukan segala sesuatu, juga atas diri kita semua," lanjutnya.
Kebenaran Tetap akan Menang
Dirinya juga meyakini kebenaran akan tetap menang dan yang tidak benar akan hancur. "Tetapi dengan keimanan ini juga, kami semua yakin, bahwa yang benar akan tetap menang, dan yang tidak benar akan tetap hancur. Fitnah, fitnah berkali kali, fitnah lebih jahat dari pembunuhan, lebih jahat dari pembunuhan, kita semua difitnah, dan saudara saudara telah dibunuh, kita diperlakukan demikian," sambungnya."Tapi jangan kita, jangan kita dendam hati, iman kepada Allah SWT, iman kepada Nya, mengukuhkan kita. Karena Dia perintahkan, kita semua berkewajiban, untuk menegakkan keadilan dan kebenaran," tandasnya. (mdk/tan)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Foto langka Jenderal A.H Nasution dan D.N Aidit sukses mencuri perhatian. Terlihat dalam foto lawas tersebut keduanya saling tersenyum dan tertawa.
Baca SelengkapnyaTangis kesedihan pecah saat pemakaman Kapten Pierre Tendean korban peristiwa G30S PKI.
Baca SelengkapnyaKasad Jenderal TNI Dudung Abdurrahman meminta anggota TNI yang menculik dan menganiaya pemuda Aceh Imam Masykur hingga tewas dihukum seberat-beratnya.
Baca SelengkapnyaDudung menambahkan, ia tidak keberatan jika ada lembaga lain yang meminta peradilan koneksitas. Ia justru mendorong hal tersebut.
Baca SelengkapnyaHal itu disampaikan Amien Rais dalam diskusi Tokoh Oposisi Anti-Mulyono yang digelar di Kawasan Menteng
Baca SelengkapnyaMuseum Jenderal Besar AH Nasution adalah saksi bisu dari salah satu peristiwa paling kelam dalam sejarah Indonesia, G30S/PKI.
Baca SelengkapnyaTNI versus Tokoh PKI Kebal Peluru, apa yang dilakukan untuk melawan PKI?
Baca SelengkapnyaTPN Ganjar-Mahfud menyebut maksud pidato Megawati, singgung kondisi nepotisme yang brutal
Baca SelengkapnyaPotret lawas mendiang Jenderal Besar AH Nasution saat masih berseragam militer bersama istrinya.
Baca SelengkapnyaJenderal Dudung memastikan, hukuman militer akan lebih berat dibanding hukuman sipil.
Baca SelengkapnyaSi Mulyono ini, Jokowi, jelas pencinta PKI. Lihat saja Kepres nomor 17 tahun 2022 yang berisi permintaan maaf kepada PKI, kata Amien Rais.
Baca SelengkapnyaKetua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyampaikan pidato politik.
Baca Selengkapnya