Terseyum, Bu Yoyoh Pensiun dari Stasiun TV Swasta Sedang Menikmati Panen Sayuran di Hutan
Pensiunan stasiun TV swasta ini bahagia saat panen sayuran di hutan dekat rumahnya.
Pensiunan stasiun TV swasta ini bahagia saat panen sayuran di hutan dekat rumahnya.
Terseyum, Bu Yoyoh Pensiun dari Stasiun TV Swasta Sedang Menikmati Panen Sayuran di Hutan
Ibu Yoyoh membagikan momen bahagia dirinya saat menikmati panen sayuran hasil bertaninya.
Wanita asal Sumedang ini memang memilih pulang ke desa dan tinggal di hutan sejak pensiun. Ia sendiri merupakan pensiun dari stasiun TV swasta di Jakarta. Lantas bagaimana potret Bu Yoyoh tersenyum saat sedang menikmati panen sayuran di hutan? Melansir dari akun Instagram yoyoh.haryani, Selasa (18/7), simak ulasan informasinya berikut ini.
Ibu Yoyoh tampak begitu bahagia saat sedang panen sayuran. Ia memang kini bergelut di dunia pertanian usai pensiun dari stasiun TV swasta.
Luasnya lahan kosong di rumahnya membuat Yoyoh banyak menanam beragam jenis tanaman. Rumahnya sendiri terletak jauh dari pemukiman padat penduduk.
Meski sempat berada di hiruk pikuk kota Jakarta, Ia tak gentar memulai kesibukannya dengan bertani.
"(Berkebun) campur Mas. Tanaman-tanaman kerasnya itu adalah yang komoditi di sini, cengkeh sama kopi. Tapi saya campur-campur juga, ada pohon kayu, ada pohon buah-buahan durian manggis. Tapi ya masih belum menghasilkan Mas," paparnya dilansir dari akun YouTube Rizquna Channel.
Kini, Bu Yoyoh tengah menikmati hasil jerih payahnya. Sejumlah sayuran yang ditanamnya telah panen. Salah satunya adalah terong ungu.
Sebelumnya, Ibu Yoyoh sukses mencuri perhatian publik karena memilih tinggal di desa di tengah hutan kaki Gunung. "Saya kalau tinggalnya ya menetap di sini baru menginjak 6 tahun," ungkap Ibu Yoyoh.
Menariknya, Bu Yoyoh dulunya bekerja dan tinggal di Jakarta. Bahkan, Ia merupakan pensiunan dari stasiun TV swasta.
"Dulu saya sempat banyak (kerja), macam-macam Mas. Waktu pertama dulu saya sempat di Perusahaan (jual) produk-produk herbal dari Amerika," sambung Ibu Yoyoh.
"Terus saya masuk ke salah satu TV Nasional. Dari tahun 1994 Mas. Jadi 1993 saya melamar, tahun 1994 saya masuk sampai tahun 2010. Di divisi engineering kebetulan. Terakhir adalah di divisi transmisi," jelasnya.
Ia kemudian kembali ke desa dan membeli rumah dari Angkatan Laut.
"Kalau saya di sini beli, beli dari Angkatan Laut. Ini saya beli kaplingan Angkatan Laut 1 kapling. Kalau kakek saya dari Ibu itu Angkatan Darat, tapi dusunnya berbeda," ujarnya.