Sosok Cantik Sumayya Wushah Jurnalis Perang Cilik yang Ada di Jalur Gaza
Jurnalis cantik di Jalur Gaza ini berusia 11 tahun.
Jurnalis cantik di Jalur Gaza ini berusia 11 tahun.
Sosok Cantik Sumayya Wushah Jurnalis Perang Cilik yang Ada di Jalur Gaza
Para jurnalis cilik di Jalur Gaza, Palestina sempat mencuri perhatian dunia.
Dengan berani, mereka melaporkan situasi terkini di tengah serangan yang terus dilakukan Israel di wilayah tersebut.
Salah satunya ialah gadis berusia 11 tahun bernama Sumayya Wushah. Sosok cantik dan berani jurnalis cilik itupun jadi perbincangan. Simak ulasannya:
Sosok Jurnalis Cilik
Sumayya Wushah merupakan salah satu jurnalis cilik yang ada di Jalur Gaza.
Menggunakan rompi dan topi 'Press' foto-fotonya saat tengah memberikan laporan terkait situasi di Gaza, viral beredar.
Dilansir dari aljazeera, Sumayya menyebut jika dia memang memiliki cita-cita menjadi seorang jurnalis.
Dia mengaku terinspirasi dengan sosok reporter Al Jazeera, yakni Shireen Abu Akhleh yang tewas ditembak pasukan Israel di Jenin, Palestina.
Saat ditanya, Sumayya mengaku jika dia tidak merasa takut sama sekali dengan ancaman yang mungkin ia dapat saat menjadi jurnalis.
"Saya tidak takut. Saat saya keluar saya menyerahkan (hidup) saya pada Allah SWT," kata Sumayya dikutip dari aljazeera (31/5).
Pada kesempatan tersebut, Sumayya juga menyampaikan pesan dan harapannya terkait agresi militer yangsaat ini terjadi di Palestina.
"Saya berharap perang segera berakhir. Dan saya berharap dunia bisa membantu memberikan bantuan kemanusiaan untuk anak-anak di jalur Gaza," pungkasnya.
Jurnalis Jadi Target Sasaran Israel
Selama melakukan agresi ke Jalur Gaza, militer Israel ternyata turut menargetkan para jurnalis yang bertugas.
Setelah kurang lebih delapan bulan, sekitar 141 jurnalis dilaporkan tewas terbunuh dalam perang ini.
Sementara sekitar puluhan lainnya dilaporkan luka, hilang, dan ditahan atau menjadi sandera.
Israel sendiri sudah menyerang Palestina selama berbulan-bulan sejak 7 Oktober 2023 lalu.
Serangan itu menyebabkan lebih dari 36.000 orang terbunuh dan 81.100 orang lainnya terluka.
Agresi militer Israel telah menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza.
Kejahatan genosida ini juga menyebabkan banyak orang kehilangan tempat tinggal dan berisiko kelaparan.
Sebab, sebelumnya Israel juga sempat mempersulit distribusi pasokan bantuan obat-obatan dan makanan ke daerah kantong tersebut.