Terungkap Bisnis Sampingan Kopda Muslimin & Sumber Uang buat Bayar Penembak Istrinya
Merdeka.com - Tim gabungan Kepolisian dan Kodam IV Diponegoro masih melakukan penyelidikan terkait kekayaan Kopda Muslimin. Penyelidikan dilakukan karena Kopda Muslimin menggelontorkan uang ratusan juta rupiah buat lima eksekutor untuk membunuh istrinya.
Seperti diketahui, otak kasus penembakan istri anggota TNI Rina Wulandari oleh orang tak dikenal ternyata adalah suaminya sendiri yakni Kopda Muslimin. Ia bahkan telah menyiapkan uang Rp400 juta untuk para pelaku.
Rupanya, Kopda Muslimin memiliki sejumlah bisnis yang tak terduga. Lantas, dari mana kekayaan Kopda Muslimin tersebut? Simak ulasan selengkapnya berikut ini, Jumat (29/7).
-
Siapa istri prajurit TNI ini? Bukan dengan wanita asli Papua, Ia berpacaran dengan wanita asal Pekanbaru, Riau.
-
Apa yang dilakukan oleh istri anggota TNI? Setelah dinikahi Letkol Inf Nur Wahyudi pada 2022 lalu, Juliana Moechtar menjabat sebagai Ketua Persit dan Ketua Yayasan Cabang XIX Siliwangi.
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
-
Siapa istri Kapolri? Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo menutup Pendidikan Taruna Akademi Kepolisian (Akpol) Tingkat IV Angkatan ke-55 Batalyon Satya Dharma Tahun 2024. Tidak sendiri, Listyo hadir bersama dengan sang istri yaitu Juliati Sapta Dewi Magdalena.
-
Apa yang dilakukan Polwan tersebut terhadap suaminya? Tersangka berinisial Briptu FN diketahui membakar suaminya secara hidup-hidup.
Eksekutor Penembak Istri Dijanjikan Uang dan Mobil
Cerita Eksekutor Tak Tega Tembak Kepala Istri TNI seperti Perintah Kopda Muslimin ©2022 Merdeka.com/Danny Adriadhi Utama
Tim gabungan Kepolisian dan Kodam IV Diponegoro terus melakukan penyelidikan terkait kekayaan Kopda Muslimin. Apalagi mengingat nominal bayaran yang ditawarkannya buat para pelaku begitu fantastis.
"Soal kekayaan masih diselidiki. Untuk senpi pasti juga dilakukan penelusuran senjata api yang digunakan pelaku," kata Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol Iqbal Alqudusy, Selasa (26/7).
Terkait upah yang diberikan, berdasarkan keterangan pelaku penembakan atau eksekutor telah menerima kompensasi dari Kopda M senilai Rp120 juta.
Nilai itu masih sebagian dari total upah yang dijanjikan yakni sebesar Rp200 juta, serta satu unit kendaraan roda empat.
"Jadi kalau penembakan mengenai korban meninggal dunia akan diberi bonus Rp200 juta. Baru dikasih pembayaran Rp120 juta itu plus mobil Yaris. Totalnya Rp400 juta," terangnya.
Ambil Uang Ibu Mertua
Instagram @infokomando.official ©2022 Merdeka.com
Polisi mengungkap, usai pelaksanaan penembakan istrinya, Kopda Muslimin memerintahkan orang yang merawat burung di rumahnya untuk mengambil uang ke ibu mertuanya.
Katanya uang itu untuk biaya perawatan rumah sakit dengan total Rp 210 juta. Rupanya, sebagian uang tersebut justru untuk membayar jasa pembunuh bayaran yang mengeksekusi istrinya.
"Jadi saksi ditelepon Mus, untuk ambil uang ke ibu mertua Rp120 juta," kata Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar di Polrestabes Semarang, Kamis (28/7).
Dari hasil pemeriksaan saksi, Kopda Muslimin kembali memerintahkan saksi untuk mengambil uang lagi Rp90 juta karena pihak rumah sakit meminta biaya perawatan lebih.
"Jadi uang Rp90 juta itu dibawa Muslimin untuk kabur," ungkapnya.
Kopda Muslimin diketahui menghilang seusai istrinya jadi korban penembakan. Sosoknya terakhir terlihat saat mengantar Rina ke rumah sakit. Dia juga sempat memberikan upah kepada eksekutor, tak jauh dari rumah sakit tempat korban dirawat.
Bisnis Kopda Muslimin Jualan Pulsa dan Nomor Togel
Anggota TNI berjaga di depan rumah orang tua Kopda Muslimin ©2022 Antara
Salah seorang tersangka sekaligus eksekutor, Sugiono alias Babi mengaku mengenal dekat Kopda Muslimin.
"Istri saya ikut kerja dengan Bang Muslimin," ungkap Sugiono.
Keduanya bahkan biasa minum dan nongkrong bersama.
"Teman lama biasa nongkrong dan minum (mabuk) bareng. Istri saya juga ikut kerja sama dia. Itu kerja jualan pulsa sama jualan nomor togel," kata Sugiono kepada wartawan, Kamis (28/7).
Sugiono mengaku awalnya menolak untuk membunuh Rina meskipun diminta langsung oleh Kopda Muslimin. Ia juga tak menyangka bakal menjadi eksekutor penembakan.
"Tidak ada yang menyuruh (menembak). Kan yang mesan senjata api itu Gondrong, awalnya dia yang mau nembak tapi malah saya. Pertama saya disuruh membunuh istri Kopda Muslimin tapi saya tidak mau. Saya ngomong sama Gondrong jika saya tidak ikut campur masalah ini. Tapi tiba-tiba saya tahu ada rencana penembakan terus disuruh ikut," papar Sugiono.
(mdk/kur)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hingga saat ini, para tersangka masih belum mengakui perbuatannya.
Baca SelengkapnyaIstrinya kesal uang bukan untuk biayai ketiga anak malah habis dipakai judi online
Baca SelengkapnyaTersangka ditangkap polisi saat makan malam di sebuah rumah makan di Kecamatan Bandar Suarabaya, Kawasan Kabupaten Lampung Tengah, Kamis (3/10).
Baca SelengkapnyaMotif Ahmad Bunuh Mayat Dalam Koper, Naik Pitam Korban Minta Tanggung Jawab
Baca SelengkapnyaMisteri penemuan jasad seorang perempuan dalam koper di kawasan Bekasi, Jawa Barat, akhirnya terungkap.
Baca SelengkapnyaKedua pelaku dikenakan pasal 340 KUHP dengan ancaman 20 tahun penjara atau seumur hidup.
Baca SelengkapnyaTabir kematian mayat dalam koper yang ditemukan di Cikarang, Bekasi akhirnya terkuak.
Baca SelengkapnyaPT diamankan di tempat pelariannya di Empat Lawang, Sumatera Selatan. S
Baca SelengkapnyaPenemuan mayat dalam koper menggegerkan warga Kalimalang, Bekasi
Baca SelengkapnyaKorban merasa cemburu melihat tingkah laku suaminya belakangan ini.
Baca SelengkapnyaAhmad Arif Ridwan Nuwloh pelaku pembunuhan mayat dalam koper
Baca SelengkapnyaKecurigaan bahwa kematian Asep tidak wajar semakin kuat setelah adanya tagihan pinjaman online atas nama korban yang diajukan di hari dia meninggal dunia.
Baca Selengkapnya