Sinden Bojonegoro yang Dulu Hits dan Dibayar Puluhan Juta Kini Ngamen Menelusuri Jalan
Seorang sinden asal Bojonegoro yang dulu sukses kini harus ngamen keliling pedesaan.
Seorang sinden asal Bojonegoro yang dulu sukses kini harus ngamen keliling pedesaan.
Sinden Bojonegoro yang Dulu Hits dan Dibayar Puluhan Juta Kini Ngamen Menelusuri Jalan
Setiap orang memiliki jalan hidupnya masing-masing. Popularitas yang didapatkan pada masa lalu, bisa saja habis dan berubah.
Perubahan itu bisa menjadi keadaan yang justru kurang menguntungkan. Hal itulah yang dirasakan oleh seorang sinden yang berasal dari Bojonegoro.
Sinden tersebut, dahulu sangatlah terkenal dan bahkan sampai dibayar puluhan juta hanya untuk satu kali tampil. Namun, kini ia harus berjuang untuk hidupnya tidak segemilang dahulu.
Demi tetap bisa berkesenian, sinden yang sudah berusia lanjut tersebut rela keliling menyusuri kampung untuk ngamen dan mengais rezeki. Simak ulasannya sebagai berikut.
Sinden Bojonegoro Ngamen Menyusuri Jalan
Sebuah video yang diunggah oleh channel Youtube GALERY KAMPUNG DESA memperlihatkan seorang sinden dari Bojonegoro yang sudah tidak bersinar seperti zaman dulu, tepatnya 10 tahun yang lalu. Pada masa keemasan sinden, perempuan yang sudah lanjut usia itu bisa dibayar Rp10 juta dalam satu kali penampilan.
Namun, sekarang, mereka harus mencari uang dengan cara ngamen dari kampung ke kampung dan berharap ada orang yang mau menyawernya.
“Pada masa lalu sekitar 10 tahun yang lalu, pesinden ini sekali manggung honornya sekitar Rp10 juta. Bisa lebih tidak bisa kurang. Namun, sekarang berbeda cerita dengan pada masa itu,”
kata pria yang merekam video.
“Para seniman dan seniwati ini momen momen yang indah seperti dulu tidak mungkin terulang dan tidak didapatkan lagi. Mereka pun tidak pudar semangat walaupun harus menjalani seperti ini,”
lanjutnya.
Pendapatan Harian Para Sinden
Para personel sinden tersebut dipimpin oleh Hartini, seorang perempuan paruh baya yang sampai sekarang masih bernyanyi untuk masyarakat kampung di Bojonegoro. Hartini mempunyai tim yang terdiri dari tiga orang laki-laki dan satu orang sinden. Tiga orang laki-laki tersebut berperan sebagai penabuh gamelan dan kendang, sedangkan satu perempuan lainnya menemani Hartini menyanyikan sebuah lagu sinden dengan menggunakan bahasa Jawa.
Dalam satu hari, pendapatan grup sinden atau waranggono tersebut sangatlah bervariasi. Menurut keterangan, mereka bisa mendapatkan uang sejumlah Rp1,5 juta sampai Rp2,5 juta tergantung saweran yang didapatkan dalam sehari.
“Adapun sebagai pimpinan karawitan ini adalah ibu Hartini. Artinya, semua alat ini milik ibu Hartini. Para panjak atau pemain gamelan nanti dibayar sesuai dengan harian, atau tergantung dari ramai sepinya atau banyak sedikitnya pendapatnya satu rombongan,” terang pria yang merekam video.