8 Penyakit ini Bikin Anggaran BPJS Kesehatan Jebol
Merdeka.com - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS Kesehatan terus mengalami defisit kesehatan dari tahun ke tahun. Bahkan tahun ini BPJS diprediksi akan mengalami defisit sebesar Rp9 triliun.
Defisit BPJS kesehatan juga dipengaruhi oleh banyaknya pasien mengalami penyakit katastropik yang harus ditangani. Setidaknya, ada 30 persen penyakit katastropik harus dibiayai menggunakan BPJS.
"Penyakit katastropik yang dibayar BPJS itu hampir 30 persen, jadi menyedot uang itu. Penyakit katastropik termasuk hypertensi, jantung, kanker, leukimia, gagal ginjal stroke dan sebagainya," kata Direktur Kepatuhan Hukum dan Hubungan antar Lembaga badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Bayu Wahyudi.
-
Bagaimana BPJS Kesehatan meningkatkan pelayanan? “Upaya transformasi mutu layanan juga terus kami digaungkan. Komitmen kami adalah menghadirkan wajah baru pelayanan yang lebih mudah, cepat dan setara. Misalnya, lewat DIANI ini, kami juga menghadirkan layanan jemput bola melalui Mobile Customer Service (MCS). Peserta JKN maupun masyarakat umum bisa mengakses pelayanan administrasi JKN, seperti pendaftaran peserta, mengubah lokasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), mengubah ada kepesertaan, meminta informasi, hingga menyampaikan pengaduan,“ kata Siruaya.
-
Bagaimana BPJS mencegah komplikasi penyakit kronis? Tujuan utamanya adalah mengendalikan kondisi penderita agar tidak terjadi komplikasi, artinya ini salah satu upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan mereka.
-
Bagaimana cara BPJS Kesehatan meningkatkan kualitas layanan kesehatan? 'Saat ini juga telah dilakukan implementasi Aplikasi i-Care JKN di fasilitas kesehatan. Ghufron juga menyampaikan pentingnya kerja sama antara BPJS Kesehatan dengan pemerintah daerah dalam mengoptimalkan transformasi digital. Tujuannya untuk memastikan peserta jaminan kesehatan mendapatkan layanan terbaik. 'Lalu bagi peserta yang ingin mendapatkan layanan BPJS Kesehatan tidak selalu harus ke kantor cabang.
-
Apa manfaat BPJS Kesehatan bagi warga? “Kami ingin mengenalkan Program JKN lebih dekat kepada masyarakat. Kami jelaskan hak, kewajiban, manfaat, hingga prosedur berobat menggunakan penjaminan Program JKN. Dengan mengenal lebih dekat seputar Program JKN, kami harap tumbuh kesadaran masyarakat akan pentingnya menjadi peserta Program JKN dan menjaga kepesertaan JKN mereka selalu aktif. Jika suatu hari jatuh sakit dan harus berobat, tidak perlu lagi pusing memikirkan biaya karena sudah dijamin BPJS Kesehatan sesuai prosedur yang berlaku,“ ujarnya.
-
Apa manfaat dari BPJS Kesehatan? 'Dengan memastikan penganggaran, pendaftaran, pembayaran iuran dan kepatuhan dukungan Program JKN. Melalui Sumatera Selatan Berobat Pakai KTP (Sumsel Berkat) harapannya dapat memberikan akses layanan yang mudah, cepat, dan setara bagi peserta JKN,' ujar Ghufron.
-
Bagaimana BPJS Kesehatan membantu program pembiayaan tuberkulosis? BPJS Kesehatan berperan aktif dalam program ini dengan menyediakan berbagai layanan, termasuk dashboard monitoring inovasi pembiayaan TB, sistem kecerdasan buatan yang mampu mendeteksi kepatuhan penderita TB dalam minum obat, interoperabilitas data dalam sistem informasi kepesertaan, sosialisasi kepada fasilitas kesehatan bersama dengan Tim inovasi pembiayaan TB dan Kementerian Kesehatan, serta melakukan monitoring dan evaluasi.
Berikut ini penyakit yang membuat BPJS Kesehatan selalu defisit:
Jantung
Jantung menjadi penyakit yang paling mematikan di dunia dan Indonesia. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dr. Cut Putri Arianie mengatakan berdasarkan Sample Registrasion System (SRS) penyakit jantung menjadi penyebab kematian terbanyak kedua setelah Stroke.
Seperti dikutip dari situs Kementerian Kesehatan RI, penyakit jantung menyebabkan negara rugi. Berdasarkan Data BPJS Kesehatan menunjukkan adanya peningkatan biaya kesehatan untuk penyakit jantung dari tahun ke tahun.
Pada 2014 penyakit jantung menghabiskan dana BPJS Kesehatan Rp4,4 triliun, kemudian meningkat menjadi 7,4 triliun pada 2016, dan masih terus meningkat pada 2018 sebesar Rp9,3 triliun.
"Hal ini menunjukkan besarnya beban negara terhadap penanggulangan penyakit jantung yang harusnya dapat dicegah dengan mengendalikan faktor risiko," kata dr. Cut pada Temu Media Hari Jantung Sedunia, Kamis (26/9) di gedung Kemenkes, Jakarta.
Penyakit jantung koroner terdiri dari penyakit jantung koroner stabil tanpa gejala, angina pektoris stabil, dan sindrom koroner akut. Penyakit jantung koroner stabil tanpa gejala biasanya diketahui dari skrining, sedangkan angina pektoris stabil didapatkan gejala nyeri dada bila melakukan aktivitas yang melebihi aktivitas sehari-hari.
Gagal Ginjal
Selain Jantung, penyakit ginjal juga dijamin BPJS Kesehatan menghabiskan triliunan rupiah. Dalam hal ini yang ditanggung terkait pengobatan cuci darah (hemodialisa) pada pasien gagal ginjal.
Data BPJS Kesehatan pada tahun 2017 mencatat 3.657.691 prosedur cuci darah dengan total biaya Rp3,1 triliun. Pembiayaan tersebut termasuk tinggi dalam kategori pengobatan penyakit tidak menular.
"Pembiayaan tersebut besar karena pasien gagal ginjal yang menjalani hemodialisa juga tinggi jumlahnya. Apalagi (hemodialisa) dijamin BPJS Kesehatan. Ini memberikan kemudahan pasien gagal ginjal untuk mengakses cuci darah," papar Ketua Umum PB Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PB PERNEFRI) Aida Lydia saat ditemui di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Rabu (13/3).
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 Kementerian Kesehatan persentase penyakit ginjal kronik di Indonesia sebesar 3,8 persen dengan kenaikan sebesar 1,8 persen dari 2013.
Kanker
Pengobatan kanker juga termasuk pengobatan yang ditanggung BPJS Kesehatan yang menghabiskan triliunan rupiah. Berdasarkan data BPJS Kesehatan dari 2014-2018, penyakit kanker sudah menghabiskan biaya Rp13,3 triliun.
Sebagai informasi sebanyak 1,5 juta orang Indonesia meninggal karena penyakit kanker. Di Indonesia, jenis kanker yang menyebabkan kematian terbanyak pada pria adalah kanker paru-paru, sedangkan jenis kanker penyebab kematian terbanyak pada wanita adalah kanker payudara.
Sebenarnya banyak cara untuk mengantisipasi penyakit kanker, salah satunya dengan pola hidup sehat, menjaga berat badan, jangan merokok karena rokok bisa menimbulkan berbagai penyakit termasuk paru-paru, mulut, tenggorokan, laring, pankreas, kandung kemih, rahim dan ginjal.
Stroke
Di Indonesia, stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan utama. Data Riskesdas bahkan menunjukkan, peningkatan prevalensi stroke dari 8,3 per 1.000 penduduk pada 2007 menjadi 12,1 per 1.000 penduduk pada 2013. Hal ini menandai masyarakat masih mengabaikan pentingnya pengendalian risiko stroke.
Stroke terjadi akibat sumbatan pembuluh darah (iskemik) atau pendarahan di otak (hemoragik). Untuk mencegah stroke, kata dia, disarankan untuk mengubah perilaku hidup sehat dengan menurunkan berat badan, banyak makan serat, konsumsi buah dan sayuran, berhenti merokok, olahraga teratur, hindari stres dan pembatasan konsumsi lemak berlebih.
Sirosis Hati
Selanjutnya ada sirosis hati, sirosis hati adalah penyakit yang diakibatkan karena kerusakan hati. Pada sirosis, kerusakan hati meninggalkan bekas luka yang mengakibatkan hati tak lagi bekerja normal, seperti membuat protein baru, melawan infeksi, menyingkirkan zat tidak berguna dari darah, mencerna makanan, dan menyimpan energi.
Sirosis dapat dipicu oleh beberapa faktor antara lain, infeksi virus hepatitis B dan hepatitis C, konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan, berat badan berlebih. Bila terjadi selama bertahun-tahun, sirosis bisa menyebabkan gagal hati, sehingga hati tidak lagi berfungsi dengan baik. Namun jika penyebabnya diobati, perkembangan sirosis dapat dihentikan atau diperlambat.
Sirosis hati dapat dicegah, antara tidak berbagi penggunaan jarum suntik, membatasi konsumsi minuman beralkohol, kemudian mengkonsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang, terpenting melakukan vaksinasi hepatitis B sesuai saran dari dokter.
Thalassemia
Kemudian ada penyakit thalassemia. Thalassemia adalah penyakit kelainan darah yang diakibatkan faktor genetik atau faktor turunan. Thalasemia ditandai oleh produksi sel darah merah atau hemoglobin dengan bentuk abnormal, berukuran terlalu kecil, atau dalam jumlah yang tidak tidak memadai (terlalu sedikit).
Penderita thalasemia akan menimbulkan keluhan cepat lelah, mudah mengantuk, hingga sesak napas. Akibatnya, aktivitas penderita thalasemia akan terganggu.
Penderita thalasemia akan melalui transfusi darah berulang untuk menambah sel darah yang kurang. Pada kasus thalasemia yang parah, dokter mungkin akan menganjurkan penderita untuk melakukan transplantasi sumsum tulang. Tetapi tidak semua penderita thalasemia membutuhkan transfusi darah. Penderita thalasemia minor hanya memerlukan pemeriksaan rutin dan transfusi darah pada kondisi tertentu, misalnya setelah melahirkan atau operasi.
Leukimia
Selanjutnya ada leukimia, leukimia adalah kanker yang menyerang sel darah dan sumsum tulang belakang, atau dikenal juga dengan kanker darah. Leukimia memengaruhi produksi dan fungsi leukosit atau sel darah putih dalam melawan infeksi, karena DNA darah mengalami kerusakan.
Kondisi tidak normal tadi menyebabkan sumsum tulang belakang memroduksi sel darah putih secara berlebihan. Hal ini mengakibatkan penumpukan dalam sumsum tulang dan mengurangi jumlah sel darah yang sehat.
Hemofilia
Hemofilia adalah gangguan darah yang membuat darah jadi sulit membeku sehingga luka akan berlangsung lebih lama. Hal ini terjadi karena protein yang menjadi faktor pembeku darah membentuk jaring penahan di sekitar trombosit (sel darah) sehingga bisa membekukan darah dan pada akhirnya berhenti perdarahan. Namun pada penderita hemofilia, proses ini tidak berlangsung.
Datangnya penyakit memang tidak bisa diprediksi. Namun, jika kamu berkomitmen untuk selalu menjaga kesehatan, maka kamu bisa terhindar dari serangan penyakit di atas.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
BPJS Kesehatan pernah menjadi sorotan tajam karena terjadi defisit anggaran. Belum lagi soal pelayanan untuk peserta BPJS di rumah sakit.
Baca Selengkapnya"Beban kesehatan yang dikeluarkan karena penyakit paru kronis itu jauh lebih besar dari pendapatan Bea Cukai," kata Budi.
Baca SelengkapnyaJokowi mengapresiasi kini sudah ada 95,7 persen warga Indonesia yang terdaftar di BPJS Kesehatan
Baca SelengkapnyaAli Ghufron Mukti mengusulkan kenaikan iuran BPJS Kesehatan karena tantangan yang dihadapi di depan cukup berat.
Baca Selengkapnya"Ini banyak ditanyakan kenapa BPJS yang not so profit kok duitnya banyak katanya.
Baca SelengkapnyaBPJS Kesehatan juga terus berbenah melakukan perbaikan layanan dari masa ke masa.
Baca SelengkapnyaBiaya Pengobatan Penyakit Pernapasan di BPJS Tembus Rp10 Triliun, Menkes Minta Polusi Udara Ditekan
Baca SelengkapnyaJokowi berharap, meski ke rumah sakit sudah gratis karena BPJS, namum diharapkan warga tetap menjaga kesehatan.
Baca SelengkapnyaSebagai ketua TC Health, Ghufron juga menyoroti bagaimana sebuah negara harus senantiasa adaptif dan terus berinovasi.
Baca SelengkapnyaBiaya kesehatan di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun.
Baca SelengkapnyaBPJS Kesehatan mengklarifikasi isu dugaan kerugian sebesar Rp20 triliun dalam penyelenggaraan Program JKN.
Baca SelengkapnyaKinerja BPJS Kesehatan lebih baik dibandingkan jaminan kesehatan sosial yang ada di berbagai negara.
Baca Selengkapnya